Jokowi sebagai kader PDIP tentu saja diminta untuk memprioritaskan penggantinya dari partainya. Walaupun kita tidak sepakat bahwa dia adalah petugas partai, namun dia adalah kader PDIP. Kini, ada dua kader PDIP yang ikut dalam pusaran kandidat Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024. Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Puan kini menjabat Ketua DPR RI, mantan Menko PMK. Ganjar kini menjabat Gubernur Jateng, mantan anggota DPR RI.
Siapakah jagoan Jokowi untuk menggantikannya, jika dia diminta memilih kader partainya yang akan menggantikannya? Puan Maharani atau Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo termasuk yang memiliki elektabilitas dalam survey. Puan Maharani jeblok dalam elektabilitas, namun memiliki darah biru politik dari Megawati dan Soekarno.
Apakah Jokowi akan memihak Puan Maharani yang memiliki darah biru politik, namun jeblok dalam elektabilitas? Atau dia memilih Ganjar yang tidak memiliki darah biru politik, namun memiliki elektabilitas yang tinggi? Apakah Jokowi akan merenungkan bagaimana dia berjuang dan memperoleh tiket pencalonan dalam Pilpres 2014 yang begitu mencekam?
Gejala politik lebaran 2022 ini sepertinya menunjukkan tanda-tanda. Apa gejalanya? Jokowi mengambil lokasi lebaran di Yogjakarta. Bukan di Jakarta atau di istana Bogor yang dekat dengan jalan Teuku Umar. Cukup alasan jarak untuk tidak sowan ke Megawati. Jokowi adalah presiden, bukan petugas partai lagi. Jabatan presidennya membuat posisinya sebagai abdi negara yang mengemban amanat konstitusi, bukan lagi sekedar petugas partai yang mengabdi kepada partai dan junjungan partainya.
Apakah Jokowi akan memiliki solidaritas terhadap Ganjar yang mirip kisahnya dengan dirinya pada tahun 2014? Apakah persamaan visi dan cara kerja Ganjar cocok untuk didukung Jokowi? Atau dia akan memilih Puan, seandainya datang titah dari Ketum PDIP Megawati terhadapnya untuk mendukung Puan?
Jokowi tentu saja memiliki kalkulasi politik sebelum menjatuhkan pilihan kepada siapa dia memihak. Pengalamannya selama dua periode sebagai presiden memberikan pelajaran yang berharga bagaimana mengelola dan memimpin bangsa yang sangat besar dan majemuk ini. Modal darah biru politik yang minim prestasi kerja tidak cukup sebagai modal memimpin negara. Pengalaman di Parlemen yang kerjanya hanya bicara dalam tugas legislatif tidak cukup untuk memimpin dan mengelola negara sebagai tugas eksekutif.
Presiden sebagai pemimpin eksekutif harus mengeksekusi program yang nyata. Dalam mengeksekusi diperlukan sikap bijaksana dan rela turun ke bawah. Itulah sebabnya diperlukan pengalaman turun ke bawah, melihat dan bekerja di lapangan. Tidak hanya memimpin sidang, berdebat, lobby dan keliling daerah dan ke luar negeri studi banding. Mengelola negara membutuhkan pengetahuan dan skill bertindak. Tidak cukup hanya bicara dan memerintah, namun harus turun tangan.
Siapakah diantara kedua calon yang merupakan kader partai ini yang lebih dekat dengan keinginan Jokowi dan negara ini yang akan memimpin negara ini setelah Pilpres 2024? Siapakah yang lebih berpeluang memenangkan kontestan Pilpres 2024 dari PDIP untuk menghadapi kandidat lain yang juga memiliki peluang menjadi presiden? Puan atau Ganjar?
Jokowi, diharapkan ikut menentukan siapa calon presiden penggantinya. Pilihan, upaya mendukung dan melakukan lobby kepada pimpinan partai politik kemungkinan besar akan dilakukannya. Kita berharap, Jokowi akan mendukung calon yang sesuai dengan kriterianya berdasarkan pengalamannya dua periode menjabat presiden. Â Ayo pak Jokowi pilih siapa? Puan atau Ganjar? Atau mungkin tidak keduanya, namun calon lain. Mari kita tunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H