"Santai saja kek membahasnya. Waktu kita masih banyak, corona masih jauh," kata cucu.
  "Ini serius urusannya. Mereka ikut koalisi, menikmati dua jabatan menteri, tapi di luar mereka ribut seolah-olah oposisi. Kenapa tidak mundur saja dari koalisi dan jabatan dua menterinya dilepas," kata kakek.
  "Itu mustahil kek. Bagaimana mungkin mundur dari menteri. Keinginannya mau minta satu lagi, cuma gengsi kali," kata cucu.
  "Itu betul, karena beberapa waktu lalu juga si jubir yang jabir ini sempat didatangi salah seorang kepercayaan presiden dan sempat diisukan mau masuk kabinet menjadi menteri," kata kakek.
  "Nah, kalau itu benar, dia mungkin sakit hati. Diisukan jadi menteri, ternyata tidak jadi. Ini pelecehan. Jadi patut diduga dia akan semakin jabir nanti," kata cucu.
  "Kalau begitu tidak mungkinlah kita harapkan pendapatnya yang baik yah," kata kakek.
  "Sulit kek. Sekali masuk dalam pasukan nyinyir ya tetap aja nyinyir, jabir. He..he..!"kata cucu.
Dasar nyinyir tetap nynyir, eh jubir yang jabir, terserah kaulah, suka-sukamulah mau bicara apa ya, gumam kakek.
Sekian dulu. Terima kasih, salam dan doa.
Aldentua Siringoringo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H