Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sang Penganiaya Pegawai Hotel yang Menjalankan Protokol Kesehatan

18 Juni 2020   07:03 Diperbarui: 18 Juni 2020   06:56 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semangat Pagi Indonesia.

Sang Penganiaya Pegawai Hotel Yang Menjalankan Protokol Kesehatan.

   "Ini ada berita terbaru kek. Pegawai hotel yang menjalankan protokol kesehatan dengan mengingatkan tamunya supaya pakai masker diancam. Bukan sekedar ancaman, malah dipukuli supir dari orang yang mengancam itu," kata Sang Cucu memulai ceritanya.

   "Siapa pelakunya, apa jabatannya, kok sombong sekali?" tanya Sang kakek.

   "Anggota DPRD kek. Mereka yang datang dan menginap di hotel itu. Pada saat sarapan pagi, anggota DPRD ini tidak memakai masker. Ditegur dan diingatkan oleh pegawai hotel sesuai protokol kesehatan. Diancam dan dipukuli supir anggota dewan itu. Memar kepalanya dan trauma lagi," jelas Sang Cucu.

   "Inilah contoh yang buruk dari pejabat daerah kita. Seharusnya sebagai anggota DPRD dia harus memberi contoh yang baik. Ini malah buruk. Sudah dilapor ke polisi?" tanya Sang Kakek.

   "Sudah kek. Dilaporkan ke Polsek setempat, " jawab Sang Cucu.

   "Polisi harus segera mengusut dan memeriksa orang tersebut. Gubernur juga harus bertindak. Ada baiknya juga itu dilaporkan ke Ketua DPRD dan ketua umum partai asal dari anggota DPRD tersebut," kata Sang Kakek.

   "Ribet amat kek, kok harus melaporkannya ke semua pihak?" kata Sang Cucu.

   "Biar ditegur dan diperiksa oleh Dewan Kehormatan Dewan. Ataua partai bisa mempertimbangkan menggantinya dengan Pergantian Antar Waktu (PAW)," kata Sang Kakek.

   "Kesalahan begitu bisa diganti dengan PAW?" selidik Sang Cucu.

   "Kenapa tidak? Kalau kejadian seperti ini dibiarkan para anggota DPRD dan pejabat di daerah, ini kan akan dicontoh pejabat yang di bawahnya lagi. Nah terus ke bawah dan masyarakatpun akan menirunya. Kenapa rakyat dipaksa harus mematuhi protokol kesehatan, sementara para pejabat boleh melanggar? Ini kan merusak wibawa pemerintah," kata Sang Kakek.

   "Benar juga ya kek. Ini sepele, tapi bisa jadi bertele-tele masalahnya. Tiru meniru sampai ke bawah," kata Sang Cucu.

   "Setidaknya diproses sampai ke pengadilan, biar malu dia. Kita harap ini akan menimbulkan efek jera kepada pelaku dan menjadi peringatan bagi anggota DPRD dan pejabat daerah lainnya," kata Sang Kakek.

   "Kenapa banyak anggota DPRD yang menjadi pemberitaan di seluruh Indonesia yang membangkang, melawan, mengancam bahkan menganiaya seperti kasus ini kek?" selidik Sang Cucu.

   "Memang ada penyakit pejabat di daerah, merasa dirinya menjadi raja kecil atau elite penguasa tertinggi di daerahnya, jadi muncul arogansi dan kesewenang-wenangan dalam dirinya," jelas Sang Kakek.

   "Berarti mereka ini perlu ada pendidikan karakter menjadi pejabat yang harus melayani kek," timpal Sang Cucu.

   "Itu betul. Memang selama ini mereka sering ikut Bintek atau pembinaan teknis, berupa pengetahuan dan ketrampilan menjalankan tugasnya sebagai anggota DPRD. Kurang pembinaan karakter," kata Sang Kakek.

   "Itu mungkin sumber masalahnya. Trampil dalam tugas teknis, tapi buruk dalam karakter dan budi pekerti. Inilah yang tidak menerima lagi pelajaran budi pekerti seperti yang sering dikeluhkan  kakek?" kata Sang Cucu.

   "Betul. Memang sudah diperlukan lagi diajarkan budi pekerti dan moral yang baik ke mereka para anggota DPRD ini," kata Sang Kakek.

   "Semoga polisi cepat memproses dan menangkap anggota DPRD dan supirnya ini ya kek," kata Sang Cucu.

   "Ya. Semoga," kata Sang Kakek.

Anggota DPRD kenapa arogan ya? Protokol kesehatan itu ketentuan WHO dan pemerintah. PSBB dengan segala ketentuannya itu diatur UU, kok melawan, bahkan mengancam dan menganiaya yang mengingatkan? Kapan negeri ini bisa mengusir Covid-19, kalau pejabat saja tidak patuh, gumam Sang Kakek.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun