Mohon tunggu...
Alda Fuji Yahmi
Alda Fuji Yahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Occupational Health and Safety at Universitas Indonesia

A student and campaigner.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Pencahayaan Selama Work From Home dan Kaitannya dengan Kesehatan Pekerja

20 Juni 2022   21:15 Diperbarui: 20 Juni 2022   21:40 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan makhluk visual dimana sebagian besar reseptor sensorik terdapat di mata. Pencahayaan menjadi salah satu aspek paling penting yang kaitannya sangat erat dengan kerja mata. Pencahayaan yang baik berkontribusi pada keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan memungkinkan pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan nyaman dan efisien. Harus ada penerangan yang cukup di tempat kerja untuk memastikan kesehatan setiap pekerja. Pencahayaan di tempat kerja harus memungkinkan pekerja untuk melihat dengan nyaman apa yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas mereka. Pencahayaan yang baik juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan memberikan rasa sejahtera bagi karyawan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerja (DOSH, 2018). Namun, kondisi saat ini yaitu pandemi COVID-19 membuat mayoritas pekerja tidak bekerja di tempat kerja, melainkan di rumah atau biasa disebut dengan Work From Home (WFH). Secara umum WFH sendiri diartikan sebagai cara bekerja karyawan yang dilakukan di luar dari kantornya, baik itu dari rumah, dari cafe ataupun dari restoran sesuai dengan keinginan karyawan (Septina, 2020). Dengan beralihnya pekerjaan menjadi WFH, dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi pekerja dikarenakan saat bekerja dari rumah, terdapat kondisi kerja yang berbeda dengan bekerja dari tempat kerja. Kondisi kerja yang berbeda terutama pada pencahayaan dapat membuat sulit bagi karyawan untuk melihat dan dapat menyebabkan kelelahan visual dan tidak nyaman. Ini dapat mempengaruhi kesehatan pekerja yang menyebabkan gejala seperti kelelahan mata, migrain dan sakit kepala. Selain itu, pencahayaan yang buruk di tempat kerja dapat menimbulkan biaya yang signifikan bagi bisnis dalam bentuk cuti kerja akibat kecelakaan dan cedera, peningkatan ketidakhadiran dan juga dapat mengurangi efisiensi dan produktivitas staf (DOSH, 2018). Selain faktor kondisi kerja tersebut, terdapat juga faktor risiko lain terkait pencahayaan antara lain Illuminance, Glare Effects, Colour Effects dan lain sebagainya yang turut berkontribusi terhadap risiko yang ditimbulkan dari pencahayaan saat WFH. Simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini:

Konsep Dasar Pencahayaan

Sebelum memahami konsep dasar pencahayaan, kita harus memahami equipment dalam pencahayaan. Equipment dalam pencahayaan terdiri dari lampu, perlengkapan pencahayaan, dan control systems untuk instalasi pencahayaan.

  • Lampu

Lampu memiliki berbagai jenis lampu yang tersedia secara komersial. Contoh jenis lampu adalah lampu pijar (tungsten), fluorescent, LED (Light Emitting Diode) dan lain-lain.

Gambar 2a. Lampu LED
Gambar 2a. Lampu LED

Gambar 3a. Lampu Fluorescent
Gambar 3a. Lampu Fluorescent

Jenis lampu yang berbeda akan menghasilkan cahaya dengan cara yang berbeda karena setiap jenis lampu memiliki sifat yang berbeda. Karakteristik dari setiap jenis lampu biasanya dijelaskan dalam bentuk informasi singkat dalam kemasan lampu tersebut. Berikut merupakan informasi terkait karakteristik dari jenis-jenis lampu:

  1. Lamp Prefix Letters

Pada bagian ini ditandai dengan huruf awalan dari jenis lampu dan ditemukan pada lampu atau pada kemasannya. Tambahan huruf dapat ditambahkan ke akhir awalan sesuai dengan konstruksinya dari lampu tertentu, misalnya "F" untuk lapisan fluoresen.

  1. Konstruksi dan Penampilan

Untuk menggambarkan metode produksi cahaya dan penampilan fisik dari lampu, misalnya untuk tungsten, filamen tungsten yang dipanaskan hingga pijar dalam kaca.

  1. Luminous Efficacy

Pada bagian ini menjelaskan mengenai ukuran efisiensi lampu untuk  mengubah daya listrik (diukur dalam watt) ke cahaya (diukur dalam lumen). Semakin tinggi nilainya dari luminous efficacy, maka semakin efisien lampu. Misalnya, luminous efficacy untuk fluorescent tubular adalah 37 - 90 lm/W. 

  1. Life

Rentang masa pakai lampu tergantung pada peringkat lampu, siklus switching, dan kondisi operasi lainnya. Misalnya, lampu tungsten halogen memiliki masa pakai 2000 – 4000 jam.

  1. Apparent Colour

Apparent colour berasal dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh setiap jenis lampu. Misalnya untuk lampu tungsten, warna yang dipancarkan adalah cahaya warm white.

  1. Colour Rendering

Pada bagian ini menunjukan sejauh mana jenis lampu akan memberikan warna permukaan yang sama dengan penampilan.

  1. Run-up Time

Ini menjelaskan mengenai kemampuan kecepatan lampu saat ingin dinyalakan. Misalnya dari lampu tungsten dan lampu neon tabung menghasilkan cahaya segera saat dinyalakan. Semua jenis lampu lainnya memerlukan beberapa menit untuk mendekati cahaya penuh.

  • Perlengkapan pencahayaan

Semua pemasangan lampu harus mendukung dan melindungi lampu, seperti menyediakan sambungan listrik, aman selama instalasi, dan aman selama pengoperasian lampu. Menggunakan alat kelengkapan yang salah dalam keadaan tertentu itu dapat berbahaya, dan dapat menyebabkan kerusakan yang cepat, kecuali lampu sering dirawat atau dicek secara berkala.

  • Control Systems

Sistem kontrol dapat berupa apa saja, mulai dari saklar mekanis sederhana hingga saklar mekanis yang canggih. Berikut adalah contoh dari sistem kontrol pencahayaan.

Gambar 2a. Saklar
Gambar 2a. Saklar

Gambar 2b. Dimmer
Gambar 2b. Dimmer

Gambar 2c. Timer
Gambar 2c. Timer

Gambar 2d. Sensor 
Gambar 2d. Sensor 

Dalam konsep dasar pencahayaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan agar pencahayaan saat bekerja sesuai dan memadai, yaitu:

  • Desain pencahayaan

  • Jenis pekerjaan

  • Lingkungan kerja

  • Aspek kesehatan

  • Persyaratan individu

  • Pemeliharaan pencahayaan (pergantian dan penyesuaian)

  • Lampu darurat 

Desain Pencahayaan

Desain instalasi pencahayaan terdiri atas pencahayaan interior dan eksterior.  Pencahayaan interior dan eksterior harus mencapai pencahayaan yang wajar di semua area kerja yang relevan, yaitu pencahayaan di area tugas tertentu harus sama pada setiap kegiatan kerja. Desain pencahayaan interior dibagi menjadi tiga jenis yaitu: pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan terlokalisasi (localised lighting), dan pencahayaan lokal (local lighting).

Penerangan umum (general lighting) adalah pencahayaan yang memberikan penerangan seragam di seluruh pekerjaan secara luas dan tidak membatasi penempatan pekerjaan. 

Gambar 3a. General Lighting
Gambar 3a. General Lighting
Pencahayaan terlokalisasi (localised lighting) adalah pencahayaan yang memberikan tingkat pencahayaan yang berbeda-beda di berbagai bagian area kerja yang sama. Pencahayaan ini disesuaikan dengan tingkat penerangan dengan kebutuhan tugas-tugas tertentu.

Gambar 3b. Localized lighting
Gambar 3b. Localized lighting
Pencahayaan lokal (local lighting) adalah pencahayaan yang biasanya merupakan kombinasi dari pencahayaan latar dan luminer yang dekat dengan area kerja yang sebenarnya. Ini digunakan dalam kondisi: tingkat penerangan yang tinggi diperlukan di area kecil,  ketika diperlukan pencahayaan arah yang fleksibel, dan ketika penerangan umum tidak diperlukan atau tidak mungkin dipasang karena tata letak area kerja.

Gambar 3c. Local Lighting
Gambar 3c. Local Lighting

Desain pencahayaan eksterior secara umum harus mencapai pencahayaan seragam yang wajar di semua area kerja yang relevan, pencahayaan yang diberikan harus konsisten dengan yang direkomendasikan dan harus  menghindari silau bagi pengguna pada area tersebut dan penghuni area terdekat. Silau ditentukan oleh distribusi cahaya fitting, pemasangan ketinggian untuk lampu sorot, seperti arah bidikan cahayanya.

Gambar 4a. Penerangan lampu sorot, dengan sebagian besar pencahayaan ke bawah, dari area di mana halangan dapat terjadi
Gambar 4a. Penerangan lampu sorot, dengan sebagian besar pencahayaan ke bawah, dari area di mana halangan dapat terjadi
Untuk area tempat kerja luar (khususnya lokasi konstruksi) cenderung memiliki instalasi penerangan sementara dan penerangan portabel, termasuk penerangan dengan lampu tangan. Tujuan pencahayaan untuk instalasi sementara ini harus sama dengan yang permanen, meskipun keausan ekstra pada peralatan sementara akan memiliki implikasi keselamatan untuk pemilihan peralatan, sarana pemasangan dan sumber listrik.

Jenis Pekerjaan

Pengusaha perlu mempertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan ketika memutuskan desain pencahayaan yang sesuai. Misalnya, jika suatu tugas memerlukan pekerjaan yang detail, penerangan lokal mungkin diperlukan selain penerangan umum agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman. Pekerjaan khusus, misalnya perakitan elektronik, mungkin memerlukan pekerja untuk membedakan warna kawat. Dalam keadaan ini, pengusaha perlu mempertimbangkan pencahayaan yang tidak mempengaruhi tampilan warna alami sehingga karyawan mereka dapat bekerja dengan aman.

Lingkungan Kerja

Aspek lingkungan kerja yang perlu diperhatikan adalah: tingkat cahaya alami, desain interior ruang kerja, dan kondisi kerja. 

  • Tingkat cahaya alami

Kebanyakan pekerja lebih suka bekerja di siang hari, oleh karena itu penting untuk memanfaatkannya pencahayaan sepenuhnya. Siang hari sendiri biasanya memberikan penerangan yang cukup di seluruh area kerja atau sepanjang hari kerja  karena dalam pada kondisi siang hari akan memberikan keadaan penerangan yang cukup dan cocok. Namun, beberapa tempat kerja tidak memiliki cahaya alami karena tata letak arsitekturnya, dan dalam kasus ini pencahayaan buatan yang sesuai dibutuhkan, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan efisien. 

  • Desain interior ruang kerja

Kendala yang disebabkan oleh tata letak tempat kerja dapat mengakibatkan pemberi kerja memilih desain pencahayaan tertentu. Misalnya, kantor terbuka dengan jendela besar akan memiliki persyaratan pencahayaan yang berbeda dengan kantor individu kecil dengan sedikit jendela. Perabotan dan peralatan di kantor juga dapat menyebabkan perbedaan pencahayaan yang berlebihan antar area. Pemilihan warna dalam sebuah ruangan juga penting karena permukaan yang gelap dapat memantulkan cahaya yang sangat sedikit. 

  • Kondisi kerja

Kondisi kerja yang menciptakan lingkungan berdebu, situasi mudah terbakar, atau meledak mungkin memerlukan desain pencahayaan yang melindungi dari masuknya debu dan melindungi dari efek yang menimbulkan percikan api. Selain itu kita juga harus berhati-hati apabila menjauhkan benda apapun (misalnya gorden dan rak) yang mungkin rusak oleh lampu yang beroperasi pada suhu tinggi (misalnya tungsten halogen). 

Aspek Kesehatan

Pencahayaan yang buruk membuat sistem visual bekerja lebih keras dan dapat menyebabkan gejala yang biasa digambarkan sebagai kelelahan mata. Gejala kelelahan mata bervariasi sesuai dengan kondisi pencahayaan dan tugas yang dilakukan. Adapun aspek  kesehatan ini berkaitan dengan persyaratan individu, pemeliharaan pencahayaan, dan lampu darurat. 

Faktor Risiko

  • Illuminance

Illuminance merupakan jumlah cahaya di permukaan objek yang dapat mempengaruhi penglihatan seseorang. Semakin detail suatu pekerjaan maka tingkat pencahayaan yang dibutuhkan semakin tinggi. Suatu tempat kerja termasuk ruangan untuk bekerja  Work From Home (WFH) memiliki potensi kekurangan pencahayaan, kelebihan pencahayaan, dan pencahayaan yang tidak merata dimana dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, efek pencahayaan dari illuminance tersebut dapat menjadi faktor risiko kondisi pencahayaan dalam tempat kerja. 

  • Glare Effects

Glare adalah suatu kontras kecerahan antara objek yang berbeda dalam bidang penglihatan seseorang. Kondisi ini terjadi saat pencahayaan suatu bidang visual lebih terang daripada pencahayaan rata-rata di bidang lainnya. Glare dibedakan menjadi dua yaitu direct glare dan reflected glare. Direct Glare atau pajanan glare yang terjadi secara langsung disebabkan oleh pajanan pencahayaan langsung dari sumber contohnya cahaya luminaire dari lampu atau cahaya matahari dari jendela yang berhadapan secara langsung dengan bidang pandang. Sementara itu, reflected glare disebabkan oleh pajanan pencahayaan yang dipantulkan oleh suatu permukaan benda dan mengarah ke mata pekerja.

  • Colour Effects

Faktor risiko warna pada pencahayaan tidak terlalu signifikan menunjukan suatu risiko terjadi gangguan pada penglihatan. Akan tetapi, warna pada cahaya yang dihasilkan pada pencahayaan buatan seperti lampu cukup mempengaruhi warna yang kita lihat pada permukaan benda yang terkena warna pencahayaan tersebut. Pada sumber cahaya monokromatik, seperti lampu pelepasan natrium tekanan rendah, warna tidak akan dapat diidentifikasi dan suatu bahaya akan sulit untuk teridentifikasi. Selain itu, pada pencahayaan yang sangat rendah, penglihatan warna gagal dan semua warna terlihat sebagai bayangan abu-abu.

  • Stroboscopic Effects

Suplai listrik bolak-balik dapat menghasilkan osilasi dalam keluaran cahaya pada suatu lampu. Ketika osilasi mengalami peningkatan, mesin akan tampak diam atau bergerak dengan cara yang berbeda yang disebut efek stroboskopik. efek tersebut jarang terjadi pada sistem pencahayaan modern, tetapi jika efek tersebut terjadi akan menimbulkan permasalahan pencahayaan yang berbahaya; sehingga tindakan yang tepat harus diambil untuk menghindarinya.

  • Flicker

Flicker merupakan kedipan cahaya yang mengacu pada perubahan intensitas cahaya yang cepat dan repetitif atau berulang, dan cahaya tampak yang tidak stabil contohnya cahaya yang bergetar. ketidakstabilan cahaya tersebut terjadi karena adanya intervensi atau gerakan pada sumber cahaya atau saat tegangan saluran listrik secara fluktuasi. Adanya flicker ini tergantung pada beberapa faktor, antara lain 

- Seberapa sering dan teratur tegangan berfluktuasi;

- Berapa banyak perubahan tegangan yang terjadi;

- Jenis cahaya (pijar, neon, atau sistem pencahayaan pelepasan intensitas tinggi (HID));

- Faktor penguatan lampu [faktor penguatan adalah ukuran seberapa besar intensitas cahaya berubah ketika voltase berfluktuasi - (% perubahan relatif dalam tingkat cahaya) dibagi dengan (% fluktuasi relatif voltase)]; atau 

- Jumlah cahaya di area yang diterangi (tingkat cahaya sekitar).

  • Veiling Reflection

Veiling Reflection merupakan pantulan pencahayaan yang menutupi bidang pandangan. veiling reflection  dapat terjadi secara jelas maupun kabur (kurang jelas). Faktor risiko tersebut dapat mempengaruhi produktivitas atau kinerja pekerja karena pantulan cahaya dapat menutupi detail tugas dari permukaan objek yang dilihat. contohnya pantulan wajah atau luminaire lainnya pada monitor laptop. faktor risiko tersebut cukup sering dijumpai pada pekerja WFH jika pemosisian tempat kerja yang kurang tepat.

Dampak Kesehatan

Hak atas perumahan yang layak merupakan HAM yang diakui secara internasional . World Health Organization (WHO) mendefinisikan perumahan yang sehat sebagai salah satu yang mendorong keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang sempurna. Kondisi perumahan yang tidak memadai adalah salah satu pendorong utama ketidaksetaraan kesehatan, dimana orang yang tinggal di perumahan yang tidak layak memiliki risiko kesehatan yang lebih besar. Perumahan yang layak biasanya dinilai berdasarkan kualitas perumahan, salah satunya adalah aspek pencahayaan. Pencahayaan yang memadai diperlukan untuk mendukung kinerja visual dan keamanan serta mengurangi risiko cedera. Cahaya juga sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan melalui pengaturan fungsi tubuh. Berdasarkan penelitian tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Osibona et al., (2021), dampak kesehatan akibat pencahayaan di rumah dapat diklasifikasikan berdasarkan asal cahayanya, diantaranya:

  • Cahaya Alami

Secara umum, paparan cahaya alami di rumah termasuk ketika WFH akan berdampak secara positif terhadap berbagai domain kesehatan, mulai dari kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan tidur. Cahaya alami yang memadai di rumah telah terbukti melindungi individu dari berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, termasuk TBC, kusta, dan depresi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di tempat selain rumah, ditemukan juga bahwa pekerja kantor dengan paparan sinar matahari yang lebih sedikit memiliki kualitas tidur dan suasana hati yang lebih buruk. Paparan sinar matahari bermanfaat bagi kesehatan melalui sintesis vitamin D, yang penting untuk menjaga kadar kalsium dan fosfor darah yang normal dan dengan demikian memastikan tulang yang sehat. Selain itu, kadar vitamin D yang cukup telah ditemukan untuk melindungi terhadap kanker, diabetes, influenza, penyakit kardiovaskular dan autoimun, serta gangguan kesehatan mental seperti depresi atau skizofrenia (Ticleanu, 2021).

  • Cahaya Buatan

Dampak kesehatan akibat pencahayaan buatan mengacu dari sumber pencahayaan (misalnya, berbasis bahan bakar, listrik, atau surya), peralatan penerangan listrik yang berbeda (misalnya, bola lampu, LED), kecukupan pencahayaan yang tersedia dan penyesuaian pencahayaan listrik yang ada (misalnya, penyediaan lampu tambahan untuk ruang tamu ), yang kesemuanya menunjukkan dampak terhadap kesehatan.

Penggunaan sumber cahaya berbasis bahan bakar berdampak negatif terhadap kesehatan. Di negara berkembang, 860 juta orang tidak memiliki akses ke listrik, karena penerangan berbasis bahan bakar seperti itu adalah metode umum untuk menerangi rumah. Individu yang menggunakan penerangan berbasis bahan bakar dibandingkan dengan penerangan listrik atau matahari lebih mungkin menderita penyakit pernapasan dan luka bakar. Luka bakar adalah salah satu penyebab utama cedera nonfatal pada anak-anak. Penggunaan sumber penerangan berbahan bakar dapat mengakibatkan luka bakar, misalnya melalui lampu minyak tanah yang terbalik sehingga penempatan lampu menjadi pertimbangan yang sangat penting. Pencahayaan berbasis bahan bakar secara signifikan berkontribusi pada tingkat polusi udara dalam ruangan karena materi partikulat, senyawa organik yang mudah menguap, dan polutan lain dilepaskan saat pembakaran. Menghirup partikel-partikel berbahaya tersebut ke dalam paru-paru meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti infeksi paru-paru akut dan kanker paru-paru, terutama di rumah dengan ventilasi yang buruk.

