Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pesan Jokowi: Jangan Tergesa-gesa, karena Orangnya Sudah Ada?

24 Mei 2022   06:21 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:06 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi memberikan sinyal berupa pernyataan yang seakan ambigu dalam Rakernas Projo sebuah kelompok relawan pendukungnya. Perhelatan yang dilakukan di Magelang Jawa Tengah ini menghadirkan Jokowi dan Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo memang mendapat perlakuan yang kurang baik dari PDIP. Dalam acara HBH PDIP Jawa tengah, Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah tidak diundang. 

Lalu kenapa Projo melakukan kegiatan Rakernas di Jawa Tengah menghadirkan Jokowi dan Ganjar? Apakah ini sebuah perlawanan terhadap PDIP yang kurang menghargai Ganjar Pranowo, kadernya yang kini menjabat sebagai Gubernur di Jateng dan memiliki elektabilitas yang tinggi?

Jokowi sedang memainkan sebuah permainan politik dengan menggunakan bahasa politik yang seakan ambigu, paradoks, namun cukup memberi makna dan sinyal untuk Pilpres 2024. Jangan tergesa-gesa, demikian pesannya dalam perhelatan Projo tersebut. Namun disambungnya lagi, walaupun mungkin orangnya hadir di sini. Siapa yang hadir? Ganjar maksudnya?

Dalam mencerna bahasa dari pejabat dan bahasa politik kekuasaan, kita perlu jeli, apalagi dengan memahami kekuasaan gaya Jawa. Kita tidak boleh terjebak dengan bahasa dan kalimat di awal, tetapi harus cermat dalam kalimat lanjutan yang menjadi isi.

Bahasa pejabat dan kekuasaan terkadang harus dimaknai sebagai pantun. Pantun itu terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah sampiran, bagian kedua adalah isi. Jika kita hanya mendengar awal atau sampirannya, tanpa mendengar akhir atau isi, maka kita tidak bisa memaknai pantun tersebut.

Dalam bahasa pejabat atau kekuasaan, bahkan akhir kalimatlah yang menjadi isinya atau maknanya. Bukan kata pembuka atau awal kalimat. Misalnya menyebut seseorang, dia memang pintar, tetapi tidak cermat. Sesungguhnya yang mau disampaikan adalah orang itu tidak cermat, namun diawali dengan pemujian sebagai orang pintar.

Apakah pernyataan dan pesan Jokowi kepada Projo "jangan tergesa-gesa" hanyalah kalimat pengantar? Sesungguhnya isinya adalah orangnya sudah ada dan hadir dalam acara tersebut? Bisa jadi. 

Jokowi tidak mendorong penyebutan nama, bahkan sebaliknya. Apakah ini sebuah pesan ke PDIP, bahwa Jokowi tidak tergesa-gesa karena orang atau calonnya sudah ada?

Penggunaan bahasa seperti itu membuat Jokowi tidak dibenci PDIP, namun menjadi sinyal bagi relawan Jokowi yang kini sebagian besar sudah menjadi relawan Ganjar. Namun Pilpres seakan masih jauh, padahal sudah sangat dekat di hati. 

Jarak juga tak jauh lagi. Februari 2024 sudah dekat. Tahun depan 2023 sudah pencalonan dan Agustus 2023 sudah mulai kampanye. Tinggal setahun lagi. Wajarlah semua sudah siap-siap.

Ketika ada pertemuan PDIP Jawa Tengah yang menghadirkan Puan Maharani dan tidak mengundang Ganjar, maka Jokowi dengan Ganjar bertemu. Ketika PDIP Jawa Tengah mengadakan HBH dan tidak mengundang Ganjar, Jokowi dan dan Ganjar bertemu di Rakernas Projo di Magelang Jawa Tengah. Apakah ini bentuk solidaritas dan dukungan Jokowi kepada Ganjar?

Jokowi memiliki pengalaman yang diabaikan menjelang Pilpres 2014. Seakan PDIP tidak ingin mencalonkannya, padahal elektabilitasnya sangat tinggi. Pengalaman Jokowi 2014 seakan terulang lagi kepada Ganjar menjelang Pilpres 2024 ini.

Hasil survei yang mengaitkan elektabilitas partai jika mencalonkan Ganjar atau Puan seakan sedang menguji hipotesis ataupun prediksi politik. Apakah benar PDIP akan mengalami kenaikan elektabilitas dalam Pemilu 2024 jika mengusung Ganjar? Apakah akan menurun jika mengusung Puan Maharani? Semua ini masih bersifat prediksi. Politik itu sangat dinamis dan tidak bisa dirumuskan secara matematika.

Terlepas dari semua prediksi tersebut, Jokowi telah memberikan pesan ke Projo, jangan tergesa-gesa, walaupun orangnya sudah ada dan hadir. Projo sepertinya mendengar nasihat Jokowi. Sampai akhir Rakernas di Magelang, nama Capres tidak disebut. 

Walaupun dalam hati dan pemikiran mereka, mungkin, sudah termeteraikan pesan akhir diujung kalimat jangan tergesa-gesa tersebut. Apa itu? Orangnya mungkin sudah ada dan hadir dalam acara Rakernas Projo tersebut.

Mungkin petinggi dan elit PDIP bisa memahami pesan Jokowi tersebut, walaupun dalam tanggapan mereka, Jokowi tidak menyebut nama. Itu berarti Jokowi tidak mengarahkan kepada seseorang. Namun, pesan Jokowi sangat jelas kepada relawan Jokowi untuk memaknainya.

Perkembangan politik menjelang Pilpres 2024 akan semakin meningkatkan suhu politik dan para calon segera bersiap. Semoga Pilpres akan bisa memunculkan calon presiden yang bisa membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi bangsa ini di masa depan. Entah siapapun itu dan dari partai manapun itu. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun