Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Inovator Transportasi Era Covid-19

25 April 2020   08:00 Diperbarui: 25 April 2020   08:04 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Apa kepanjangannya?"Tanya kakek.

   "Angkutan Lingkungan Misi Solidaritas Genk Cucu. Itulah tadi yang mengantar saya. Nanti malam bang Boni mau main ke sini membawa Angling MSGC tersebut."kata cucu.

   "Syukurlah kalau begitu. Luar biasa. Mari kita tepuk tangan untuk para cucu."kata kakek sambil bertepuk tangan. Semua mengikutinya,  kecuali cucu.

   "Terima kasih tepuk tangannya. Tapi penjelasan saya belum selesai dan misi ini belum selesai. Ini baru awal. Bagaimana supaya misi ini bisa berhasil dan menghasilkan uang, supaya keluarga bang Boni bisa melanjutkan hidup dan uang yang dipakai bisa dikembalikan walau tidak diharapkan kembali. Bang Boni berjanji akan mengembalikan. Jadi jangan hanya tepuk tangan dari kalian, tapi harus  'turun tangan' juga."kata cucu.

   "Bagaimana bentuk turun tangannya?"kata kakek.

   "Sebaik-baiknya ide, gagasan dan program dalam misi ini kalau tidak laku di pasar maka ini akan gagal. Jadi ini harus didukung dengan strategi publikasi yang jitu supaya laku dan layak jual."kata cucu bagaikan seorang motivator yang sedang presentasi tentang strategi publikasi kepada orang tua dan kakeknya.

   "Apa strateginya?"kata kakek. Keadaan terbalik hari ini. Biasanya cucu yang bertanya, kakek menjawab. Hari ini kakek bertanya, cucu yang menjawab. Gara-gara Covid-19 keadaan terbalik. Kurang ajar memang Covid-19 ini, gumam kakek.

   "Ada dua hal penting dalam strategi publikasi ini. Pertama menggunakan media sosial sebagai media promosi. Kedua para ibu-ibu sebagai penyampai pesan di media sosial tersebut. Karena lebih banyak waktu ibu-ibu bermedsos, maka ini harus dimanfaatkan. Jadi tugas kakek meminta kepada semua menantu dan mantunya untuk menjadi tenaga publikasi atas misi ini. Kami sudah membuat kartu nama dan poster untuk ditempelkan di pasar. Untuk dimuat di IG, di Twitter dan Facebook serta YouTube."kata cucu.

   "Setuju. Kakek akan lakukan."kata kakek.

   "Nah di lingkungan perumahan kita tugas ayah dan ibu untuk mempromosikan ini dari rumah ke rumah. Melalui WA grup arisan ibu-ibu di RT dan RW."kata cucu.

   "Ini berlebihanlah. Hanya untuk satu Angling semua heboh."kata si Ayah yang dari tadi diam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun