"Dan bagi kita orang timur apalagi sisitem di keluarga kita, sangat susah seperti ini. Masa besanan atau marhulahula boru berkonflik. Kakek ini seharusnya hormat sama besan (hulahulanya) itu. Sama mertua anak kita harus hormatlah. Kalau tak hormat, kualat namanya. Ada resikonya itu," kata kakek.
  "Ya juga ya kek. Tidak hormat sama besan (hulahulanya) mana mendapat doa dan berkat ya," kata cucu menimpali.
  "Makanya susah sekali kalau politik dan keluarga dicampur-campur. Sulit mengatasi kalau ada konflik seperti ini. Anaknya itu kan jadi susah. Memihak ayah atau mertua. Akhirnya dia memilih mertua. Kasihan bapaknya kan.  Sudah diurus mulai kecil, sementara mertuanya baru berapa tahun, eh sudah memihak mertua. Celaka kan," kata kakek.
  "Berarti mertuanya lebih baik mungkin kepada menantunya, daripada bapak ke anaknya," kata cucu.
  "Makanya sulit. Jadi kalau boleh politik ya politiklah. Keluarga ya keluargalah. Jangan dicampur-campur," kata kakek.
  "Setujulah kek, jangan dicampur-campur," kata cucu.
Oh politik, oh keluarga, ah susah jadinya kalau konflik kepentingan di partai politik, membawa  akibat kepada keluarga. Makanya politik ok, keluarga ok, jangan dicampur-campurlah, gumam kakek. Sekian dulu.
Terimakasih. Â Salam dan doa.
Aldentua Siringoringo