Apakah dampak klaim izin dari Jokowi kepada Prabowo terhadap PDI-P? Bergemingkah? Jika gerakan klaim Gerindra ini sudah dikoordinasikan dan dikomunuikasikan dengan PDI-P, maka ini tentu saja tidak masalah. Namun jika klaim ini belum dikoordinasikan dan belum dikomunikasikan, maka sikap PDI-P bisa mengambil keputusan yang berbeda dengan  perkiraan Gerindra.
Jika PDI-P tidak terusik dengan klaim izin Jokowi ini, maka patut diduga ini adalah sesuatu yang sudah dikomunikasikan. Jika PDI-P bereaksi, patut diduga bahwa ini belum dikomunikasikan. Pernyataan Sekjen PDI-P bahwa Megawati sedang mengasah dan menggodok Capres patut diduga sebagai persiapan untuk mengarahkan nama Bacapres dari PDI-P yang akan diumumkan sesuai jadwal yang diinginkan PDI-P.
Bagi PDI-P sepertinya trik klaim izin Jokowi ini kurang berpengaruh. Pengamatan PDI-P terhadap Jokowi adalah dukungannya terhadap Ganjar Pranowo, bukan untuk Prabowo. Bambang Pacul dari PDI-P mengatakan bahwa lebih mudah berkomunikasi dengan Prabowo daripada Ganjar. Apakah ini sebuah indikasi? Jika ini sebuah indikasi, maka patut diduga klaim Gerindra atas izin Jokowi kepada Prabowo sebagai Capres merupakan ujian bagi Jokowi dan relawannya.
Dampak terhadap Nasdem, PKS dan Demokrat.
Koalisi Gerindra dan PKB serta deklarasi Bacapres Prabowo ingin mengikuti gaya KIB yang diprakarsai Golkar. Bahwa perkiraan dan kemungkinan KIB sebagai kendaraan cadangan yang dipersiapkan untuk pengganti Jokowi sedang diuji. Ini juga tentu akan mendorong partai lain seperti Partai Nasdem, PKS dan Demokrat menentukan sikap.
Apa dampak klaim Gerindra tentang izin Jokowi kepada Prabowo terhadap Nasdem, PKS dan Demokrat? Dengan sudah adanya dua koalisi yang sudah diumumkan, yaitu KIB dan Gerindra-PKB, maka posisi Nasdem, PKS dan Demokrat seakan terpaksa harus mengintensifkan komunikasi. Dampak ini paling berpengaruh kepada partai Nasdem yang akan menentukan.
Jika Nasdem mau membangun koalisi dengan PKS dan Demokrat, maka mereka bisa menjadi satu gerbong kendaraan Paslon Pilpres 2024. Namun jika Partai Nasdem akan memilih bergabung dengan KIB, atau bahkan nanti dengan PDI-P, maka status Demokrat dan PKS akan terkatung-katung. Mereka akan memilih koalisi mana yang mungkin diikutinya, bukan lagi kesepakatan membuat koalisi baru. Mereka menjadi pengikut koalisi yang ada, bukan membentuk koalisi dari awal secara bersama-sama.
Gerindra dan Prabowo ingin membentuk arah dan posisi Pilpres 2024. Mereka tidak mau tergantung dengan partai lain dan dukungan dari tokoh lain. Termasuk ke PDI-P. Apalagi dengan partai Nasdem yang tidak mencantumkan nama Prabowo sebagai Bacapres dalam Rakernasnya. Ini seperti tindakan balasan Gerindra kepada partai Nasdem. Koalisi dengan PKB dan klaim izin dari Jokowi menjadi sebuah trik politik yang menggelitik.
Bagaimana para elit politik partai menanggapi dan bersikap terhadap klaim izin ini akan segera terlihat dalam minggu dan bulan ke depan ini. Komunikasi politik antar partai kemungkinan akan kembali intens untuk membentuk koalisi dan bagaimana mereka ikut serta dalam kontestasi Pemilu dan Pilpres 2024 yang akan datang.
Salam klaim izin Jokowi.
Aldenrtua Siringoringo.