  • Cahaya Buatan pada Malam Hari

Paparan cahaya buatan pada malam hari umumnya berdampak negatif terhadap kesehatan tidur dan fungsi fisiologis lainnya secara kronis. Hal ini disebabkan cahaya terang pada malam hari yang tidak tepat waktu akan mengganggu ritme sirkadian melalui penekanan melatonin sehingga mempengaruhi tidur dan proses metabolisme lain dalam tubuh. Efek kesehatan dari cahaya di malam hari pada populasi umum berhubungan dengan penurunan produksi melatonin. Melatonin telah ditemukan memainkan fungsi kekebalan yang penting, termasuk perlindungan terhadap berbagai jenis kanker.37-42 Kadar melatonin yang lebih rendah di malam hari memberikan sinyal untuk mengurangi efek penekan kanker seperti yang ditemukan oleh berbagai peneliti (Ticleanu, 2021).

Upaya Pencegahan dan Pengendalian

Dengan beberapa dampak kesehatan yang dapat muncul akibat faktor cahaya pada seseorang, ada beberapa penilaian dan pengendalian yang dapat digunakan untuk mengeliminasi atau mengurangi risiko keselamatan dan kesehatan seseorang dari bahaya pencahayaan. Beberapa elemen penilaian dan solusi dari pajanan bahaya pencahayaan adalah sebagai berikut :

A. Kekurangan Pencahayaan

Lokasi dan sumber pencahayaan menjadi faktor penting pada saat bekerja. Kekurangan pencahayaan sering dialami oleh pekerja ketika sedang Work From Home. Elemen penilaian dalam mengatasi kekurangan pencahayaan ketika bekerja adalah memeriksa apakah illuminance levels telah sesuai dengan rekomendasi pencahayaan (200-750 lux, tergantung pada kondisi pekerjaan yang dilakukan) dan memastikan refleksi yang ditimbulkan oleh layar gawai pekerja telah sesuai. 

Beberapa solusi dari permasalahan kekurangan pencahayaan dalam bekerja adalah sebagai berikut:

  1. Menginstalasi sumber cahaya dengan tepat

  2. Mengganti lampu yang tidak dapat menerangi tempat dengan baik

  3. Mengganti dekorasi warna ruangan menjadi warna yang terang

  4. Menyediakan sumber cahaya lokal yang mampu menerangi dengan baik

  5. Memindahkan area kerja yang kekurangan cahaya ke area kerja dengan pencahayaan yang baik.

B. Pencahayaan Tidak Merata

Elemen penilaian dalam memeriksa keadaan cahaya yang kurang merata adalah memeriksa illuminance levels di seluruh area kerja yang merata dan memeriksa apakah dinding serta langit-langit area kerja memiliki warna yang terang. Solusi untuk permasalahan dari pencahayaan yang tidak merata adalah sebagai berikut:

  1. Mengganti lampu yang tidak dapat menerangi tempat dengan baik

  2. Mengurangi jarak antar permukaan yang memantulkan cahaya

  3. Mengubah permukaan yang memantulkan cahaya untuk memberikan distribusi cahaya yang lebih luas dari sumber cahaya seperti lampu

  4. Menambah reflektan cahaya dari permukaan ruangan

  5. Memindahkan objek yang sekiranya menghalangi pantulan cahaya ke area kerja

C. Permukaan Ruangan Memantulkan Cahaya Terlalu Terang

Elemen penilaian dalam memeriksa keadaan cahaya pantulan dari permukaan yang terlalu terang adalah memeriksa efek pantulan cahaya dari permukaan ruangan dengan cara menghindari pantulan cahaya dengan telapak tangan dan memeriksa apakah posisi lampu sebagai sumber cahaya sudah berada dalam zona eksklusi ruangan. Solusi untuk permasalahan pantulan cahaya dari permukaan ruangan yang terlalu terang adalah sebagai berikut:

  1. Jika menggunakan lampu yang menerangi secara langsung, gunakan alat tambahan untuk mengatur intensitas cahaya atau memindahkan area kerja keluar zona eksklusi

  2. Jika menggunakan permukaan ruangan yang linear, ubah orientasi area kerja.

  3. Menambah reflektan dari permukaan ruangan untuk mengurangi pantulan cahaya dari permukaan ruangan. 

D. Cahaya Matahari Terlalu Terang

Elemen penilaian dalam memeriksa keadaan cahaya alami (matahari) yang masuk terlalu terang adalah memeriksa efek cahaya dari langit dengan menutup jarak pandang mata dengan telapak tangan. Solusi untuk menangani permasalahan cahaya matahari yang terlalu terang adalah sebagai berikut:

  1. Menutup jalur pancaran cahaya matahari dari jendela atau atap ruangan

  2. Memastikan bahwa dinding dan langit-langit ruangan di sekitar jendela dan atap ruangan memiliki reflektan yang tinggi.

  3. Mengatur ulang posisi kerja agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

E. Jarak Sumber Cahaya Terlalu Jauh

Elemen penilaian dalam memeriksa keadaan sumber cahaya yang terlalu jauh untuk pekerja adalah memeriksa reflektan permukaan ruangan di sekitar area kerja dan memeriksa lokasi area kerja dan output relatif dari pantulan cahaya permukaan. Solusi untuk menangani permasalahan sumber cahaya yang terlalu jauh adalah sebagai berikut:

  1. Menyesuaikan reflektan dari permukaan ruangan yang belum sesuai.

  2. Menggunakan panel difusi

  3. Memposisikan ulang pancaran cahaya di area kerja

F. Flicker

Dalam menangani masalah pencahayaan flicker atau cahaya yang berkedip-kedip, solusinya adalah sebagai berikut:

  1. Mengganti lampu yang sudah mencapai umur kelayakannya

  2. Memeriksa sirkuit listrik sumber cahaya dan memastikan tidak ada masalah didalamnya

G. Stroboscopic Effects

Dalam menangani masalah pencahayaan Stroboscopic Effects atau suplai listrik bolak-balik yang menghasilkan osilasi dalam keluaran cahaya pada suatu lampu, solusinya adalah sebagai berikut:

  1. Menyediakan suplai listrik dengan frekuensi yang tinggi

  2. Membuang sumber pencahayaan lokal

Artikel Ini ditulis oleh Alda Fuji Yahmi, Aurelia Artari Puan Pramesti, Muhamad Reynaldi Pratama Jozarizal, M. Iqbal Firmansyah, dan Raihan Alhafidz Nurrudin.

DAFTAR PUSTAKA

DOSH., 2018. Guidelines on Occupational Safety and Health for Lighting at Workplace.

HSE UK., (1987) Lighting at Work.

Hanom, I., Rozefy, R. and Filasta, H., 2020. THE INFLUENCE OF ERGONOMIC ON WORKING FROM HOME ACTIVITIES. Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia, 5(1), p.58.

Osibona, O., Solomon, B. and Fecht, D., 2021. Lighting in the Home and Health: A Systematic Review. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(2), p.609.

Nitisemito, A. S., 2013. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia) (Cetakan VI). Ghalia Indonesia.

Ticleanu, C., 2021. ‘Impacts of home lighting on human health’, Lighting Research & Technology, 53(5), pp. 453–475. doi: 10.1177/14771535211021064.

Xiao, Y., Becerik-Gerber, B., Lucas, G. and Roll, S., 2020. Impacts of Working From Home During COVID-19 Pandemic on Physical and Mental Well-Being of Office Workstation Users. Journal of Occupational & Environmental Medicine, 63(3), pp.181-190.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun