Dia menjawab bahwa dia akan bersedia. Lalu dia akan membuat kesepakatan dengan presiden dengan membubarkan kabinet. Bagaimana seorang menteri sebagai pembantu presiden mau membubarkan kabinet? Menteri itu bagian dari kabinet. Apa kewenangan seorang menteri membubarkan kabinet?
Jawaban yang ngawur lagi. Kalau kita pakai istilahnya, jawaban yang dungu lagi? Dari contoh diatas, bisalah kita pahami kenapa pernah satu stasiun TV mengundangnya menjadi narasumber secara rutin.
Apakah karena kehebatan pendapatnya? Bukan, tetapi kegaduhan yang dia buat setiap hadir diskusi mampu menaikkan rating sebuah acara. Dalam hal itu dia hebat.
Namun kini katanya dia dibanned tidak bisa ikut lagi. Kenapa? Kita tidak tahu persis. Dari berbagai pendapat yang sering dilontarkannya, memang terkadang bombastis, kadang nyeleneh dan menganggap orang lain bodoh dan dungu sebagaimana disebutkan diatas.
Sebagai mantan aktivis, mantan dosen, seharusnya dia memilki etika yang baik dengan segala kecerdasan yang dimilikinya. Dengan demikian akan membawa manfaat yang baik bagi bangsa ini. Namun menyebut semua dosen UI bodoh dan guru besar tapi otak kecil, patut diduga sebuah pelecehan dan penghinaan terhadap profesi dosen.
Pernyataannya seandainya menjadi presiden akan memberikan pempek kepada orang sekitarnya  dan seandainya menjadi Menkumham akan membubarkan kabinet  mengindikasikan bahwa patut diduga dia kurang bijak, kurang etik dan kurang pintar. Arogansinya, keangkuhannya semakin menonjol ketika memberikan penilaiannya terhadap orang lain.
Makanya dia termasuk manusia langka, antik namun kurang etik. Sekiranya dia menjadi professional bisa dituntut pelanggaran kode etik profesi. Namun karena dia bukan profesional yang terikat dengan kode etik, maka biarkanlah dia terus mengomel dan mengatakan orang lain dungu dan bodoh.
Kita terkadang membutuhkan orang seperti ini untuk mewarnai kehidupan dan dunia media sosial kita. Ada istilah bad news is good news. Mungkin pendapat yang buruk juga bisa menjadi berita yang baik di medsos dan media tertentu, yang penting menaikkan rating dan iklan. Sebab itulah yang paling didambakan sebagian media kita. Makanya saling membutuhkan dan saling menguntungkan.
Bagi anda yang pernah dinilai Rocky Gerung sebagai orang dungu, bodoh dan sejenisnya, belajarlah sabar. Orang sabar akan dikasihani Tuhan. Kalau anda tidak bisa mengharapkan perubahan cara pandang dan penilaiannya, maka cara pandang dan penilaian terhadap dia saja yang anda ubah. Jangan dibawa ke dalam hati alias baper. Gitu aja, nggak usah repot.
Terima kasih dan salam.
Aldentua Siringoringo.