Penundaan kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur yang diambil setelah pertemuan Luhut-Ganjar patut kita apresiasi. Memang jika tujuan pemerintah untuk membatasi pengunjung demi keselamatan Candi Borobudur sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia patut disambut. Namun perlulah kajian dan sosialisasi, sehingga masyarakat bisa memahami dan menerima.
Sosialisasi dan edukasi kebijakan kenaikan tarif masuk Candi Borobudur tersebut perlu dikakukan dengan intensif sebelum diberlakukan. Ini sangat penting agar masayarakt bisa memahami, walaupun belum tentu mau menerima.
Hanya saja, ada pertanyaan yang menggelitik diajukan kepada Pak Luhut dan Ganjar. Kenapa pak Luhut harus  turun langsung dan bertemu di kantor Gubernur Ganjar? Apakah ada pembicaraan tentang pilpres 2024 juga? Membahas KIB, misalnya?
Pertanyaan tersebut disampaikan, karena Luhut dan Ganjar, saat ini termasuk pejabat yang kurang disenangi oleh Megawati dan PDIP dalam hal konteks Pilpres 2024. Apakah Luhut sebagai bagian dari KIB juga mendukung Ganjar?
Ini hanyalah sebuah pertanyaan kritis kepada Luhut dan Ganjar. Mana tahu yang diumumkan sebagai hasil pertemuan adalah penundaan tarif masuk Candi Borobudur. Padahal mungkin saja ada pembahasan tentang KIB dan pencapresan Ganjar. Siapa tahu dan mana tahu?
Apapun pembahasannya, koordinasi dan komunikasi antara pejabat pemerintah pusat dan pejabat daerah sangat baik dilakukan. Semoga bisa dipelihara demi berlangsungnya program pembangunan yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H