Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Piala untuk Ayah

2 Oktober 2023   14:53 Diperbarui: 7 November 2023   20:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber. Ilustrasi Marching Band svg eps 

Gadis itu sudah lama terkurung dalam rumah. Dia ingin seperti teman-temannya. Bebas ke luar rumah, main kemana mereka ingin. Orangtua mereka bebas-bebas saja tidak banyak larangan, tidak seperti ayah ibunya yang sangat ketat mengekangnya. 

Padahal prestasi yang mereka inginkan selalu ditepati, rangking satu dikelas selalu diraihnya. Tapi izin untuk ikut ekstrakurikuler tak jua didapatnya, yang boleh hanya kursus Bahasa inggris, bahasa mandarin, uh belajar terus. Capek banget. 

Sekarang dia ingin sekali ikut Marching Band. Dia selalu tersenyum membayangkan dirinya ada diantara puluhan pemain Marching Band ditonton banyak orang, beraksi memainkan musik. Keren. Sebab masa itu adanya hanya saat sekolah, kalo udah kuliah tidak ada lagi. 

Akhirnya dia beranikan ikut seleksi Marching Band diam-diam. Dia pun terpilih menjadi pemain Lira.  Akhirnya dengan janji prestasi sekolahnya tidak turun boleh ikut Marching Band, kalo turun maka tak boleh lagi ikut. Berat. Tapi dia ingin coba. 

Nama gadis itu Shella. Gadis manis anak sulung tumpuan harapan ayah ibunya. Shella punya adik empat. Dia pernah protes sama ayah ibunya, kok bikin adik banyak kali. 

Dia kan cuma minta satu, eh malah dikasih empat. Ayah ibunya hanya ketawa saja. Ayahnya ingin Shella sukses sehingga bisa bantu sekolahkan adiknya tinggi-tinggi, bisa bantu keluarga. 

Menjadi contoh adik-adiknya. Jangan sampai Shella terlena dimasa mudannya, seperti anak-anak lain yang sudah hamil sebelum tamat sekolah. itulah yang mereka khawatirkan, takut shella masuk ke pergaulan tidak betul yang akan menghancurkan masa depannya. Bikin malu keluarga. 

Shella ngerti dan selalu jaga diri. Tapi, dia kan juga berhak menikmati masa remajanya yang hanya sebentar. Protesnya. Kini, lampu hijau sudah Shella dapatkan. Saatnya beraksi!

Hari pertama latihan Shella sangat canggung. Berkenalan dengan banyak orang. Tapi, pelan dia bisa beradaptasi. Apalagi pelatihnya kak Rangga galak namun gokil bikin suasana latihan jadi seru. Kak Rangga sangat perhatian padanya ketika tahu rumah mereka satu komplek. Terasa punya abang deh...bisik hati Shella. 

Suatu hari ketika saat jeda latihan, Kak Rangga menghampirinya. "Shella, ikut bareng pulang ya...motor kak rangga dipake Tomo, belum balik tuh anak..di WA eh suruh numpang orang baliknya" 

Shella ragu, berarti nanti Kak Rangga yang bawa motornya, Tak mungkin dia yang bonceng kak Rangga. Aduh! Belum pernah dibonceng cowok lagi. 

Apalagi Ayah ibu liat karena pasti sampai rumah ini, dan kak rangga menlanjutkan jalan kaki kerumahnya karena masih satu komplek. "Iya....." Jawab Shella pelan ketika sadar Kak Rangga menunggu jawabannya. 

Merekapun pulang boncengan. Hati Shella tak karuan karena jauh dilubuk hatinya dia menyukai kak Rangga.  Tinggi, Ganteng, Tegas tapi gokil. cowok keren dah! Tapi dia tahu banyak yang suka dengan Kak Rangga. Dia sadar diri bakal kalah saing. Dia melamun. Tak sadar kalo Kak Rangga sudah memanggilnya berkali-kali. "Shella..hei...jangan melamun dek" Teriak Shella. "Eh .iya kak...Apaa" jawab Shella kaget. " Udah punya pacar belum, ntar marah dia liat kak rangga bonceng Shella" 

"Hahaha ..mana ada. belum boleh pacaran sama ayah" Kata Shella. 

"Masaa...sihh...."Ledek Kak Rangga.  Dimotor Kak Rangga asyik ledekin Shella terus. Duh, Kak rangga lucu banget. Shella jadi makin jatuh hati. hihi. Diperjalanan mereka asyik ketawa. Hingga akhirnya mereka sampai dirumah. 

Dan bencana didepan mata, diteras ada Ayah dan Ibu sedang nyuapin adiknya yang bontot. Ayah dan ibu menatap tajam ke arah mereka. Untung kak Rangga cepat mencairkan suasana.

"Sore Om, tante...maaf numpang ma Shella. motor dibawa kawan." Kak Rangga Samperin ayah dan Ibu untuk salamin mereka. Sopan banget. Cium tangan ayah dan ibu. Duh...dah kayak minantu. bisik hati Shella berbunga-bunga. mengetawakan pikirannya sendiri. "Tinggal dimana?" Tanya Ibu. 

"dibelakang nte...blok M, kami anaknya Haji Adam." Ayah dan Ibu mengangguk tanda mengenal ortunya. "permisi om , nte..makasih shella...." Kak Rangga pamit. 

