Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Covid-19: "Kejarlah Pelonggaran, Kau Kusiksa dan Kutangkap."

18 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:05 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  "Tergantung kalian juga itu. Kalau kalian patuh kepada pemerintah kalian untuk melakukan PSBB, saya akan cepat pergi. Tapi karena masyarakat kalian tidak patuh, ya saya masih akan lama disini. Coba lihat ya. Mudik dilarang, ada saja yang masuk bagasi bus dan banyak mobil pribadi yang melanggar. Saya ada di dalam mobilnya. Makanya di daerah juga saya sudah hadir. Sekarang Menteri Perhubunganmu membuka transportasi. Bandara berjubel dan padat, tidak ada jarak. Saya ada di sana dan menyebar lagi," kata Sang Covid-19.

   "Kau jangan mencari-cari celah dan kesalahan kami ya," kata cucu.

   "Saya bukan mencari-cari kesalahan. Sikap kalian  yang saya manfaatkan. Coba lihat. Aturan penerbangan kan hanya 50 persen dan tidak boleh pesawat penuh.  Kursi tengah harus kosong. Tapi banyak penumpang memesan tempat duduk. Penuh. Nah kesempatan baik bagi saya berpindah dari orang yang dekat kan. Mau salahkan perusahaan penerbangan? Siapa suruh memberikan izin. Perusahaan sudah rugi selama ini, diberi izin terbang, banyak pesanan, yah berikan saja. Kesempatan mendapat uang. Orang haus diberikan minuman, masa ditolak?" kata Sang Covid-19 membuat cucu makin marah.

   "Kau ini memang benar-benar kurang ajar ya. Kok semua kelemahan kami kau tahu dan manfaatkan untuk menghantam kami?" protes cucu.

   "Lho, jangan salahkan saya. Kalian berikan peluang saya untuk berpindah dan berkembang, kok tidak dimanfaatkan. Tidak memanfaatkan peluang untuk bertumbuh dan berkembang adalah sebuah kebodohan. Memanfaatkan, itulah yang cerdas. Makanya, kalian berikan pelonggaran, kumanfaatkan," kata Sang Covid-19.

   "Kau memang setan gandul yang super jahat," teriak cucu.

  "Apapun katamu, ujaran kebencianmu kepada saya, ingat satu hal. Saya berkembang dan menyebar di negaramu, tergantung kalian. Kalian disiplin, saya pergi. Kalian tidak disiplin, saya masih disini. Lihat dulu derita dan keluhan paramedic dan tenaga kesehatan yang membuat #indonesiaterserah. Mereka marah dan kecewa atas sikap masyarakatmu dan pemerintah yang akan memberikan pelonggaran. Kejarlah pelonggaran, maka kalian akan kusiksa dan kutangkap," kata Sang Covid-19.

Sang Cucu tak sanggup lagi berkata-kata. Bukan Sang Covid-19 nya saja yang jahat dan kurang ajar, tapi sikap masyarakat bangsanya yang membuat Sang Covid-19 masih bertenggar dan berkembang di negara ini. Pelonggaran PSBB ternyata bisa menjadi bumerang bagi bangsa ini, kalau tidak diikuti sikap disiplin protokol kesehatan. Namun namanya juga bangsa Indonesia. Jika diberi kelonggaran dan kebebasan, maka dia akan menggunakannya dengan sebebas-bebasnya, tanpa peduli bahwa itu telah menginjak-injak kebebasan orang lain.

Lihatlah Bandara yang membludak dan padat manusia. Inikah pelonggaran PSBB itu? Lihatlah pesawat yang penuh. Ketika diprotes ke pramugari, mereka menjawab, kami hanya menjalankan tugas. Yang mengambil kebijakan bos kami diatas sana. Tanyalah petugas bandara, tidak ada yang menjawab. Pantaslah Sang Covid-19 bersikap sombong dan kurang ajar, karena dia tahu dan memahami ketidakdisiplinan kita, dan ketidakpatuhan kita terhadap peraturan dan protokol kesehatan. Selamat menikmati pelonggaran PSBB, dan selamat disiksa dan ditangkap Sang Covid-19 untuk jangka waktu yang tidak kita tahu berapa lama lagi, yang menurut penjelasan Sang Covid-19 itu tergantung sikap kita. 

Terima kasih. Salam dan doa.

Aldentua Siringoringo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun