Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Napak Tilas Putih Merah

15 Desember 2023   22:10 Diperbarui: 26 Desember 2023   18:50 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. Bogordaily.net

"horeee...apa kabarmu? Video Call boleh?"

"Malam-malam begini, nggak apa Susi?"

"Nggak."Susi Videocall.  Wajah Susi tampak di video. Sangat manis. Jauh beda dengan yang di SD dulu, hitam dan agak dekil. Kenzi tersenyum sendiri. 

"Kamu cantik sekali sekarang" Kata Kenzi.  Susi terpingkal-pingkal di seberang sana. Mukanya memerah dipuji Kenzi spontan. 

"Mana ada" Jawab Susi. "Kamu sekarang....kayak Nicholas Saputra guys...ganteng banget..iiihh" 

Kenzi tersipu malu. 

Dan merekapun larut dalam perbincangan yang hangat. Kenzi lupa sejenak dengan Dini.

***

Sedang Dini dikamarnya sedang menangis. Matanya sembab. Dia benci dengan Kenzi yang tak peka. Sudah lama dia menaruh rasa pada Kenzi. Dan dia sangat senang mengetahui Kenzi juga menyukainya. Selama di SMP dia belum berani mengatakannya kepada Kenzi. Apalagi di SMP Kenzi pacaran dengan Risma bergota ganti ada Ninin, Ade dan Rini. Ketika masuk SMA si Kenzi bertahan untuk tidak pacaran. Padahal banyak yang mengejarnya. Nah inilah saatnya pikir Dini. Sebelum Kenzi kepicut cewek lain, aku harus duluan. Tapi Dini malu untuk mengatakannya duluan. Karena mereka udah sahabat dekat. Muncullah idenya untuk kunjungan ke SD mereka dan berharap kertas lama itu masih ada. 

Tapi, sayang Kenzi tidak peka atau memang sudah tidak ada rasa. Dini menghela nafas. 

Dini belum tahu kalau tiba-tiba Susi kembali hadir kekehidupan mereka. Entah bagaimana pula kedepannya. Tidak ada seorangpun yang tahu, Tidak Kenzi, Dini atau Susi. Kisah mereka seperti Dejavu yang terbalik. Begitulah, Cinta itu misteri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun