Mohon tunggu...
Alda Prakasih
Alda Prakasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis cerpen Aksara Harap dan Tegat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Konflik Novel "Cinta dalam Diam"

15 Juli 2021   14:22 Diperbarui: 15 Juli 2021   14:34 3492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sinopsis 

Seindah cinta yang dimiliki oleh Ali dan Fatimah.

Mereka menyimpan cinta mereka dalam diam, hanya doalah yang menjadi jalan agar rasa itu tetap dapat terjaga kesuciannya.

Dapatkah aku mencintaimu seperti Fatimah yang mencintai Ali dalam diam.

Atau dapatkah aku seperti Ali yang dapat mejaga kesucian cintanya pada Fatimah, saking sucinya cinta itu hingga setanpun tak tahu akan perasaan cinta yang Ali simpan untuk Fatimah.

Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan disini, cinta tak pernah meminta untuk dinanti. Seperti Ali, cinta mempersilakan, atau memgambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan dan yang kedua adalah keberanian.

( Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra )

"Masalah adalah problema atau suatu persoalan yang memerlukan pemecahan atau penyelesaian secara benar. Sifat utama masalah adalah bahwa masalah itu memiliki beberapa alternatif pemecahan". (komaruddin, 2009:49) Masalah yang akan ditelaah ini yaitu konflik novel Cinta Dalam Diam Karya Shineeminka.

Dalam novel tersebut, permasalahan kehidupan diceritakan dalam bentuk konflik. Karena novel bercerita tentang kehidupan sosial masyarakat yang tidak bisa terpisah dengan konflik, maka wajarlah konflik dihadirkan pada novel sebagai komponen penting dalam novel. Konflik menjembatani setiap peristiwa menuju klimaks. Konflik dianggap sangat penting dalam novel, karena konflik merupakan salah satu elemen penting yang membangun unsur alur dalam novel. Menurut Stanton (2007: 31), dua elemen yang membangun alur adalah "konflik" dan "klimaks". 

Konflik juga menjadi bagian yang penting guna membuat pembaca terfokus pada novel.Salah satu karya sastra yang menghidangkan berbagai konflik yang menarik di dalamnya adalah novel Cinta Dalam Diam. Bermula dari Ibu Zahra yang menyuruhnya menggunakan gamis, dan kerudung yang syar'i, saat ingin mendatangi pengajian. 

Zahra yang tidak ingin durhaka kepada ibunya mengikuti apa yang dikatakan ibunnya, walaupun dengan rasa kesal di dalam hati Zahra sama sekali tidak ingin menggunakan pakaian itu dikarenakan dia merasa belum pantas menggunakannya. Hari demi hari Zahra mulai belajar hijrah karena dukungan dari mamanya dan membaca buku kisah Ali dan Fatimah Azzahra. 

Ia dipertemukan dengan Ali disebuah pengajian rutin di rumah Tante Anisa, yaitu Ibu dari Ali. Yang merupakan sahabat dekat Ibu Zahra.Mereka kemudian dijodohkan meskipun Zahra merasa belum siap. Namun sebagai bakti kepada orang tuanya ia pun menerima perjodohan itu. Ali merupakan seorang dokter sekaligus juga dosen di kampus Zahra.

Kemudian yang selanjutnya saya telaah konflik tentang persoalan cinta yang rumit oleh Zahra, Ali dan Ayana. Ketika Ali telah meminang Zahra selepas itu Ayana datang menghampiri mereka berdua yang sedang bersiap-siap untuk pergi, langsung saja secara serentak Ali yang sedari tadi mengengam tangan tanya Zahra langsung melepaskan tangannya.

Zahra yang sedari tadi melihat kegelisahan yang ada pada mas Ali, seketika Zahra mengguman di dalam hatinya, ada apa yang sebenarya terjadi?

Disini bisa kita lihat bahwa ada sosok orang ketiga yang hadir diantara Zahra dan Ali, iya benar Ayana, sosok ini lah yang seketika membuat Ali gelisah. Pertanyaan-pertanyaan yang terbenak dihati Zahra pun mulai menggoreskan perasaan hati Zahra.

Zahra benar-benar kebingungan dengan sikap Ali yang sedari tadi saja menjadi dingin, ketika Zahra sedang berada di kamar mandi, Zahra mendengar percakapan via telephone Ali dengan seseorang, Zahra kaget mendengar bahwa selama ini wanita yang Ali idam-idamkan bukanlah Zahra melainkan Mba dari adik mama nya sendiri.

Hati dan pikiran Zahra sakit mengetahui prihal semua itu, tetapi Zahra tetap tegar dan kuat seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi di dalam pernikahannya. Ali selama ini mengira bahawa Zahra lah sosok perempuan yang ia cintai dalam diam saat Ali pernah tinggal di Turki, kesalah pahaman yang menimpah Zahra yang tidak tau apa-apa soal wanita yang Ali cintai dalam diam ternyata bukan Zahra.

Konflik selanjutnya yang terjadi yaitu Ayana yang satu bimbingan dengan dokter Ali, Ayana sudah mengetahui bahwa Ali lah yang ia cintai, cinta yang bertepuk sebelah tangan. Ayana begitu senang ketika tahu bahwa Ali lah yang akan menjadi dokter pembimbingnya. Ayana yang dengan lantang membuat surat cinta untuk Ali tanpa melihat sosok Zahra yang telah hadir disisi Ali. Setelah Ali mendapatkan surat dari Ayana, Ali begitu merasa bersalah atas dirinya sendiri, Zahra yang dicuekan begitu sabar menghadapi perubahan sikap Ali kepadanya.

Kedekataan Ali dan Ayana makin saja menempel, sampai Ali melupakan sosok Zahra yang telah hadir dikehidupannya. Zahra dengan tidak sengaja melihat Ali dan Ayana yang sedang bersama di suatu cafe yang ia lewati, hati Zahra sakit ia terluka dan untuk mengobati lukanya Zahra pun tertidur hingga seorang datang ia benar sekali seseorang datang yang telah menyakiti hati Zahra atas pertemuanya dengan wanita lain.

Singkat cerita, Mama Ali yang tiba-tiba saja datang menemui Zahra yang sedang diam duduk tersipu mendengarkan bahwa Mama meminta izin kepada Zahra untuk Ali bersama Tantenya sendiri, begitu sedihnya Zahra mendengar hal itu, Zahra ikhlas membiarkan Ali bersanding dengan perempuan yang ia cintai tetapi Zahra ingin terlebih dahulu untuk pisah dengan Ali karna Zahra pun tidak kuat cintanya terbagi.

Zahra sakit dan ternyata Zahra telah keguguran ia telah kehilangan calon buah hatinnya yang ia tunggu, setelah lama memikirkan peruahan sikap Ali dan kejadian pada saat itu ia lihat Zahra menahan sakit dan ia pun kehilangan calon buah hatinya tetapi Zahra belum tau kalau ia ternyata hamil dan kehguguran, Ali berusaha untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa atas ia dan Zahra. Ali meminta maaf dan beruba sikap seperti ia baru pertama kali mereka berjumpa. Ali belum siap memberikan kabar duka kepada istrinya dan Ayana meminta maaf kepada Zahra atas keguguran nya, Zahra pun kaget dan sedih mendengar apa yang Ayana bilang, Zahra membenci Ali karena telah berbohong kepadanya bahwa ia kehilangan calon buah hatinnya.

Ketika Zahra mengetahui bahwa ia telah kehilangan janjinya, ia sungguh sedih berkecampuraan aduk, ia meminta izin ke Mamanya bahwa ia ingin pisah dengan Ali, laki-laki yang telah meminangnya dengan bersimpu kepada tuhan.

Tetapi Ali tidak menerima atas gugat cerai yang telah Zahra berikan kepada Ali.

Ali berusaha untuk memperbaiki masalah yang telah ia limpahkan ke Zahra, Ali ingin memulainnya dari awal seperti dahulu kala. Zahra butuh waktu untuk memaafkan apa yang telah Ali lakukan untuknya, sampai dimana Zahra mulai membuka pintu maaf untuk Ali dan ada konflik diamana Zahra masih belum yakin ia akan rujuk kembali karna Ayana meminta kepada Zahra untuk mengikhlaskan Ali untuk dirinnya, Ayana mengaku sedang mengandung anak Ali, cobaan apa lagi yang menimpah kepada Zahra.

Zahra menannyakan hal sebenernya kepada Ali apakah itu perbuatannya yang selama ia mempunyai hubungan kepada Ayana? \

Tetapi Ali bingung ini sebuah jebakan atau tidak karna Ali pun tidak memngigat kejadia yang sebenarnya. Zahra begitu sedih, apa yang harus ia lakukan, merelakan orang yang ia cintai bersama adik angkat dari mamanya atau memulai lagi dari awal dan percaya dengan Ali?

Akhirnya Mama Zahra pun angkat bicara kepada Ayana, bahwa kejadian 10 tahun lalu itu bukan ketidaksengajaan melainkan musibah yang telah kita semua alami, Mama Zahra meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian 10 tahun lalu, yang diamana telah merenggut kebahagian keluarga kecil Ayana, Papa dan Ibu Ayana yang telah meninggal atas kejadian itu. Mama Zahra mengatakan bahwa ini sebuah takdir yang Tuhan berikan kepada kita semua dan meminta maaf atas selama ini, tolong jangan sakiti Zahra, ini semua takdir jangan salahkah Zahra.

Ayana sadar, bahwa ini semua sudah digaris bahwahi oleh Tuhan untuk Ayana, betapa penyesalan yang selama ini ia perbuat dengan Zahra. Ayana meminta maaf dan mengakui bahwa kandungannya bukan anak Ali melainkan suatu kecerobohan ia dengan Dylan.

Selesai konflik Zahra, Ali dan Ayana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun