Kenapa Rencana Koalisi Gerindra-PKB Belum Mengajak PKS?
Kabarnya, Gerindra-PKB akan deklarasi pada saat Rakernas Gerindra 13 Agustus 2022. Kenapa PKS belum diajak? Apakah PKB sudah lupa Koalisi Semut Merah? Bukankah PKB dan PKS sebelumnya sudah merancang Koalisi Semut Merah? Apakah karena Koalisi Gerindra-PKB, Koalisi Semut Merah ditinggalkan?
Ada pepatah berupa nasehat dalam pergaulan yang menyebutkan, "jangan karena ada kawan baru, kawan lama ditinggalkan." Kenapa harus ada pepatah berupa nasehat ini? Ada kebiasaan buruk seseorang yang gonta-ganti kawan dan tidak mau menghargai kawan lama karena kemunculan kawan baru.
Kira-kira demikianlah yang terjadi dengan PKB. PKB semula sudah menjalin komunikasi dengan PKS dan mengatakan bahwa mereka akan membentuk Koalisi Semut Merah dan tinggal mencari satu partai lagi untuk bisa mencapai syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
Namun satu hari setelah Rakernas Partai Nasdem, nama Prabowo tidak disebutkan sebagai Bacapres, Prabowo dan Muhaimin ketemu. Dan seakan korslet, mereka langsung menyampaikan keinginan akan membangun koalisi Gerindra-PKB. Memang, koalisi mereka langsung bisa memenuhi syarat ambang batas 20 persen untuk mengusung Paslon dalam Pilpres 2024.
Lalu, rencana Koalisi Semut Merah seakan terlupakan dan ditinggalkan. Menjelang rencana pengumuman Koalisi Gerindra-PKB tanggal 13 Agustus 2022, PKS juga belum diajak bergabung.
Seandainya diajak bergabung, apakah PKS akan mau serta merta bergabung? Atau PKS masih pelu berpikir panjang? Tentu saja hal ini bergantung cara mengajaknya.Â
Apakah yang mengajaknya hanya PKB atau Gerindra dan PKB bersamaan, tentu saja berbeda. Apakah ada tawar-menawar paket Paslon atau susunan kabinet, ini akan menjadi daya tarik.
PKS juga sedang berusaha mendekat Ke PP Muhammadiyah. Jika ada kesepakatan dengan Muhammadiyah akan menjadi kekuatan tersendiri bagi PKS. Ini tentu akan menambah amunisi negosiasi sebagai partai Islam yang mendapat dukungan dari Muhammadiyah.
Jika pertemuan PKS dengan Muhammadiyah hanya sebuah komunikasi dan silaturahmi yang datar tanpa kesepahaman, PKS akan tetap seperti sediakala dengan kader dan pendukung lamanya. Tidak ada yang signifikan. Posisi tawarnya lemah saja.
Jika PKS bergabung dengan Gerindra-PKB, maka akan tertinggallah Partai Nasdem dan Partai Demokrat yang tak mungkin membuat koalisi berdua saja karena tidak memenuhi sayarat 20 persen.
Apakah PKS akan lebih memilih bergabung dengan Gerindra-PKB atau dengan Partai Nasdem-Partai Demokrat? Ini akan membuat PKS harus menimbang-nimbang dan menghitung segala kemungkinan.
Bagaimanalah PKS bisa memilih antara Gerindra-PKB atau dengan Partai Nasdem-Partai Demokrat, jika Gerindra-PKB tidak mengajaknya bergabung? Jika tanggal 13 Agustus 2022 deklarasi Gerindra-PKB sudah diumumkan, mungkin PKS hanya menunggu kemungkinan bergabung dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Jika Partai Nasdem juga memilih KIB atau bergabung dengan PDIP, maka PKS dan Partai Demokrat yang tertinggal merana dengan pilihan yang sulit.
Ternyata, masalah PKS yang belum diajak oleh Gerindra-PKB bukan hanya berakibat kepada PKS dan Koalisi Semut Merah yang gagal.  Itu juga  akan membawa kesulitan kepada Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Mungkin bagi PKS lebih baik tidak diajak Gerindra-PKB dengan harapan akan melahirkan perasaan senasib sepenanggungan dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.Â
Dengan perasaan tersebut, mungkin mereka akan bisa membangun sebuah koalisi yang terpaksa, karena ditinggalkan partai lainnya dan sudah membentuk koalisi.
Pengumuman koalisi Gerindra-PKB pada tnggal 13 Agustus 2022 akan kita tunggu dan melihat komposisi koalisi ini. Apakah hanya Gerindra-PKB atau ikut PKS. Sembari juga akan melihat reaksi Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Sambil menunggu, kita boleh ngopi dulu.
Salam koalisi.
Aldentua Siringoringo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H