Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Megawati, Emangnya Ada Apa?

7 Juni 2022   23:26 Diperbarui: 8 Juni 2022   00:00 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Jokowi dan Megawati baru saja bertemu empat mata di istana. Pertemuan itu dilakukan sebelum pelantikan Pejabat BPIP di istana. Wajah Presiden Jokowi sesudah pertemuan empat mata tidak sumringah. Dia berjalan di depan seakan tidak sejajar dengan Megawati. Tanda apakah ini?

Ketika acara pelantikan selesai, Presiden Jokowi juga menyalami semua pejabat yang dilantik, termasuk Megawati sebagai Dewan Pengarah. Ada bincang-bincang, namun tidak seperti biasanya? Adakah sesuatu?

Ketika Perayaan hari Lahirnya pancasila 1 Juni 2022 di Ende, Megawati tidak hadir. Ada apa? Apakah ada urusan Megawati yang sangat penting sehingga tidak hadir dalam acara perayaan tersebut? Apakah tidak selayaknya Megawati sebagai ketua Dewan Pengarah BPIP hadir dalam acara perayaan Hari lahirnya Pancasila? 

Dulu Megawati minta Presiden SBY menetapkan 1 Juni Hari Lahirnya Pancasila tidak dikabulkan selama memerintah sepuluh tahun. Presiden Jokowi yang menetapkan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Lalu, kenapa Mewgawati tidak hadir? Adakah sesuatu?

Adakah masalah psikologis antara Presiden Jokowi dengan Megawati sehingga tidak hadir di Ende? Apakah ada hubungannya dengan kehadiran Jokowi dalam Rakernas Projo di Magelang yang dihadiri Ganjar? Pernyataan Presiden Jokowi jangan tergesa-gesa menyebut nama Capres, walaupun mungkin yang didukung hadir di sana?

Lalu para elit PDIP juga bereaksi keras. Ada yang menyebut Ganjar kleminthi. Ada kader yang lain menyebut jangan membenturkan Jokowi dengan Megawati. Siapa kira-kira yang membenturkan ya? Apakah mungkin Jokowi bisa dibenturkan dengan Megawati? Ada lagi elit PDIP yang menyatakan bahwa hubungan Jokowi dengan Megawati baik-baik saja.

Kenapa hubungan Jokowi dan Megawati ini mendapat sorotan, sehingga elit PDIP harus memberikan pernyataan yang menyanggah retaknya hubungan Jokowi dengan Megawati. Apakah bantahan keretakan hubungan ini bisa ditafsirkan bahwa ada keretakan atau benturan?

 Apakah pernyataan bahwa hubungan Jokowi dengan Megawati baik-baik saja bisa ditafsirkan bahwa hubungan Jokowi dengan Megawati tidak sedang baik-baik saja?

Bahasa politik suka terbalik. Yang tidak baik dikatakan baik, dan sebaliknya. Pejabat diganti, katanya tidak karena masalah, padahal memang karena masalah itu. Seringkali terbaliklah.

Pertanyaan kita, apakah yang dibahas dalam pertemuan empat mata tersebut? Apakah melulu soal BPIP dan Pancasila saja? Atau sempatkah membahas Capres Ganjar atau Puan? Mana tahu pilihan Capres Jokowi dan Megawati berbeda, bisa saja kan.

Seandainya pilihan Capres Jokowi dan Megawati berbeda dalam Pilpres 2024, apakah hubungan mereka akan baik-baik saja? Misalnya Megawati mendukung Puan dan Jokowi memilih Ganjar. PDIP mendukung Puan, KIB misalnya diminta Jokowi untuk mendukung Ganjar.

Bolehkah Jokowi bisa memilih Capres berbeda dengan Megawati? Bukankah mereka berada dalam satu perahu partai yang bernama PDIP? Capres PDIP kan hanya satu. Dan yang menentukan juga satu, yaitu Megawati. Bukan Jokowi. Namun kalau Jokowi mendukung Ganjar dengan partai di luar PDIP? Wah, ini bisa jadi masalah besar itu.

Belum resmi berbeda pilihan saja, hubungan Jokowi dengan Megawati sudah menjadi sorotan, apalagi kalau sudah resmi berbeda pilihan ya. Harapan kita, sama atau berbeda Capres dari Jokowi dengan Megawati sebaiknya jangan terlalu dipermasalahkanlah ya. Namanya juga berbeda pilihan politik.

Yang penting, kewenangan menentukan Capres dari PDIP jangan diganggugugat dari Ketum PDIP, ibu Megawati. Jika Jokowi mau mendukung Capres Ganjar Pranowo dari partai lain, silahkan saja. Tergantung lobinya Jokowi dan elektabilitas Ganjar. Ditambah lagi nanti, siapa pasangannya.

Jadi sebelum resmi mencalonkan Capres dalam Pilpres yang akan ditetapkan tahun 2023 yang akan datang, biarlah hubungan Jokowi dan Megawati dianggap baik-baik saja. Tidak usah dibenturkan. Kalaupun keadaannya tidak baik-baik saja, anggap saja baik-baik saja.

Biarlah Ibu Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP bisa  memikirkan bagaimana mensosialisasikan Pancasila di tengah tantangan pendukung khilafah terhadap Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Biarlah Presiden Jokowi menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai presiden.

Kita anggap saja, tidak ada apa-apa, semua baik-baik saja. Hubungan Jokowi dengan Megawati baik-baik saja. Selamat berbaik-baikan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun