Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Luhut Bertemu Ganjar, Kenaikan Tarif Masuk Borobudur Ditunda

9 Juni 2022   14:04 Diperbarui: 9 Juni 2022   15:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang. Berbagai topik dibahas, mulai dari masalah rob, minyak goreng dan salah satunya tentang kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur.

Tarif masuk ke Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 dan US $ 100 untuk turis mancanegara dianggap kemahalan. Berbagai protes masyarakat yang keberatan kenaikan tersebut disampaikan.

Ganjar menyampaikan protes dan aspirasi masyarakat tersebut. Dan sepertinya Luhut bisa menerima. Lalu mereka sepakat bahwa pemberlakuakn tarif tersebut ditunda dulu. Sampai ada nanti pembicaraan.

Luhut, biasanya kukuh dalam menjalankan segala keputusan yang sudah diambilnya. Kenapa Luhut mau dan berkenan menunda tarif masuk ke Candi Borobudur setelah bertemu dengan Ganjar? Apa yang disampaikan Ganjar sehingga Luhut mau menunda pemberlakuan tarif baru  tersebut?

Satu hal yang kita catat, bagaimanapun  Ganjar sebagai gubernur tempat lokasi Candi Borobudur tersebut berada menjadi tokoh penting dalam hal tersebut. Mungkin berbagai dasar dan alasan penundaan pemberlakuakn tarif tersebut diutarakannya kepada pak Luhut?

Sebenarnya hal ini sangat wajar. Bagaimana Gubernur sebagai kepala daerah berkomunikasi dengan para Menteri atau pemerintah pusat menyangkut masalah yang terjadi di daerahnya. Masalah rob misalnya, Menteri Luhut juga membantu memperlancar komunikasi dengan Menteri PUPR.

Nah menyangkut tarif masuk ke Candi Borobudur, keputusan Menteri menaikkan tarif masuk, ditunda setelah pertemuan dengan Gubernur Jateng Ganjar.

Menteri Luhut yang berkunjung ke kantor Gubernur Jateng tersebut. Di kantor itu dibahas masalahnya dan diambil keputusannya. Seharusnyalah demikian. Jangan gubernurnya mengambil jalan sendiri, kurang koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat.

Terkadang pemerintah pusat juga menjalankan program pembangunan di daerah yang dibiayai pemerintah pusat kurang berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah.

Koordinasi dan komunikasi Menteri Luhut dengan Gubernur Ganjar ini patut dibuat sebagai model membangun komunikasi. Menteri yang datang dan bertandang ke daerah dan kantor gubernur. Tidak juga menjaga kuasa dan wibawa yang mengharuskan pejabat daerah yang harus menghadap pemerintah pusat.

Berbagai masalah yang dihadapi daerah seperti jawa Tengah ini bisa lebih detail dibahas, sehingga pemerintah pusat bisa memahami masalah tersebut lebih mendalam.

Penundaan kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur yang diambil setelah pertemuan Luhut-Ganjar patut kita apresiasi. Memang jika tujuan pemerintah untuk membatasi pengunjung demi keselamatan Candi Borobudur sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia patut disambut. Namun perlulah kajian dan sosialisasi, sehingga masyarakat bisa memahami dan menerima.

Sosialisasi dan edukasi kebijakan kenaikan tarif masuk Candi Borobudur tersebut perlu dikakukan dengan intensif sebelum diberlakukan. Ini sangat penting agar masayarakt bisa memahami, walaupun belum tentu mau menerima.

Hanya saja, ada pertanyaan yang menggelitik diajukan kepada Pak Luhut dan Ganjar. Kenapa pak Luhut harus  turun langsung dan bertemu di kantor Gubernur Ganjar? Apakah ada pembicaraan tentang pilpres 2024 juga? Membahas KIB, misalnya?

Pertanyaan tersebut disampaikan, karena Luhut dan Ganjar, saat ini termasuk pejabat yang kurang disenangi oleh Megawati dan PDIP dalam hal konteks Pilpres 2024. Apakah Luhut sebagai bagian dari KIB juga mendukung Ganjar?

Ini hanyalah sebuah pertanyaan kritis kepada Luhut dan Ganjar. Mana tahu yang diumumkan sebagai hasil pertemuan adalah penundaan tarif masuk Candi Borobudur. Padahal mungkin saja ada pembahasan tentang KIB dan pencapresan Ganjar. Siapa tahu dan mana tahu?

Apapun pembahasannya, koordinasi dan komunikasi antara pejabat pemerintah pusat dan pejabat daerah sangat baik dilakukan. Semoga bisa dipelihara demi berlangsungnya program pembangunan yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun