"Begitu ya kek. Jadi biarlah beliau ini kita sebut Mister Ogah New Normal ya," kata cucu.
  "Terserah. Mau kau sebut apa, terserah. Mau new normal terserah, mau old normal terserah," kata kakek.
  "Kok semua terserah? Seperti Indonesia terserah aja?" kata cucu.
  "Begitulah, terserah, suka-suka kalian saja. Mau kebablasan, mau rusuh, mau ngutang, mau menganggur, mau PHK, terserah," kata kakek.
  "Hati-hati kek, jangan sampai nanti kakek kena darah rendah seperti beliau itu. Harus marah-marah baru bisa normal darahnya. Kalau nggak marah nggak normal darahnya," kata cucu.
  "Terserah padamu, kemana kita pergi, bilang dulu, sama ibu.
   Bagaimana kalau kita ke Bina Ria, banyak pengunjungnya melantai disana.........," tiba-tiba kakek bernyanyi.
  "Nyanyian apa itu kek?" Tanya cucu.
  "Nyanyian para kakek dulu ketika masa terkenalnya Bina Ria dan Taman Ria, mungkin itu bisa kita nyanyikan untuk menghibur Mister Ogah New Normal. Mungkin masih ingat dia lagu itu," kata kakek.
  "Kakek, kakek, ujungnya nyanyi saja. Selalu ada nyanyiannya untuk segala situasi," kata cucu.
New normal, kebablasan, rusuh, ah, sudahlah, gitu aja kok repot, gumam kakek.Â