Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Konflik "Isu Kebangkitan PKI Dimainkan Kadrun" dan Nasib Poyuono di Gerindra

21 Juni 2020   18:42 Diperbarui: 21 Juni 2020   18:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembali ke isu dimainkan oleh kadrun ini? Apakah kadrun masih betah di Gerindra setelah koalisi dengan Jokowi? Sudah pasti tidak tenang. Pembubaran ormas HTI telah menimbulkan sakit hati yang tak terperi. Tiba-tiba junjungannya bergabung dengan yang dianggap membunuh organisasi mereka, siapa yang tidak sakit hati? Untuk apa didukung dengan berbagai trik demo dan pengorbanan lainya, kalau ujungnya bergabung dengan saingannya yang dibenci?

Apakah sakit hati tersebut yang juga tercermin dari pernyataan PA 212 bahwa Prabowo sudah finis dan tidak ada lagi harapan di 2024? Apakah Prabowo juga tersinggung dengan pernyataan itu, apalagi dihubungkan dengan sinisme mereka terhadap hasil survey kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan?

Apakah ini juga berhubungan dengan pernyataan Megawati ketika Prabowo hadir dalam Kongres PDI-P yang mengatakan, "Mas Bowo, kalau mau maju lagi dekatin kita-kita aja," menjadi sebuah tanda untuk memperbaiki hubungan dan rekonsiliasi setelah Perjanjian Batutulis?

Mungkinkah Prabowo sedang memainkan jurus catur dengan memainkan pion Poyuono menghembuskan isu kebangkitan PKI  dimainkan kadrun untuk menakar pertarungan internal dan sekaligus menakar posisi terhadap kekuatan eksternal yang mendukungnya dalam pilpres sebelumnya?

Apakah Prabowo sudah belajar dari fakta perjalanannya dalam Pilpres yang selalu kalah dengan dukungan kadrun? Mungkin Prabowo sedang mempertimbangkan tawaran Megawati dalam Kongres PDI-P itu lebih realistis untuk menang daripada dukungan para kadrun dan fundamentalis serta radikalisme agama yang mereka gembar-gemborkan dengan aksi anarkhis seperti peristiwa Mei 2019 tak kunjung berhasil. Berujung kegagalan. 

Prabowo ingin menjadi presiden, bukan sekedar ikut Pilpres. Dan ingin menjadi pemenang, bukan gagal melulu. Kalau para pendukung selama ini belum bisa memenangkannya, perlu dipertimbangkan pendukung yang lain yang sudah dua kali memenangkan Jokowi menjadi presiden. Realistis dan manusiawi.

Prabowo seakan memberikan sinyal dukungan terhadap RUU HIP dan Jokowi untuk melawan para kadrun dan berbagai pihak yang memainkan dan menggoreng isu kebangkitan PKI ini. Dan ingin melihat reaksi. Jika kalah telak, maka Poyuono yang akan dikorbankan. Namun jika bisa menuai kemenangan, maka isu  ini akan dilanjutkan.

Apakah semua ini sudah bermuara kepada Pilpres 2024 dan ancang-ancang harus segera dibuat? Memilih nasionalis seperti PDI-P akan menjadi pilihan strategis dengan paket Prabowo-Puan dan tentu saja akan meninggalkan para kadrun dan fundamentalis agama? 

Perasaan getir akibat kekalahan beruntun dengan para pendukungnya perlu diganti dengan mimpi kemenangan. Walaupun harus meninggalkan dan ditinggalkan para pendukung lama, namun mimpi menjadi presiden jauh lebih kuat dari hubungan emosianal dengan pendukungnya para kadrun dan fundamentalis agama tersebut. Perlu pendukung baru yang lebih menjanjikan kemenangan menjadi presiden.

Masih sulit memastikan dan mencari jawabannya. Misalnya minggu ini ada keputusan tentang Poyuono dengan isu kebangkitan PKI dimainkan kadrun ini. Perlu kesabaran kita semua menunggu proses di Mahkamah Kehormatan Partai dan apa pula keputusan dari Sang ketua Umum yang sudah digadang-gadang lagi akan menjadi Ketum partai.

Ini politik yang selalu dinamis, penuh kejutan dan kadang kita kecele. Permainan kekuasaan dan politik bukanlah matematika yang mempunyai rumus pasti. Bisa tiba-tiba yang saling keras dalam berpendapat di media sekalipun, tiba-tiba mereka saling berangkulan dan kita menjadi terpana, begitu ya. Selamat menunggu dengan sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun