Mohon tunggu...
Politik

Dulu Kalangan Religius, Kini Korupsi Berjamaah?

5 November 2018   19:44 Diperbarui: 5 November 2018   20:19 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bukan hanya di kalangan masyarakat saja seperti pengurusan dokumen contoh : KTP, KK, dan lain lain, yang rentan dengan gratifikasi dengan alasan sebagai tanda terima kasih, ternyata terjadi juga pada lembaga yang dianggap suci, lembaga yang anggotanya dianggap dapat dijadikan panutan, lembaga yang bisa dijadikan wadah inspirasi rakyat, yang mengatur dan membuat undang undang untuk kepentingan rakyat.

Maraknya jumlah penjahat berjaket orange, menunjukkan masih banyak karakter buruk dan tidak bermoral pada pejabat di Indonesia, mereka yang umumnya memiliki latar belakang akademik yang baik seperti Anggota Parlemen, Menteri, Kepala Daerah ternyata menjadi tersangka. 

Mereka merupakan wakil rakyat yang seharusnya memiliki etika, perilaku bermain politik yang baik dan santun, sehingga dapat dijadikan contoh bagi generasi muda. Dimana seseorang yang dipercaya oleh rakyat yang kemudian bisa duduk di lembaga terhormat akan dapat mengutamakan kepentingan rakyatnya dari pada kepentingan dirinya sendiri, keluarga, kerabat dan juga koleganya.

Dari kasus diatas dapat dikatakan , beberapa dari kalangan hukum, kalangan religius, kalangan pembuat kebijakan seolah tertutup mata hatinya, rasa takut berbuat dosa seolah hilang dari kehidupannya. Harta, jabatan, kekuasaan menjadi hal utama. Anggapan agama hanya sekedar urusan pribadi antara manusia dan Tuhannya menimbulkan fenomena baru, dimana orang yang terlihat religius dimata masyarakat ternyata menjadi tersangka dalam kasus korupsi. 

Tidak bisa memaknai kedudukan agama sebagai pedoman dalam kehidupan sosial, sehingga tidak memiliki empati, malu dan perasaan segan untuk melakukan korupsi, melakukan sesuatu yang merugikan orang banyak, sehingga timbul anggapan yang menarik di masyarakat yaitu "tidak apa - apa korupsi yang penting tidak meninggalkan ibadah .

Korupsi dan KPK saling berkejar-kejaran, seolah tidak ada kata jera. Lalu bagaimana negara ini akan hidup jika nilai-nilai religius hilang sebagai tuntunan ? Lalu bagaimana dengan negara ini jika generasi mendatang kehilangan figur yang bisa dijadikan panutan ? Wallahu alam

 Tugas kita sekarang adalah menanamkan diri kita dengan sikap jujur, taat terhadap aturan, dan mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, itu semua akan membentengi kita dari sifat rakus tikus-tikus penggerogot negara.

*Penulis merupakan mahasiswa kuliah Ilmu Politik, semester 1, jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun