Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Olimpiade Cinta

26 Desember 2023   13:54 Diperbarui: 26 Desember 2023   18:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ciee......ciee..." Sorak temannya. Sambil mengiyakan tawaran Fatin. Merekapun kerumah Fatin yang memang dekat dari pantai tersebut, membuat sarapan nasi goreng dan makan rambutan pemberian Izam. 

Izam adalah teman Fatin sejak kecil, mereka selalu sama-sama mulai dari TK, SD, SMP, hanya SMA mereka tak sama. Izam melanjutkan ke SMK ambil jurusan arsitektur sesuai dengan cita-citanya ingin jadi arsitek seperti Ridwan Kami idolanya. Izam memang berulang kali sejak SMP malah mengutarakan cintanya kepada Fatin, namun Fatin selalu menolak. Fatin inginnya berteman saja. Walau berulang kali ditolak Fatin, Izam tak gampang putus asa, dia selalu baik dan berteman serta perhatian dengan Fatin. Namun perhatian itu ditanggapi biasa saja oleh Fatin. 

Izam memang sudah kenal keluarga Fatin, begitu juga Fatin juga dikenal oleh keluarga Izam. Orangtua mereka sudah akrab karena satu paguyuban waktu TK dan SD.   Izam sering mengantarkan berbagai buah-buahan hasil kebunnya ke rumah Fatin, juga kadang masakan mamanya juga diantar kerumah Fatin. Fatinpun kadang membalas mengantarkan kue-kue buatan ibunya kerumah Izam. Walau mereka sudah sedekat itu, sering bersama, namun tak ada cinta tumbuh di hati Fatin. Cinta Izam bertepuk sebelah tangan. 

***

Sudah lebih sebulan Izam tak ada chat Fatin. Fatin jadi bertanya-tanya ada apa dengan Izam, mau chat Izam, tapi dia gengsi karena selama ini Izam lah yang chat duluan. Sebulan itu juga tak ada hantaran apakah itu buah atau makanan dari Izam. Ibu Fatin beberapa hari lalu pernah menyuruh Fatin untuk antar martabak bikinan ibu untuk mamanya Izam, Fatin menolak dengan alasan tak enak badan. Padahal dia sebenarnya gengsi, karena Izam tak ada datang atau chat atau menelpon dia. 

Magrib Fatin melamun sendirian dikamar.Biasanya sholat dan ngaji, karena lagi haid dia akhirnya main HP. Dia juga kepikiran Izam. Apakah Izam memutuskan pertemanan dengannya. Kok dia kangen dengan chat lucu dari Izam. kangen dengan candaan Izam yang selalu menggodanya. Kangen perhatian Izam. memang selain IZam ada yang chat dia, tapi setelah dia tolak yang bersangkutan langsung kabur. Tidak seperti Izam yang tetap ramah dan selalu kasih perhatian. Apa ini benih cinta? kata hati Fatin. Fatin tersenyum sendiri. Jangan-jangan iya pikirannya. Dia buka lagi chatan dengan izam. Liat lagi photo-photo Izam yang selalu dikirim kepadanya. Photo sedang latian silat, photo sedang main basket, photo sedang naik gunung. Ganteng juga ya, bisik hati Fatin. Ah...Fatin cepat-cepat menepis pikiran tersebut segera beralih menghubungi teman-temannya untuk ajak live instagram mengusir kegalauannya. 

Selesai bersenda gurau dengan teman-temannya di Live Instagram, Fatin menyusun buku-buku untuk sekolah besok hari. Sebuah chat masuk ke Hp nya. Fatin bergegas membuka, dia berharap Izam karena IZam memang sering chat habis magrib mengingatkan untuk mengaji atau belajar. 

Tapi ternyata dari Meutia temannya yang satu sekolahan dengan Izam. Dia mengirim foto Izam sedang berboncengan dengan seorang perempuan cantik sepulang sekolah, perempuan itu memeluk pinggag Izam. "Fatin, Izam berpacaran ya dengan Ratih?" tulis Meutia. 

Jantung Fatin berdebar kencang. Ratih adalah teman sekelas Izam, yang pernah Izam cerita suka ngasih perhatian kepada Izam, tapi Izam tak suka, dia sukanya Fatin begitu kata Izam dulu. 

"Nggak tau tuh..." Kata Fatin. Hatinya hampa. Dia benci Izam. Apakah dia cemburu. Fatin cepat-cepat Istigfar. Jangan cemburu bisik hatinya. Kalian kan tak ada apa-apa. 

"Kayaknya iya deh...sering aku liat bersama. Kukira Izam dengan Fatin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun