Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Xi Jinping Girang, Jokowi Berterima Kasih, Bagaimana Natuna dan Laut China Selatan?

27 Juli 2022   05:18 Diperbarui: 27 Juli 2022   10:25 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunjungan Presiden Jokowi ke China kali ini cukup semarak. Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang dahulu, barulah bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Aura positif muncul. Presiden Jokowi merupakan kepala negara pertama yang berkunjung ke China setelah Olimpiade Musim Dingin.

Kerjasama dan kemitraan strategis selama ini telah membangun hubungan yang baik dengan China. Walaupun di sisi lain, ketegangan di Laut China Selatan masih tetap mengganggu hubungan ASEAN dengan China. Juga masalah Natuna.

Kunjungan Presiden Jokowi sesungguhnya bukan hanya membicarakan kerjasama ekonomi Indonesia China, namun juga membicarakan kawasan regional dan dunia. Perang Ukraina-Rusia yang membawa dampak internasional kepada banyak negara menjadi perhatian.

Dari sisi hubungan bilateral Indonesia-China bisa dikatakan kerjasama yang baik. Investasi China di Indonesia menyangkut infrastruktur dan berbagai bidang lain cukup signifikan. Bahkan Jokowi dituduh para penentangnya sebagai antek asing dan aseng.

Apakah kegirangan Xi Jinping akan mendorong pembicaraan yang akan menghasilkan kerjasama yang lebih baik antara Indonesia-China? Apakah neraca perdagangan masih bisa ditingkatkan untuk bisa saling menguatkan?

Pertanyaan berikutnya adalah, seberapa besar pengaruh kunjungan dari Presiden Jokowi bisa memberikan sumbangsih bagi penyelesaian konflik di Laut China Selatan? Seharusnya Presiden Jokowi bisa memanfaatkan momen kunjungan kali ini untuk mencari penyelesaian tentang konflik di Laut China Selatan. Kenapa?

Tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN. Konflik China dengan negara-negara ASEAN di laut China Selatan. Bahkan Natuna juga masih diklaim China sebagai bagian garis suteranya. Ini telah menjadi ganjalan antara Indonesia-China.

Memang Indonesia dan Presiden Jokowi harus seoptimal mungkin melakukan tugas diplomasi untuk penyelesaian berbagai masalah kawasan dan dunia. Posisi Presidensi G-20 yang sedang berada di tangan presiden Jokowi harus dioptimalkan untuk kepentingan Kawasan ASEAN, secara khusus untuk kepentingan nasional Indonesia.

Apapun peran Indonesia, baik sebagai Presidensi G-20 sekarang dan menjadi Ketua ASEAN tahun depan, semuanya harus diarahkan kepada kebaikan kepentingan bersama di kawasan global, regional, terlebih untuk kepentingan nasional.

Patut disyukuri bahwa hubungan Indonesia-China semakin membaik. Pasukan Pengawal Pantai dan tentara China beberapa kali mengalami ketegangan dengan TNI AL di Laut China Selatan, namun berkat lobi dan diplomasi, benturan keras bisa dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun