Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Napak Tilas Putih Merah

15 Desember 2023   22:10 Diperbarui: 26 Desember 2023   18:50 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dini dan Kenzi sekarang sudah SMA. Mereka berteman sejak kecil, dari SD malah. Hingga kini mereka sahabat dekat. Saat liburan mereka berencana untuk pergi main ke sekolah SD mereka dulu untuk mengenang masa-masa SD tersebut. Akhirnya di hari libur pertama Kenzi sudah menjemput Dini kerumahnya. Mereka akan ke SD mereka hari ini. 

Sampai digerbang SD mereka terkagum dengan kemajuan SD mereka yang sudah banyak bangunan. Taman dimana-mana. Banyak bunga dan pohon-pohon. Waaah...keren ya sekolah kita sekarang.." Kata Dini. 

"Iya...cantik kali la..." Kata Kenzi. Mereka lalu masuk ke dalam minta izin sama satpam yang menjaga. Setelah mendapat izin mereka mulai berjalan memasuki lorong kelas. 

"Ken, sini...kamu ingat tempat itu nggak? Dini menunjuk tempat duduk dari batu dipojokan ruang kelas sambil senyum-senyum. 

"Hm....oooh iya....situ tempat kamu ngompolkan....kamu diam saja lama disitu..dah bel mau masuk, kamu tetap tak beranjak..mukamu pucat waktu itu...hahaha" Kenzi tertawa ngakak. 

"Iya...iih malu kalilah aku waktu itu. Apalagi ada kamu di situ, aku suruh kamu pergi kamu mendesak tanya aku kenapa akhirnya aku bilang ngompol hahaha....dan sialannya kamu teriak Dini ngompoooool buk...teriak-teriak panggil buk guru. dasar usil...bikin malu aku satu sekolahan" Dini mencubit pinggang Kenzi. Kenzi merintih kesakitan sembari tertawa. 

Dini dan Kenzi lalu terus berjalan ke arah kantin. Kenzi  memanjat pagar sekolah dan mengintip keluar. 

"Eh, Ken kamu intip apa?" 

"Dulu kami anak laki-laki sering bolos manjat pagar ini. Dibelakang pagar ini dulu ada pohon rambutan yang jadi target kami. Kalo musim berbuah inilah alasan kami cabut..ambil buah rambutan. habis itu kami kabur ngumpul di kebun belakang situ. Kamu mau liat...tapi pohon rambutannya udah nggak ada. Cuman ada bekas pohonnya...yang ditebang."

"Boleh" Kata Dini. Dini mulai memanjat, tapi tak bisa. Kenzi membantu mengangkat pinggang dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun