Ia dipertemukan dengan Ali disebuah pengajian rutin di rumah Tante Anisa, yaitu Ibu dari Ali. Yang merupakan sahabat dekat Ibu Zahra.Mereka kemudian dijodohkan meskipun Zahra merasa belum siap. Namun sebagai bakti kepada orang tuanya ia pun menerima perjodohan itu. Ali merupakan seorang dokter sekaligus juga dosen di kampus Zahra.
Kemudian yang selanjutnya saya telaah konflik tentang persoalan cinta yang rumit oleh Zahra, Ali dan Ayana. Ketika Ali telah meminang Zahra selepas itu Ayana datang menghampiri mereka berdua yang sedang bersiap-siap untuk pergi, langsung saja secara serentak Ali yang sedari tadi mengengam tangan tanya Zahra langsung melepaskan tangannya.
Zahra yang sedari tadi melihat kegelisahan yang ada pada mas Ali, seketika Zahra mengguman di dalam hatinya, ada apa yang sebenarya terjadi?
Disini bisa kita lihat bahwa ada sosok orang ketiga yang hadir diantara Zahra dan Ali, iya benar Ayana, sosok ini lah yang seketika membuat Ali gelisah. Pertanyaan-pertanyaan yang terbenak dihati Zahra pun mulai menggoreskan perasaan hati Zahra.
Zahra benar-benar kebingungan dengan sikap Ali yang sedari tadi saja menjadi dingin, ketika Zahra sedang berada di kamar mandi, Zahra mendengar percakapan via telephone Ali dengan seseorang, Zahra kaget mendengar bahwa selama ini wanita yang Ali idam-idamkan bukanlah Zahra melainkan Mba dari adik mama nya sendiri.
Hati dan pikiran Zahra sakit mengetahui prihal semua itu, tetapi Zahra tetap tegar dan kuat seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi di dalam pernikahannya. Ali selama ini mengira bahawa Zahra lah sosok perempuan yang ia cintai dalam diam saat Ali pernah tinggal di Turki, kesalah pahaman yang menimpah Zahra yang tidak tau apa-apa soal wanita yang Ali cintai dalam diam ternyata bukan Zahra.
Konflik selanjutnya yang terjadi yaitu Ayana yang satu bimbingan dengan dokter Ali, Ayana sudah mengetahui bahwa Ali lah yang ia cintai, cinta yang bertepuk sebelah tangan. Ayana begitu senang ketika tahu bahwa Ali lah yang akan menjadi dokter pembimbingnya. Ayana yang dengan lantang membuat surat cinta untuk Ali tanpa melihat sosok Zahra yang telah hadir disisi Ali. Setelah Ali mendapatkan surat dari Ayana, Ali begitu merasa bersalah atas dirinya sendiri, Zahra yang dicuekan begitu sabar menghadapi perubahan sikap Ali kepadanya.
Kedekataan Ali dan Ayana makin saja menempel, sampai Ali melupakan sosok Zahra yang telah hadir dikehidupannya. Zahra dengan tidak sengaja melihat Ali dan Ayana yang sedang bersama di suatu cafe yang ia lewati, hati Zahra sakit ia terluka dan untuk mengobati lukanya Zahra pun tertidur hingga seorang datang ia benar sekali seseorang datang yang telah menyakiti hati Zahra atas pertemuanya dengan wanita lain.
Singkat cerita, Mama Ali yang tiba-tiba saja datang menemui Zahra yang sedang diam duduk tersipu mendengarkan bahwa Mama meminta izin kepada Zahra untuk Ali bersama Tantenya sendiri, begitu sedihnya Zahra mendengar hal itu, Zahra ikhlas membiarkan Ali bersanding dengan perempuan yang ia cintai tetapi Zahra ingin terlebih dahulu untuk pisah dengan Ali karna Zahra pun tidak kuat cintanya terbagi.
Zahra sakit dan ternyata Zahra telah keguguran ia telah kehilangan calon buah hatinnya yang ia tunggu, setelah lama memikirkan peruahan sikap Ali dan kejadian pada saat itu ia lihat Zahra menahan sakit dan ia pun kehilangan calon buah hatinya tetapi Zahra belum tau kalau ia ternyata hamil dan kehguguran, Ali berusaha untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa atas ia dan Zahra. Ali meminta maaf dan beruba sikap seperti ia baru pertama kali mereka berjumpa. Ali belum siap memberikan kabar duka kepada istrinya dan Ayana meminta maaf kepada Zahra atas keguguran nya, Zahra pun kaget dan sedih mendengar apa yang Ayana bilang, Zahra membenci Ali karena telah berbohong kepadanya bahwa ia kehilangan calon buah hatinnya.
Ketika Zahra mengetahui bahwa ia telah kehilangan janjinya, ia sungguh sedih berkecampuraan aduk, ia meminta izin ke Mamanya bahwa ia ingin pisah dengan Ali, laki-laki yang telah meminangnya dengan bersimpu kepada tuhan.