"Berapa anaknya pak?" tanyaku.
  "Tiga, dua laki-laki dan satu perempuan," jawabnya.
  "Sudah sekolah?" tanyaku.
  "Yang paling besar sudah SMP. Dua lagi masih SD," katanya.
Kami masih lama berbincang-bincang sampai rombongan mau pulang. Saya sangat terharu dengan pertemuan itu. Dua puluh enam tahun Sang Tunanetra ini mengingat suaraku? Padahal kita bisa lupa peristiwa setahun dua tahun yang lalu.
Itulah mungkin karunia Tuhan yang sulit dimengerti. Ketika mereka kurang bisa melihat dengan mata mereka, Tuhan memberikan kelebihan berupa pendengaran dan daya ingat yang lebih tajam.
Ketika mau pulang, saya memberikan hadiah untuk beliau agar membeli pakaian untuk beliau dan anak isterinya. Hadiah kenangan untuk daya ingat 26 tahun. Pemberian sebuah kaus kenang-kenangan 26 tahun yang lalu membuat ingatannya kuat terhadap suara saya? Beliau telah mengajarkan saya untuk tidak melupakan yang baik, bersyukur, tanpa melihat sebesar apapun hadiah dan kebaikan itu.
Walau hanya selembar kaus sekalipun. Ternyata, secercah kebaikan bisa menjadi pengingat untuk jangka waktu yang lama, 26 tahun. Luar biasa. Thanks Lord.
Salam rindu dan hormat untuk seluruh Pimpinan, pengelola dan penghuni  Panti Karya Hepatha, Laguboti, Tobasa, Sumut.
Terima kasih, salam dan doa.
Aldentua Siringoringo.