Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, Last Minute, Menyindir atau Meniru Megawati?

26 Juni 2022   06:57 Diperbarui: 26 Juni 2022   07:03 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah tidak menimbulkan efek terhadap hubungannya dengan Megwati dan PDIP? Apakah Prabowo tidak menginginkan koalisi dengan PDIP dan berpasangan dengan Puan? Sudah lebih yakin dengan Prabowo-Muhaimin daripada Prabowo-Puan?

Atau mungkin Prabowo sedang mengirim pesan kepada Megawati dan PDIP? Daripada menunggu hujan turun dari langit, lebih baik air yang ada di tempayan yang dimanfaatkan. Daripada menunggu janji angin surga dari PDIP, lebih baik menikmati ada yang di depan mata dan dapat diraih dengan PKB. Mungkinkah trauma janji 2009 dengan Megawati?

Jika demikian halnya, Prabowo patut diduga sudah menetapkan dirinya menjadi penentu, bukan lagi menunggu nasib dari Megawati atau dari Jokowi atau dari siapapun. Benarkah demikian?

Ada ucapan Prabowo ketika bertemu dengan Surya Paloh. "Capresnya bisa saya , bisa tidak saya," katanya ketika itu. Kepada Jokowi, ketika ditanya apakah akan maju dalam Pilpres? Jawaban Prabowo, "jika Pak Jokowi memberikan restu." Berbeda denga Erick Tohir, Sandiaga Uno dan Airlangga yang menjawab akan maju dengan tegas.

Dengan kutipan di atas, apakah Prabowo sedang memainkan berbagai jurus pencak silat atau permainan catur yang membingungkan lawan? Atau dia sedang menyesuaikan komunikasi dan pernyataan politik dengan situasi dan kondisi?

Jika ini adalah strategi komunikasi politik yang mengesankan fleksibilitas cara untuk membangun citra diri, maka harus berhati-hati. Sebab kesalahan memilih strategi komunikasi politik bisa membawa akibat fatal. Kesannya, para elit politik ini memiliki kedekatan dan ada juga ketegangan yang belum selesai.

Hal ini bisa dilihat seperti hubungan SBY dengan Megawati. Antara Surya Paloh dengan Megawati. Antara PDIP dengan PKS. Bagaikan api dalam sekam. Apa yang diucapkan Sekjen PDIP, sulit dengan Nasdem dan Demokrat, ogah dengan PKS menjadi contoh nyata adanya api dalam sekam tersebut.

Prabowo sepertinya memainkan kata last minute menjadi senjata pamungkas juga untuk mengatakan bahwa dia juga bisa menentukan koalisinya dengan partai manapun dalam waktu last minute. Apakah semua partai akan menetapkan dan mengumumkan koalisinya pada waktu last minute? Kita lihat saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun