Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Piala untuk Ayah

2 Oktober 2023   14:53 Diperbarui: 7 November 2023   20:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber. Ilustrasi Marching Band svg eps 

Shella ragu, berarti nanti Kak Rangga yang bawa motornya, Tak mungkin dia yang bonceng kak Rangga. Aduh! Belum pernah dibonceng cowok lagi. 

Apalagi Ayah ibu liat karena pasti sampai rumah ini, dan kak rangga menlanjutkan jalan kaki kerumahnya karena masih satu komplek. "Iya....." Jawab Shella pelan ketika sadar Kak Rangga menunggu jawabannya. 

Merekapun pulang boncengan. Hati Shella tak karuan karena jauh dilubuk hatinya dia menyukai kak Rangga.  Tinggi, Ganteng, Tegas tapi gokil. cowok keren dah! Tapi dia tahu banyak yang suka dengan Kak Rangga. Dia sadar diri bakal kalah saing. Dia melamun. Tak sadar kalo Kak Rangga sudah memanggilnya berkali-kali. "Shella..hei...jangan melamun dek" Teriak Shella. "Eh .iya kak...Apaa" jawab Shella kaget. " Udah punya pacar belum, ntar marah dia liat kak rangga bonceng Shella" 

"Hahaha ..mana ada. belum boleh pacaran sama ayah" Kata Shella. 

"Masaa...sihh...."Ledek Kak Rangga.  Dimotor Kak Rangga asyik ledekin Shella terus. Duh, Kak rangga lucu banget. Shella jadi makin jatuh hati. hihi. Diperjalanan mereka asyik ketawa. Hingga akhirnya mereka sampai dirumah. 

Dan bencana didepan mata, diteras ada Ayah dan Ibu sedang nyuapin adiknya yang bontot. Ayah dan ibu menatap tajam ke arah mereka. Untung kak Rangga cepat mencairkan suasana.

"Sore Om, tante...maaf numpang ma Shella. motor dibawa kawan." Kak Rangga Samperin ayah dan Ibu untuk salamin mereka. Sopan banget. Cium tangan ayah dan ibu. Duh...dah kayak minantu. bisik hati Shella berbunga-bunga. mengetawakan pikirannya sendiri. "Tinggal dimana?" Tanya Ibu. 

"dibelakang nte...blok M, kami anaknya Haji Adam." Ayah dan Ibu mengangguk tanda mengenal ortunya. "permisi om , nte..makasih shella...." Kak Rangga pamit. 

Habis Magrib ayahnya memanggilnya. "Duduk!" kata ayahnya ketus. "Tuh kan...kena ceramah deh.." Kata hati Shella. " Rangga siapa kamu. pacaran kamu ya...baru sebulan dilepas ikut marchingband, langsung pacaran. " Kata ayahnya. "Tidak, Ayah. Dia pelatih Marching bandnya. " Jawab Shella dan menjelaskan kronologinya. "pokoknya nggak boleh boncengan ma laki-laki" Kata Ayahnya. "Anak perempuan kalo sering dibonceng laki-laki, orang akan anggap perempuan gampangan. Juga ingat kalo orang berlainan jenis sering-sering sama maka syetan datang tiupkan benih cinta...lalu pacaran..lalu bla,,bla..." nasehat ayah panjang lebar. pusing deh, bisik hati Shella. 

Jadwal latihan semakin padat karena ada lomba marchingband, jadi latihan harinya ditambah jadi tiap hari sepulang sekolah bahkan disambung malam. Ayahnya sudah marah-marah. menyuruh berhenti karena sudah tak betul menurut ayah, anak gadis kok disuruh pulang malam. Tapi itu tidak mungkin karena kalo dia  berhenti maka pemainnya berkurang, dia jadi merusak rencana tim. Shella bimbang. Dia menangis semalaman dikamarnya. Dia menghubungi Kak Rangga melalui WA, curhat. Malam itu kak Rangga menguatkan hatinya. Memotivasinya. Kak Rangga akan bantu ngomong sama ayah ibunya. Shella pun pasrah. 

Entah apa yang disampaikan Kak Rangga ke ayah ibunya karena dia tak berani mendengar takut ayahnya marah. Ayah jadi kalem dan mengizinkan. Bahkan minta Kak Rangga yang temani Shella jemput dan antar pulang. Hati Shella berbunga-bunga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun