Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rocky Gerung, Seandainya Menjadi Presiden atau Menteri

5 Juli 2020   00:19 Diperbarui: 5 Juli 2020   01:01 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rocky Gerung boleh dibilang manusia langka, nyentrik, antik dan kurang etik. Kenapa? Hampir semua manusia dalam pandangannya adalah dungu. Bodoh dan seakan tidak mempunyai akal sehat. Seakan hanya dialah manusia pintar yang memiliki akal sehat.

Seandainya menjadi presiden.

Satu ketika Ada seorang ustadz bertanya kepadanya. Sebagai orang yang sering mengkritik  presiden, seandainya anda menjadi presiden, apa yang akan dilakukannya menghadapi pengkritiknya. Lalu jawabnya dia akan memberikan pempek kepada orang sekitarnya biar ada protein di otaknya dan menjadi pintar.

Dalam pandangannya semua orang sekitar presiden itu dungu. Padahal jawabanya atas pertanyaan sang ustadz pun kurang pas, atau meminjam istilahnya sendiri, jawaban yang dungu juga. Kenapa jawabannya dungu, tidak sesuai jawaban dengan pertanyaan.

Pertanyaan Sang Ustadz tentang apa yang akan anda lakukan menghadapi para pengkritiknya. Yang dijawab tentang apa yang akan diberikan kepada orang di sekitarnya.

Semua dosen UI bodoh? Guru besar otak kecil?

Lalu dia memberikan komentar bahwa semua dosen UI itu bodoh. Ada guru besar tapi otaknya kecil, demikian komentarnya tentang dosen UI. Sebagai bekas dosen UI, apakah etis dia menyebut semua dosen UI bodoh?

Mungkin ada yang bodoh satu dua, tapi apakah harus digeneralisasi semua bodoh? Oversimplification. Penyederhanaan yang berlebihan.

Apakah karena ketahuan belangnya yang bukan professor lalu dia menganggap rendah semua dosen UI? Lalu kenapa dosen UI tidak ada yang memprotesnya? Mungkinkah para dosen UI menganggap pendapat Rocky Gerung sudah seperti siaran radio yang rusak?

Seandainya menjadi Menkumham.

Yang paling teranyar komentarnya adalah seandainya dia menjadi Menkumham dalam reshuffle mendatang. Satu sisi dia bilang tidak percaya dengan survey. Tapi dia ditanya berdasarkan satu hasil survey, ada yang mengusulkan dia menjadi Menkumham.

Dia menjawab bahwa dia akan bersedia. Lalu dia akan membuat kesepakatan dengan presiden dengan membubarkan kabinet. Bagaimana seorang menteri sebagai pembantu presiden mau membubarkan kabinet? Menteri itu bagian dari kabinet. Apa kewenangan seorang menteri membubarkan kabinet?

Jawaban yang ngawur lagi. Kalau kita pakai istilahnya, jawaban yang dungu lagi? Dari contoh diatas, bisalah kita pahami kenapa pernah satu stasiun TV mengundangnya menjadi narasumber secara rutin.

Apakah karena kehebatan pendapatnya? Bukan, tetapi kegaduhan yang dia buat setiap hadir diskusi mampu menaikkan rating sebuah acara. Dalam hal itu dia hebat.

Namun kini katanya dia dibanned tidak bisa ikut lagi. Kenapa? Kita tidak tahu persis. Dari berbagai pendapat yang sering dilontarkannya, memang terkadang bombastis, kadang nyeleneh dan menganggap orang lain bodoh dan dungu sebagaimana disebutkan diatas.

Sebagai mantan aktivis, mantan dosen, seharusnya dia memilki etika yang baik dengan segala kecerdasan yang dimilikinya. Dengan demikian akan membawa manfaat yang baik bagi bangsa ini. Namun menyebut semua dosen UI bodoh dan guru besar tapi otak kecil, patut diduga sebuah pelecehan dan penghinaan terhadap profesi dosen.

Pernyataannya seandainya menjadi presiden akan memberikan pempek kepada orang sekitarnya  dan seandainya menjadi Menkumham akan membubarkan kabinet   mengindikasikan bahwa patut diduga dia kurang bijak, kurang etik dan kurang pintar. Arogansinya, keangkuhannya semakin menonjol ketika memberikan penilaiannya terhadap orang lain.

Makanya dia termasuk manusia langka, antik namun kurang etik. Sekiranya dia menjadi professional bisa dituntut pelanggaran kode etik profesi. Namun karena dia bukan profesional yang terikat dengan kode etik, maka biarkanlah dia terus mengomel dan mengatakan orang lain dungu dan bodoh.

Kita terkadang membutuhkan orang seperti ini untuk mewarnai kehidupan dan dunia media sosial kita. Ada istilah bad news is good news. Mungkin pendapat yang buruk juga bisa menjadi berita yang baik di medsos dan media tertentu, yang penting menaikkan rating dan iklan. Sebab itulah yang paling didambakan sebagian media kita. Makanya saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

Bagi anda yang pernah dinilai Rocky Gerung sebagai orang dungu, bodoh dan sejenisnya, belajarlah sabar. Orang sabar akan dikasihani Tuhan. Kalau anda tidak bisa mengharapkan perubahan cara pandang dan penilaiannya, maka cara pandang dan penilaian terhadap dia saja yang anda ubah. Jangan dibawa ke dalam hati alias baper. Gitu aja, nggak usah repot.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun