Mohon tunggu...
Alda 2000
Alda 2000 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tentang Teori Psikososial yang Dikemukakan oleh Erik Erickson

6 November 2024   11:40 Diperbarui: 6 November 2024   11:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson adalah teori perkembangan manusia yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk identitas dan perkembangan psikologis seseorang sepanjang hidup. Erikson mengembangkan model ini dengan menggambarkan delapan tahap perkembangan yang masing-masing memiliki tantangan atau krisis psikososial yang harus dihadapi individu untuk berkembang dengan sehat.

Berikut adalah delapan tahap perkembangan menurut Erikson:

1. Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai dunia di sekitarnya atau merasa tidak aman dan cemas jika kebutuhan dasar mereka tidak dipenuhi.

2. Tahap Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan (1-3 tahun)

Anak mulai mengembangkan otonomi dan kemandirian, seperti belajar berjalan atau menggunakan toilet. Jika terlalu banyak pembatasan, bisa muncul rasa malu dan keraguan.

3. Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Anak-anak mulai mengembangkan inisiatif dengan mengeksplorasi dunia mereka dan berinteraksi dengan orang lain. Jika upaya mereka terus-menerus dihukum, bisa muncul rasa bersalah.

4. Tahap Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun)

Anak-anak berfokus pada pencapaian keterampilan dan kompetensi. Jika mereka gagal merasa berhasil atau tidak dihargai, bisa berkembang perasaan inferior.

5. Tahap Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun)

Remaja mulai mencari identitas mereka sendiri, termasuk dalam hal nilai, karir, dan hubungan sosial. Kebingungan peran muncul jika mereka kesulitan menentukan siapa diri mereka.

6. Tahap Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun)

Dewasa muda berusaha membentuk hubungan intim dan mendalam dengan orang lain. Jika gagal membangun hubungan tersebut, bisa merasa terisolasi dan kesepian.

7. Tahap Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)

Pada tahap ini, individu ingin memberikan kontribusi yang lebih besar bagi generasi berikutnya melalui pekerjaan, keluarga, atau komunitas. Jika gagal, bisa merasa stagnan dan tidak berkontribusi.

8. Tahap Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Pada masa lansia, individu merefleksikan hidup mereka. Jika merasa puas dengan pencapaian hidup, mereka akan mencapai integritas; jika merasa penyesalan, bisa merasa keputusasaan.

Teori Erikson menekankan bahwa perkembangan tidak hanya terjadi pada masa kanak-kanak, tetapi terus berlangsung sepanjang hidup.Selain delapan tahap perkembangan yang terkenal, Erik Erikson juga mengembangkan pemikiran mengenai konsep-konsep dasar dalam teori psikososialnya yang lebih luas. Beberapa aspek lain yang sering dikaitkan dengan teorinya adalah:

1. Konsep Krisi Psikososial (Psychosocial Crisis)

Di setiap tahap perkembangan, Erikson menekankan adanya krisis psikososial---konflik internal yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh individu untuk mencapai perkembangan yang sehat. Penyelesaian krisis ini menentukan bagaimana individu akan berkembang di masa depan. Misalnya, di tahap "Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan", bayi harus belajar untuk mempercayai orang di sekitar mereka.

2. Konsep Identitas (Identity)

Salah satu kontribusi terbesar Erikson adalah pengembangan konsep identitas, terutama pada tahap remaja (Identitas vs. Kebingungan Peran). Erikson menganggap identitas sebagai pemahaman yang konsisten dan stabil mengenai diri seseorang, yang sangat penting untuk perkembangan sosial dan psikologis individu. Proses pencarian identitas ini berlangsung sepanjang hidup, meskipun lebih intensif di masa remaja.

3. Fungsi Ego

Erikson memandang ego tidak hanya sebagai bagian dari kepribadian yang berfungsi untuk menyeimbangkan dorongan id dan moralitas superego (seperti dalam teori Freud), tetapi sebagai kekuatan positif yang membantu individu mengatasi krisis dan mencapai adaptasi sosial yang sehat. Ego, menurut Erikson, adalah sumber kekuatan dan kreativitas dalam menghadapi tantangan hidup.

4. Konsep Generativitas

Di tahap Generativitas vs. Stagnasi (usia dewasa tengah), Erikson memperkenalkan konsep generativitas, yang merujuk pada keinginan untuk menciptakan, memberikan kontribusi pada generasi berikutnya, atau berperan dalam pengembangan sosial, seperti melalui keluarga, pekerjaan, atau karya-karya kreatif. Generativitas adalah sumber perasaan makna dalam hidup seseorang.

5. Perkembangan Sepanjang Hidup

Berbeda dengan teori psikologi lain yang membatasi perkembangan hanya pada masa kanak-kanak atau remaja, Erikson menekankan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup, dan krisis psikososial yang muncul pada setiap tahap akan membentuk individu secara terus-menerus. Oleh karena itu, Erikson menganggap kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang dinamis, di mana pembelajaran dan pertumbuhan terus berlanjut hingga usia lanjut.

6. Hubungan Antara Individu dan Sosial

Teori Erikson juga sangat berfokus pada hubungan antara individu dan masyarakat. Ia percaya bahwa perkembangan psikososial selalu terjadi dalam konteks sosial. Interaksi dengan keluarga, teman, kelompok sebaya, dan masyarakat lebih luas berperan penting dalam membentuk identitas dan kesejahteraan psikologis seseorang. Oleh karena itu, individu yang berhasil melewati setiap krisis psikososial pada tahap-tahap yang berbeda akan merasa lebih terhubung dan berkontribusi pada masyarakat.

Erikson menekankan bahwa hasil dari setiap krisis psikososial bukanlah pilihan "sukses" atau "gagal" yang mutlak, melainkan lebih kepada bagaimana keseimbangan antara dua kutub (misalnya, kepercayaan dan ketidakpercayaan) tercapai. Setiap hasil membawa pembelajaran dan kesiapan untuk menghadapinya di tahap berikutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun