Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa Dengan Februari?

2 Februari 2021   19:10 Diperbarui: 2 Februari 2021   19:14 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Pengantar:

Tulisan ini adalah karya dari seorang peserta Latihan Penulis Writing Is Fun (WIF) yang kami sebutkan dalam tulisan Sang Pembelajar, Belajar dan Mengajar Senin, 1 Pebruari 2021. Aldentua Siringoringo.

 ADA APA DENGAN FEBRUARI?

Senin, 1 Februari 2021

Oleh: Markus Fernando Siahaan

Senin, 01 Februari 2021 adalah saat dimana tulisan ini saya ketik dan coba rangkai agar mampu menyentuh sedikit dari kriteria kuantitas dan kualitas menurut pandangan saya. Ya, tidak terasa dan seakan begitu cepat waktu berlalu sudah satu bulan dalam tahun ini kita lewati bersama. Padahal pohon natal pun belum disimpan pada tempatnya, begitu juga toples kue yang masih diletakkan di atas meja menandakan suasana tahun baru masih belum jauh berlalu. Suasana libur yang tidak kunjung hilang bagi sebagian orang juga masih sangat terasa bersama dengan libur yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19.

Tidak begitu banyak progres yang sudah diperoleh diawal tahun 2021 ini. Bahkan harapan dan impian seakan tidak datang bersama doa yang dipanjatkan pada 00.00 dipergantian tahun kemarin. Justru sebaliknya, duka di dalam bencana datang silih berganti sembari korban jiwa dan korban luka -- luka dihitung dan kerap bertambah. Tidak hanya itu, jumlah kasus positif Covid-19 yang sudah menempuh satu juta juga menjadi salah satu duka mendalam yang kian tak sanggup diketahui kapan akan berakhir.

Februari, bulan penuh kasih

Ya, Februari merupakan salah satu bulan yang sangat ditunggu -- tunggu oleh banyak orang terlebih kaum muda yang baru atau sudah mengenal arti kasih yang sesungguhnya. Tetapi memang pada kenyataannya bukan hanya kaum muda lagi yang menanti -- nantikan bulan ini, anak -- anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar bahkan kakek dan nenek yang sudah mempunyai banyak cucu pun kerap kali tak sabar dengan kedatangan Februari. Teknologi yang berkembang nyatanya mampu membangun pola pikir baru bagi anak -- anak dan orangtua lanjut usia.

Di bulan ini akan ada banyak kisah kasih dan cinta yang kerap lahir dan semakin bertumbuh baik di dalam keluarga, terhadap teman atau sahabat, dan juga antara dua insan yang mencoba membangun komitmen. Hari kasih sayang atau sering disebut valentine's day yang jauh tepat pada tanggal 14 Februari ini adalah suatu faktor yang mengakibatkan bulan ini penuh cerita. 

Sudah hampir diseluruh belahan bumi merayakan valentine secara bersama dengan cara dan karakteristiknya masing -- masing. Coklat yang rasanya manis dan bunga yang indah dipandang mata menjadi item yang paling diburu pada saat hari valentine.

Ada banyak kisah cerita sejarah yang menjadi latar belakang timbulnya suatu hari istimewa di bulan Februari ini, "Hari Kasih Sayang". Sejarah pertama menjelaskan bahwa hari kasih sayang berawal sejak adanya perayaan bulan kesuburan, yaitu bulan Gamelion dalam kalender Athena Kuno. Hari raya Gereja yaitu peringatan Santo Valentinus juga tidak jarang dikaitkan dengan perayaan hari kasih sayang. 

Walau bertolak belakang, namun ajaran dari guru ilmu Gnostisisme yaitu Valentinius juga begitu kental menyebarkan versi dari cinta kasihnya dalam bentuk tempat pelaminan yang kerap dijadikan alasan kehadiran hari valentine.

Saat ini yang penting kita bahas bukan lagi sejarah atau apa latar belakang dari hari kasih sayang itu, namun yang perlu kita perdalam adalah bagaimana cara merayakan hari kasih sayang disaat pandemik. Ya, kasih sayang sangat dibutuhkan di saat -- saat getir terlebih banyaknya duka yang melingkupi negara kita. Hari kasih sayang harus kita jadikan sebagai langkah untuk menyebar kasih terhadap semua orang terlebih mereka yang sedang dalam duka dan kekurangan baik oleh sebab bencana ataupun sebab pandemik.

Di dalam hidup, tidak ada alasan untuk memberi, jangan tunggu kaya baru memiliki hati untuk memberi, tetapi memberilah agar kita menjadi kaya. Logikanya, disaat kita memberi kepada sesama, bahkan untuk tumbuhan maupun hewan, maka harta atau kepunyaan yang kita bagikan itu jika dikumpulkan akan sangat banyak.

Oleh sebab itu jangan pernah berhenti untuk memberi, berdayakan apa yang ada. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki materi untuk membuktikan kasih kita kepada sesama? Tidak menjadi masalah, kita masih punya senyum, semangat yang bisa dibagikan, dan kekuatan yang mampu dimanfaatkan.

Ada orang yang tidak suka memberi dan menabur kasih kepada yang lain dengan alasan tidak mau memberi terlebih jika dilihat orang lain. Namun kita perlu tanamkan bahwa kita disaksikan oleh orang lain dalam hal memberi bukan karena kita punya, namun agar kita mampu menjadi pelopor dan pembuka pola pikir semua orang agar sadar akan kesempatan yang ada pada diri mereka masing -- masing.

Gereja yang penuh kasih

Sepertinya gereja kita juga telah mencoba menyesuaikan diri terhadap apa dan bagaimana keadaan lingkungan jemaat disetiap saatnya. Hal ini diungkapkan karena melihat tema dari bulan Februari gereja tahun 2021 yaitu "Setia Mengikut Yesus" dengan ayat bulanan Yosua 24 : 15, "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; Allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau Allah orang amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"

 Dari tema bulan Februari itu saja sudah terlihat jelas, bahwa arti dari kasih sayang itu adalah setia. Di dalam aktualisasi kehidupan sehari -- hari memang masih sulit untuk menerapkan sikap setia ini, terlebih bagi mereka yang belum diikat oleh janji suci. Padahal anak sekolah minggu saja sudah diajarkan sifat setia melalui lagu pujiannya, "setia -- setialah, setia sampai mati, seperti Tuhan Yesus setia sampai mati". Memang ada kebebasan dalam memilih, tetapi disaat kita sudah memilih satu pilihan, maka kita harus lebih bertanggung jawab terhadap pilihan kita walaupun belum diikat oleh janji suci.

Dari ayat bulanan sendiri saya tertarik dengan kalimat, "aku dan seisi rumahku". Ya, kasih sayang memang dimulai dari keluarga, dan lebih lagi terhadap keluarga di dalam rumah. Kasih sayang itu harus satu penderitaan, susah senang ditanggung bersama, apalagi di dalam keluarga. Jangan sampai kita hidup di dalam keluarga yang jauh dari kasih sayang, jika hal itu terjadi, maka tugas anda yang membaca pesan ini adalah menumbuhkan kasih sayang itu sebelum valentine day's nanti.

Praktek hari kasih sayang

Banyaknya ragam cara dari setiap individu dalam merayakan hari kasih sayang menjadikan individu itu sendiri terkadang lupa kepada siapa kasih sayang itu harus diutarakan terlebih dahulu. Hal ini yang kerap terjadi pada anak muda, saat hari kasih sayang tiba, tujuan utama perayaannya ya teman yang dia kasihi, hingga ia lupa bahwa masih ada keluarga yang sangat mengasihinya. Teman, pacar, atau sahabat bisa saja kehilangan rasa kasih sayang, namun untuk keluarga terlebih ibu tidak akan pernah berkurang rasa kasih sayangnya.

Mari, merayakan hari kasih sayang bersama -- sama. Tugas kita ya menumbuhkan rasa kasih sayang itu. Tidak ada alasan untuk mendendam kepada sesama jika ingin memasuki perayaan hari kasih sayang, mari mengampuni. Tuhan sudah teramat mengasihi kita hingga mengorbankan anaknya yang tunggal Yesus Kristus, maka sekarang saatnya kita mengorbankan sifat egois kita untuk tidak mengampuni. Mulai dari keluarga hingga seluruh dunia mampu merasakan kasih yang kita tebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun