Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Terkoyak

3 Januari 2024   23:11 Diperbarui: 13 Januari 2024   18:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Shutterstock/wing-wing via Kompas.com

"Hei, jangan ikut-ikutan diam engkau di sana!" Kata Farel menunjuk kepada Yopie. 

"Santai Rel, Sonya aku yang bawa, maka dia harus pulang bersamaku. bagaimana aku bilang ke papa mamanya, kalau engkau bawa dia!" Teriak Yopie sambil mendekat dan mendorong Farel. 

"Sonya aman bersamaku. Aku yang tanggung jawab." Kata Farel. Sonya akhirnya menenangkan keduanya. "Ok, aku ikut Farel. Yogie nanti bilang saja sama papa mama kalau aku nanti diantar Farel pulang. Oke. Terimakasih ya Gie, besok kita jumla lagi ya." Yogie mengalah. 

Farel membawa Sonya ke tepi laut. Diwarnai deburan ombak karena angin bertiup sangat kencang. Farel berlutut. Tangannya memegang jemari Sonya. "Sonya, maafkan Farel. Semua salah Farel. Kita jadian lagi ya...kita ulang lagi semua dengan lebih baik. Farel ingin melihat Sonya yang dulu" kata Farel lirih dengan mata yang basah. 

Sonya membelai lembut kepala Farel. Sonya menangis. "Maafkan Sonya. Di hati Sonya Farel adalah yang terbaik. Tapi, Sonya bukanlah yang terbaik bagi Farel, Sonya tidak bisa menjaga diri. Sonya sudah bukan yang dulu lagi Farel. Sonya tidak pantas untuk Farel. Farel tidak usah khawatir setelah ini Sonya akan memperbaiki diri kok. Maafkan Sonya. Ayuh, antar Sonya pulang ya..." Sonya melepaskan genggaman Farel dan berjalan ke motor. 

Farel meraih tangan Sonya, mereka berpelukan,menangis berdua. "Sonya tetap yang terbaik bagi Farel. Farel akan menunggu Sonya kembali." bisik Farel. 

Deburan ombak menjadi saksi dua hati yang terkoyak. dua hati yang patah karen keegoan masing-masing. Apakah mereka akan berjodoh, hanya Tuhan lah yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun