Di Pendopo sudah berkumpul para Panglima Perang dan beberapa Kepala Kampung. Sang Raja AHY datang didampingi para penasehat Raja. Semua berdiri dan memberi hormat kepada Sang Raja.
  "Selamat malam, apa kabar yang ingin disampaikan, sepertinya ini berita penting," kata Sang Raja sambil duduk di kursi yang khusus untuk Raja.
  "Siap tuanku. Jika Tuanku Raja berkenan mendengar laporan dari kami panglima perang dan Para Kepala Kampung yang datang dari jauh, kami akan memberikan laporan penting," kata salah seorang panglima perang.
  "Silahkan," titah Sang Raja.
  "Baik yang mulia. Para Kepala Kampung melaporkan kepada kami para panglima perang, bahwa mereka baru saja pulang dari pertemuan dengan Kepala Abdi Dalam Kerajaan sebelah kerajaan kita. Mereka diajak mau melakukan kudeta kepada raja. Para kepala Kampung kita ini masih setia kepada Tuanku Raja, makanya mereka segera datang melaporkannya kepada Tuanku Raja," kata Sang panglima Perang.
  "Apa? Kepala Abdi Dalam Kerajaan sebelah kita mau melakukan kudeta? Ini fakta atau fitnah?" kata Sang Raja tiba-tiba galau.
  "Benar tuanku raja. Tuanku Raja mengenal kami semua dan para kepala kampung ini adalah kepala kampung yang patuh dan loyal kepada tuanku. Mereka termasuk kepala kampung yang patuh menyetor upeti sebagaimana dititahkan Tuanku Raja," kata Sang panglima perang.
  "Baik, kalau kalian yakin bahwa ini adalah fakta dan bukan fitnah atau kebohongan, ini masalah serius. Harus ada tindakan menghadapi ini. Saya akan pikirkan dulu malam mini. Besok pagi, seluruh panglima perang dan penasehat kerajaan berkumpul di ruang rapat kerajaan," titah Sang Raja. Dia selalu ingat nasehat ayahnya. Jangan pernah terburu-buru mengambil keputusan. Jangan mengambil keputusan ketika galau.
  "Siap Tuanku Raja," jawab Sang panglima perang.
  "Sampai disini dulu, kita istirahat saja sampai besok pagi," kata Sang Raja sambil pergi meninggalkan pendopo. Hatinya galau, bingung dan penasaran. Baru berapa bulan menjadi raja, sudah ada yang mau melakukan kudeta, pikirnya.
  "Besok paginya, para panglima perang dan penasehat kerajaan sudah berkumpul semua di ruang rapat kerajaan. Semua berdiri dan menaruh hormat ketika Sang Raja datang dan memasuki ruang rapat.