"Apa kepentingan bisnis dan politiknya?" tanya Sang Cucu.
  "Dengan kebijakan pemerintah membangun kilang dan membangun kemandirian jangka panjang ini kan mengganggu kepentingan bisnis dan politik para pemain selama ini. Para mafia minyak kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Kalau boleh pemerintah ini harus dikudeta dan ditumbangkan agar dia bisa berkuasa lagi," jelas Sang Kakek.
  "Wah seru benaran ini kek," kata Sang Cucu.
 "Siapa bilang tidak seru benaran? Ini serius dan super serius. Terkadang kita masyarakat dengan adanya medsos ini kan mudah terprovokasi. Harga minyak dunia turun, tapi harga BBM di Indonesia tidak turun. Tumbangkan Jokowi. Buat viral, begitu kerjanya. Dibuat ulasan lalu di share sebanyak mungkin. Dan kadang orang membagikan berita itu, padahal tidak tahu sumbernya dari mana," kata Sang Kakek.
  "Ada pemanfaatan dong," kata Sang Cucu.
  "Ya. Makanya mulai sekarang, kita jangan gampang terprovokasi dan jangan mau membagikan sesuatu berita atau ulasan yang tidak kita tahu kejelasan sumber dan kebenaran isinya. Ada orang menganggap, wah sumbernya ini saya kenal, tanpa melihat isi pesan itu benar atau tidak. Jadi bukan hanya sumbernya yang benar, isi beritanya juga harus benar. Kalau isi beritanya tidak benar, kita sudah ikut menyebarkan hoaks, dan itu melanggar hukum," jelas Sang Kakek.
  "Salah satu contohnya soal harga minyak dunia turun, harga BBM tidak turun ini?" tanya Sang Cucu.
  "Betul. Jadi segala sesuatu perlu kita pahami sebelum bersikap dan sebelum membagikan berita atau informasi," kata Sang Kakek.
  "Wah mantul ini penjelasan kakek, jadi paham soal harga minyak dunia turun, tapi harga BBM dalam negeri tidak turun. Ada pembangunan kilang dan menuju kemandirian energi jangka panjang. Hebat. Seratus untuk kakek," kata Sang Cucu memuji kakeknya. Sang Kakek hanya tersenyum di kulum.
Kritik harga minyak dunia turun, harga BBM tidak turun, monggolah. Kritik itu penting untuk refleksi. Negeri ini ingin membangun kilang dan membangun ketahanan dan kemandirian energi jangka panjang, monggo juga. Itu sangat baik. Biarlah semua mengerjakan pekerjaannya untuk kejayaan bangsa masa depan, gumam Sang Kakek. Â
Terima kasih dan salam.