Habis Magrib ayahnya memanggilnya. "Duduk!" kata ayahnya ketus. "Tuh kan...kena ceramah deh.." Kata hati Shella. " Rangga siapa kamu. pacaran kamu ya...baru sebulan dilepas ikut marchingband, langsung pacaran. " Kata ayahnya. "Tidak, Ayah. Dia pelatih Marching bandnya. " Jawab Shella dan menjelaskan kronologinya. "pokoknya nggak boleh boncengan ma laki-laki" Kata Ayahnya. "Anak perempuan kalo sering dibonceng laki-laki, orang akan anggap perempuan gampangan. Juga ingat kalo orang berlainan jenis sering-sering sama maka syetan datang tiupkan benih cinta...lalu pacaran..lalu bla,,bla..." nasehat ayah panjang lebar. pusing deh, bisik hati Shella. 

Jadwal latihan semakin padat karena ada lomba marchingband, jadi latihan harinya ditambah jadi tiap hari sepulang sekolah bahkan disambung malam. Ayahnya sudah marah-marah. menyuruh berhenti karena sudah tak betul menurut ayah, anak gadis kok disuruh pulang malam. Tapi itu tidak mungkin karena kalo dia  berhenti maka pemainnya berkurang, dia jadi merusak rencana tim. Shella bimbang. Dia menangis semalaman dikamarnya. Dia menghubungi Kak Rangga melalui WA, curhat. Malam itu kak Rangga menguatkan hatinya. Memotivasinya. Kak Rangga akan bantu ngomong sama ayah ibunya. Shella pun pasrah. 

Entah apa yang disampaikan Kak Rangga ke ayah ibunya karena dia tak berani mendengar takut ayahnya marah. Ayah jadi kalem dan mengizinkan. Bahkan minta Kak Rangga yang temani Shella jemput dan antar pulang. Hati Shella berbunga-bunga. 

"Kak, baca jampi-jampi apa...kok ayah jadi lembut gitu" Tanya Shella saat mereka berbonceng pergi latihan. "Kakak bilang, ayah ibu izinkan saya meminang anak ibu untuk jadi istri saya....saya akan berikan mahar bumi beserta isinya...." Jawab Kak Rangga seperti aktor sinetron cinta di tipi. 

"Ih...bercanda terus..." Shella mencubit pinggang Kak Rangga. begitulah mereka makin akrab. Teman Tapi Mesra. Shella pengen kali Kak Rangga menyatakan cinta padanya, kalo kesampaian begitu dia akan jawab Iya secepat-cepatnya. tidak akan mikir-mikir lagi. hehe....Shella kasmaran. Latihan pun semakin semangat. 

Sampai pada saatnya waktu lomba. Pembina ekskulnya mengatakan bahwa setiap pemain wajib iyuran Rp. 300 ribu per orang untuk sewa baju, bus dan make up serta konsumsi untuk berangkat pertandingan. Shella terkejut, kirain dia semua biaya ditanggung sekolah ternyata tidak. Shella jadi mikir, bagaimana bicara ma ayah dan ibu karena dia sadar ekonomi keluarganya sedang sulit, ayah kerja serabutan, ibunya tak kerja, anaknya banyak. Mau ngomong sama Kak Rangga dia malu. Shella akhirnya berkurung diri saja di kamar, dia tak pergi latihan sore itu. 

Tak lama ibunya masuk. " Ada iyuran, ya nak." 

Shella terkejut. Ibu tahu dari mana?"  Tanya Shella.

 " Tadi Rangga cerita ma Ayah dan tanya Shella kenapa tidak ikut latihan. " Cerita ibu. "Setelah Ayah pergi, Ayah marah-marah kepada ibu, itulah kenapa di izinkan ikut ekstrakurikuler yang banyak biaya. Kita lagi sulit. " 

Shella diam. "Dah, ini duitnya."

"Ibu dapat uang darimana?" tanya Shella. "Dah, tak usah dipikirin. Yang penting tampil yang bagus yah" Ibunya mengusap kepalanya lembut. 

***

Akhirnya mereka pun tampil. Lawan dari sekolah lain tampil sangat bagus. Shella dan timnya makin keder. Akhirnya giliran mereka, dengan bismillah, mereka pun tampil. Shella tampil dengan sangat baik. ribuan pasang mata menatap penampilan dia dan timnya, tepuk tangan riuh mengiringi permainan musik mereka. Shella tersenyum. Impiannya tercapai. 

Pemenangpun diumumkan. Timnya mendapat juara umum dengan meraih banyak piala. Salah satunya Shella terpilih menjadi pemain Lira terbaik. Shella mengangkat pialanya tinggi-tinggi. "Ini semua untuk, ayahku!" bisiknya. tiba-tiba, Seseorang memeluknya dari belakang. Kak Rangga kah...." pikiran nakalnya muncul. Tapi, lengannya kasar. Hmm..siapa sih. Dia menoleh kebelakang. 

"Ayah!" Teriak Shella. 

"Selamat ya,nak! Ayah bangga padamu!" ayahnya menepuk-nepuk pundaknya. Shella menangis. baru kali ini dia dapat perlakuan lembut dan sayang dari ayahnya. 

Dikejauhan seorang laki-laki tersenyum melihat pemandangan itu, lalu pergi. 

selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun