Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Organisasi yang Dipimpin oleh Pemimpin yang Memiliki Idola

2 Februari 2021   08:40 Diperbarui: 2 Februari 2021   09:49 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Inspirasi tersebut, muncul keinginan untuk menjadi seperti sang idola, yang memungkinkan akan adanya pengembangan diri pengurus yang kemudian dapat membangkitkan semangat dalam memajukan organisasi. Hal ini terjadi pula pada sosok proklamator kita, Ir. Soekarno. Beliau juga mempunyai beberapa tokoh yang ia anggap sebagai inspirator. 

Dengan adanya sang idola oleh para pemimpin maka pemimpin tersebut dengan inspirasi yang didapatnya menjadikannya semakin bertumbuh. Cara lain juga dilakukan oleh sang proklamator tersebut juga seperti membimbing orang-orang dalam organisasi yakni dengan memberi pengaruh/doktrin mengenai kebenaran agar anggota dapat mempertimbangkan.  Ia mengatasi (penjajah jepang) dengan cara persuasif, tidak melawan secara frontal. Tapi dengan indoktrinasi. 

Pemimpin atau pengurus dalam sebuah organisasi menjadi contoh serta pengendali untuk membawa semua anggota yang ada dalam organisasi mencapai tujuan. Para pemimpin hendaknya mampu menjadi tameng untuk mencegah pengaruh dari luar organisasi yang berusaha untuk mencampuri. Sebab, kemungkinan besar akan mendapatkan pengaruh negatif.

 Sungguh, pihak yang mengetahui betul organisasi itu adalah pengurus dan anggota yang terdapat di dalamnya. Semua belenggu kepemimpinan yang mengekang kemajuan harus dipatahkan. 

Beberapa langkah yang mungkin dapat kita lakukan sebagai berikut : Pertama, Berpikir bisa "If I think I can, I can; If you Think you can, we can." Semua berawal dari pemikiran. Program yang ada dalam pikiran harus diubah untuk mengatakan hal-hal positif yang memotivasi. 

Kedua, mencari pemimpin teladan dan mempelajarinya. Setiap orang harus mempunyai sosok pemimpin idola karena dia yang akan menjadi target untuk diteladani. Dia akan menjadi stimulus bawah sadar yang mengarahkan kepemimpinan yang bersangkutan selama ia mempelajari kepemimpinannya. Mempelajari kepemimpinan bisa dengan membaca artikel-artikel menyangkut sang idola, membaca biografi maupun melihat sepak terjang kepemimpiannya. 

Ketiga, belajar dan berlatih. "Gantungkan cita-citamu setinggi langit" kata-kata ini juga telah pernah dikatakan oleh Ir. Soekarno. Untuk mewujudkan cita-cita itu maka harus dengan cara belajar dan latihan. 

Keempat, bergaul dengan orang-orang hebat. Mulailah bergaul, beraktivitas dan berdiskusi dengan orang-orang sevisi dalam hal kepemimpinan. Kelima, jadilah pemimpin.proses belajar yang paling baik adalah learning by doing. learning by doing adalah pola beajar alami yakni seperti seorang bayi belajar berdiri atau seekor anak burung belajar terbang, orang dewasa  tidak pernah lupa cara berdiri di segala keadaan dan burung dewasa tidak pernah lupa cara terbang di segala cuaca.

Pada tulisan ini, pada intinya pemimpin hendaknya memiliki Idola yang dapat menginspirasi untuk mencapai tujuan. Maka, dengan memiliki pemimpin yang memimpin idola menjadikan organisasi akan semakin bertumbuh dan dapat mencapai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun