Warganet mengatakan Tante Ernie dan kawan-kawannya seperti Maria Vania dan yang lainnya sebagai pemersatu bangsa. Pengagum dan pengikut Tante Ernie tidak mengenal perpecahan politik. Mau kadrun, cebong, kampret dan entah apapun istilah perpecahan politik tidak ada dalam kamus pengikut Tante Ernie.
Semua golongan politik dengan label seperti kampret, cebong, kadrun dan apapun itu semua mengikut Tante Ernie. Para pengikut Tante Ernie lupa diri, apakah dia kampret atau cebong atau kadrun. Yang penting begitu foto Tante Ernie muncul di IG pasti menarik hati para pengikut dan pengagumnya.
Lalu pertanyaan muncul, mana yang betul dari tiga ini? Jika kita simak dari alasan dan argumentasi, bisa jadi masing-masing mungkin ada betulnya. Namun sesungguhnya, sebagai bangsa haruslah memiliki alat pemersatu bangsa.
Belajar dari Sejarah.
Bangsa Indonesia lahir bukan lahir dengan liar. Perjuangan kemerdekaan setelah dijajah Belanda selama 350 tahun dan Jepang selama 3,5 tahun telah menyadarkan bangsa ini tentang persatuan. Ketika perjuangan masih bersifat kedaerahan seperti perjuangan Diponegoro, Pattimura, Raja Sisingamangaraja XII, Teuku Umar, Imam Bonjol dan beribu pahlawan meninggal, namun kemerdekaan belum diperoleh. Gagal.
Perjuangan kemerdekaan mulai mengarah ke perjuangan bersama dan membingkai persatuan setelah Budi Utomo pada tahun 1908. Arah perjuangan bersama dan pemikiran intelektual mulai dirintis. Pembentukan Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon dan jong lainnya semakin menegaskan perjuangan melibatkan kaum muda daerah dan jawa.
Dua puluh tahun kemudian, arah persatuan itu semakin jelas dengan lahirnya Soempah Pemoeda 1928. Kongres Pemuda II yang diadakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928 dideklarasikan dengan semangat menyatakan bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, Indonesia. Tekad persatuan telah diproklamirkan dan dideklarasikan.
Pada kongres tersebutlah pertama sekali dikumandangkan lagu Indonesia raya karya Wage Rudolf Soepratman. Gema dan gaung persatuan menuju Indonesia merdeka, berdaulat dan bersatu bergema dimana-mana.
Sejak Soempah Pemoeda itulah gerakan bersama dan bersatu dilakukan. Para pemuda Indonesia yang menikmati pendidikan di Belanda sudah pulang dan ikut dalam gerakan perjuangan untuk kemerdekaan.
Ketika Jepang menjajah Indonesia penderitaan rakyat kita sungguh luar biasa. Kehadiran Jepang sempat dianggap sebagai jalan keluar dari penjajahan, ternyata lebih sadis. Namun perjuangan kemerdekaan tidak berhenti.
Pada tahun 1945, ketika Jepang kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia kedua, Indonesia memanfaatkan momentum untuk merdeka. Proklamasi 17 Agustus 1945 telah memerdekakan Indonesia.