Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lembar Terakhir

7 Januari 2025   15:08 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak, ini tentang aku. Aku butuh ruang untuk menjadi diriku sendiri tanpa merasa terikat oleh hubungan ini," jawab Laila dengan nada yang lebih tegas. "Aku nggak bisa terus begini."

Hayan terdiam. Kata-kata Laila seperti duri yang menancap dalam di hatinya. Ia mencoba memahami, tetapi rasa sakit itu terlalu besar untuk diabaikan.

"Aku mencintaimu, Laila. Aku ingin kau tahu itu. Tapi kalau kau benar-benar ingin aku pergi, aku akan melakukannya," ujar Hayan akhirnya. "Aku hanya ingin kau bahagia, meskipun itu berarti tanpa aku di sisimu."

Laila tidak menjawab. Ia hanya menunduk, menghindari tatapan Hayan. Hayan menghela napas panjang, lalu berbalik pergi. Langkahnya terasa berat, seolah-olah setiap langkah membawa sebagian dari hatinya yang hancur.

***

Malam itu, Laila duduk sendirian di kamarnya. Ia menatap ponselnya, membaca pesan-pesan yang dikirimkan Hayan selama ini. Air matanya perlahan mengalir. Ia tahu bahwa Hayan adalah pria yang luar biasa baik selalu menjaganya dan tak pernah aneh-aneh, seseorang yang selalu mencintainya tanpa syarat. Tapi di dalam hatinya, ada sesuatu yang tak bisa ia jelaskan. 

Semua berawal dari pesan dari mantannya waktu SMA. Mantan yang menjadi First experience nya. Mantan yang dia sendiri tak bisa move on walau sudah dua tahun bersama Hayan. Namanya Leon. 

Setelah berpisah lebih dari dua tahun dengan Leon menghubunginya. Kebetulan Leon pulang karena dia kuliah di luar kota. kata Kangen dari Leon membius Laila. Laila tak bisa menolak karena dia pun kangen. Laila melupakan permasalahan yang pernah terjadi yang membuat mereka putus. Mereka bertemu, makan bersama di cafe yang dulu sering mereka kunjungi, menonton film di XXI, dan berkeliling kota mengenang masa lalu mereka. Kehangatan Leon membuat dejavu. Laila senyum-senyum sendiri. Menatap wajah Leon yang semakin tampan. Di atas motor tanpa sadar Laila memeluk Leon  erat ntuk melepas kerinduannya selama ini. Leon tersenyum kecil menggegam jemari Laila dan meremasnya lembut. 

Kehadiran Leon membuat Laila lupa akan Hayan. 

***

Di sisi lain, Hayan berjalan di bawah langit malam, mencoba menerima kenyataan yang baru. Ia tahu bahwa cinta sejati tidak selalu berakhir bahagia. Terkadang, cinta adalah tentang melepaskan, meskipun itu adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan. Dia menulis pesan terakhir untuk Laila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun