Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Covid-19: "Kejarlah Pelonggaran, Kau Kusiksa dan Kutangkap."

18 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:05 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

   "Memang kau makhluk jahat dan kurang ajar ya," kata cucu kesal melihat sombongnya Sang Covid-19.

   "Itu juga kutiru dari manusia, coba bayangkan bagaimana jahatnya negara-negara seperti Amerika dan negara maju menciptakan globalisasi agar mereka bisa menguasai dunia. Bagaimana McDonald, KFC, Coca-cola, Pepsi Cola, Burger King, Macintosh, iPhone, Microsoft, Samsung dan berbagai merek lain yang menguasai dunia dengan sombongnya. Mereka membunuh merek-merek lokal dengan seenaknya. Dan semua perusahaan cabang atau  waralaba itu di seluruh dunia membayar royalti ke negara besar pusat bisnis dan merek-merek itu. Dan semua negara berkembang seperti kerbau dicucuk hidungnya, mau ditarik dan disuruh membayar royalti jutaan dolar per hari. Apa salahnya itu kutiru," kata Sang Covid-19.

   "Kau memang penjahat inovatif ya. Kau tiru yang sombong dan jahat, lalu kau buat yang lebih sombong dan lebih jahat lagi ya," kata cucu.

   "Itu juga saya belajar dari Steve Jobs, bagaimana membuat inovasi tiada tara. Makanya saya hanya meniru kalian manusia itu, lalu saya menjadi penguasa tunggal di seluruh dunia," kata Sang Covid-19.

   "Sampai kapan rencanamu akan menjadi penguasa tunggal dan menyiksa umat manusia ini?" tanya cucu.

   "Nah ini pertanyaan cerdas dari seorang anak kecil. WHO menyakan hal tersebut kepada saya, saya jawab akan lama. Itu jawaban sedikit tipu-tipulah. Tetapi kepada anak kecil, saya harus jujur. Yang benar adalah, itu  tergantung negara masing-masing," jawab Sang Covid-19.

   "Kenapa tergantung negara masing-masing?" tanya cucu.

   "Saya beri contoh ya. Pertama saya hadir di Wuhan, Cina. Mereka langsung bertindak cepat. Wuhan ditutup. Seluruh transportasi ke Wuhan ditutup. Dan dari seluruh penjuru Cina didatangkan relawan, rumah sakit dibangun dalam 30 hari.  Segala obat disediakan pemerintah. Total mereka melawan saya. Dan menghambat saya menumpang ke orang dan menyebarkannya ke orang lain. Akhirnya saya mundur dari Wuhan, Cina. Vietnam yang berbatasan dengan Cina juga bergerak cepat menghambat saya menyebar ke negara itu. Karena negara itu negara satu partai dan komunis, bisa saja. Semua rakyatnya patuh dan takut ke pemerintahnya. Jadi mereka bisa membuat perjalanan saya ke Vietnam agak tersendat-sendat.  Cuma orang lupa, saya sudah sempat bepergian ke berbagai negara sebelum mundur dari Wuhan Cina. Saya terbang ke Amerika dan ke negaramu Indonesia juga," kata sang Covid-19.

   "Kenapa kau datang ke Indonesia?" tanya cucu.

   "Disini enak dan senang. Saya bisa bergerak cepat. Masyarakat dan pemerintah kalian kan cuek dan anggap remeh pada saya awalnya. Tidak mungkin negara kita kena, demikian sikap kalian di awal kedatangan saya di negara ini. Makanya saya cepat berkembang. Dan saya tahu konflik cebong dan kampret kalian juga belum selesai. Ada gubernur kalian yang ingin cari nama. Wawancara dengan media asing menyalahkan pemerintah pusat. Saya manfaatkan semua itu. Saya hafal karakter para pemimpin kalian di negeri ini. Makanya saya merajalela di negaramu ini. Sekali lagi saya nyatakan enak tenan di negaramu ini," kata Sang Covid-19.

   "Tapi kalau bisa aku memohon, pergilah kau wahai Sang Covid-19 yang jahat. Jangan ganggu lagilah negaraku ini," kata Cucu seakan memohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun