Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Raja AHY Berkirim Surat.

7 Februari 2021   19:58 Diperbarui: 7 Februari 2021   20:15 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   "Selamat pagi semua para panglima perang dan penasehat kerajaan. Seperti pembicaraan kita dengan para kepala kampung yang diajak oleh Kepala Abdi Dalam kerajaan sebelah untuk kudeta. Saya ingin mendengar pendapat para panglima perang dan penasehat tentang langkah apa yang harus kita lakukan menghadapi masalah ini. Silahkan bicara," kata Sang Raja.

   "Tuanku Raja. Ini masalah serius, kita harus menyusun rencana menghadapi ini. Ini sudah mengajak perang. Ini sudah mengganggu kedaulatan kerajaan kita. Kita harus menggunakan strategi perang menghadapinya," kata salah seorang panglima perang.

 Beberapa panglima perang memberikan usul. Rupanya mereka sudah menyusun rencana perang semalaman untuk diajukan kepada Sang Raja. Mereka menyiapkan beberapa rencana. Rencana A, B dan C. Bahkan ada rencana cadangan. Memang dasar Hulubalang kawakan, mereka selalu siap dengan strateginya.

   "Baiklah para panglima perang yang sudah menyampaikan rencananya, bagaimana pendapat para penasehat kerajaan?" tanya Sang Raja.

   "Baik tuanku. Menurut hamba sebagai penasehat kerajaan, semua usulan perang yang diajukan para panglima perang yang penuh strategi hulubalang ini baik. Namun sebaiknya tuanku raja bertanya dan minta pendapat dulu kepada ayahanda tuanku raja yaitu Sultan Baginda Junjungan. Sebagai mantan hulubalang terkenal dan mantan raja, apalagi beliau adalah ayahanda dari tuanku.  Sangat bijak jika dimintai nasehat dulu," kata penasehat kerajaan tersebut.

   "Baiklah, saya akan membawa rencana strategi perang usulan dari para panglima perang ini. Terima kasih semuanya," kata Sang Raja menutup pertemuan.

Sang Raja pergi menghadap Sultan Baginda Junjungan yang merupakan ayahnya dan mantan raja yang digantikannya. Mereka bertemu berdua di taman di belakang rumah Sultan Baginda Junjungan.

   "Jangan terjebak dengan usulan para panglima perang kerajaan. Semua harus dihitung. Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Ini harus kita perhitungkan secara matang. Pilihan strateginya harus pas," kata SBJ, ayahnya.

   "Itulah sebabnya saya mendatangi ayah dan belum memutuskan. Nasehat ayahanda yang berpengalaman dalam soal perang dan mengelola kerajaan sudah mumpuni. Anakmu ini masih baru belajar, tolong ajari anakmu ini," kata Sang Raja AHY.

   "Sebaiknya jangan langsung perang dulu. Kita atur saja strateginya, bagaimana berperang tanpa senjata, namun kita harus diperhitungkan. Kita buat semua repot. Kita lemparkan bola panas ke dalam istana Kerajaan sebelah, biar mereka yang ribut dan kita tinggal menonton keriuhan itu. Dan kita akan menjadi terkenal," kata ayahnya.

   "Baik ayah. Ajari saya bagaimana caranya. Saya kan anakmu. Saya memang raja, tapi ahlinya kan ayahanda. Mohon pengajaran dan petunjuk," kata Sang raja kepada ayahnya. Ayahnya senang, karena anaknya raja ini meminta petunjuk dari dirinya. Bangga sebagai mantan raja yang selalu ditanya raja. Anaknya memang raja, tapi dia adalah mantan raja dan ayahnya Sang raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun