Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Ahli Merawat Pohon Kayu Putih (Mbah Rustam)

2 Juli 2020   05:30 Diperbarui: 2 Juli 2020   05:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat Pagi Indonesia.

Sang Ahli Merawat Pohon Kayu Putih (Mbah Rustam).

Sang Kakek dan Sang Cucu sedang berjalan kaki di pagi hari sambil bercerita. Sang Cucu yang akan bercerita pagi ini dan memilih cerita tentang seorang kakek yang ahli merawat pohon kayu putih.
   "Ada seorang kakek ahli merawat pohon kayu putih kek. Namanya Mbah Rustam. Dia tinggal disebuah kawasan hutan negara yang dikelola Perum Perhutani Petak Tujuh KPH Jurug di Grobongan Jawa Tengah," kata Sang Cucu memulai ceritanya.

   "Apa keahlian yang dimilikinya untuk  merawat pohon kayu putih?" tanya Sang Kakek.

   "Dia memiliki rahasia merawat pohon kayu putih dari serangan rayap. Perum Perhutani kewalahan melawan rayap. Bibit generatif yang ditanam Perhutani  mudah digerogoti rayap. Dari lima ribu pohon yang ditanam per hektar, hanya dua ribu yang bisa hidup. Sementara yang ditanami Mbah Rustam tidak ada yang digerogoti rayap. Dia menanam 500 pohon,  tidak ada yang dimakan rayap. Perum Perhutani menggandengnya menjadi mitra penjaga hutan dengan upah lima puluh ribu per hari," kata Sang Cucu.

   "Rahasianya sudah dibagikan ke Perum Perhutani?" Tanya Sang Kakek.

   "Dia tidak mau membagi rahasianya. Hanya dia yang tahu. Itu mungkin posisi tawarnya supaya bisa tetap tinggal di hutan negara tersebut dan bisa merawat hutan kayu putih," kata Sang Cucu.

   "Dia lulusan dari universitas mana?" tanya Sang Kakek.

   "Dia tidak pernah sekolah kek. Bahkan sampai sekarang dia masih buta huruf. Dia lahir tahun 1955. Tapi dia memiliki rahasia merawat pohon kayu putih bebas dari rayap," kata Sang Cucu.

   "Wow, itu luar biasa. Padahal banyak ahli yang berpendidikan master dan doktor ahli rayap belum tentu bisa seefektif dia memberantas rayap," timpal Sang Kakek.

   "Dia katanya sudah pernah disidang dan dipaksa Perhutani untuk membuka rahasia ilmu merawat pohon kayu putih tersebut, namun dia tetap bersikukuh tidak akan memberikannya. Dia takut, kalau rahasia dibeberkannya, maka dia akan diusir dari hutan negara tersebut," kata Sang Cucu.

   "Ini yang berbahaya. Kalau Mbah Rustam nanti meninggal dunia tanpa memberikan rahasia ilmunya, hilang ilmu dan ketrampilan itu," kata Sang Kakek.

   "Mungkin kalau Perhutaninya mau menghargainya lebih baik, mungkin dia mau. Tapi kalau hanya diberikan upah lima puluh ribu sehari, bagaimana dia mau memberikan rahasianya?" kata Sang Cucu.

   "Benar juga yah. Padahal jika  dianggap saja itu sebagai hak paten Mbah Rustam, lalu Perhutani membayar paten tersebut misalnya berapa, supaya bisa diketahui rahasianya akan sangat baik" kata Sang Kakek.

   "Mungkin mereka anggap remeh. Nggak ada sekolahnya, untuk apa dihargai, begitu kek. Padahal dia bisa membuat bibit berapapun yang dibutuhkan Perhutani. Dia mempunyai kelompok dalam Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan," kata Sang Cucu.

   "Itu yang salah. Ilmu seperti itu belum tentu dapat di sekolah. Namun dia dapat di lapangan. Lulusan sekolah tinggi tentang rayap belum tentu bisa melahirkan ahli seperti dia. Kalau sudah ada keahlian itu, kenapa tidak dihargai. Itu kan penting untuk pengembangan tanaman kayu putih. Kebun kayu putih kan salah satu penghasil devisa negara," kata Sang Kakek.

   "Ya begitulah keadaannya. Dan yang lucunya kek, dia tidak tahu untuk apa fungsi kayu putih ini. Ketika diberitahu bahwa salah satu fungsi minyak kayu putih adalah obat gosok masuk angin, dia tidak tahu sebelumnya. Ketika ditanya apakah dia tidak pernah masuk angin, jawabnya tidak pernah," kata Sang Cucu.

   "Gegara tiap hari dia bergumul dan merawat pohon kayu putih mungkin anginnya takut sama dia," kata Sang Kakek.

   "Prinsip hidupnya bagus kek. Menurutnya,  "jika hutan baik, maka hidup manusia akan baik," begitu dia bilang. Dan selama merawat hutan tersebut dia tidak pernah sakit," kata Sang Cucu.

   "Berarti hidupnya sudah menyatu dengan alam dan hutan itu. Alam telah memberikan keseimbangan lingkungan dan kesehatan bagi manusia yang hidup di sekitar hutan itu. Memang kalau alam dan hutan terjaga, maka hidup manusia di sekitarnya pasti sehat dan baik. Karena alam mempunyai keseimbangan dan ecosystem tersendiri," kata Sang Kakek.

   "Kita harus menghargai dan menjunjung orang seperti Mbah Rustam ini. Inilah para pahlawan alam dan lingkungan hidup yang harus dihargai. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang mau mengabdikan dirinya menjaga hutan dan alam.  Dampaknya akan  meningkatkan  mutu lingkungan kita yang lebih baik untuk kehidupan manusia. Ini aset bangsa yang berharga," kata Sang Cucu.

   "Setuju!" kata Sang Kakek menyambut.

Perawat pohon kayu putih, rahasianya dijaga sebagai posisi tawar agar tak diusir dari hutan negara. Kenapa tidak dihargai dan diangkat sebagai pegawai supaya dia mengabdi untuk negara. Atau hargai keahliannya sebagai hak paten yang dibeli negara untuk kepentingan negara. Hanya membayar lima puluh ribu per hari, mana cukup untuk menghargai, gumam Sang Kakek.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.   

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun