"Jatuh cinta adalah anugerah Tuhan untuk membuat perasaan hamba-Nya menjadi bahagia.'' (Anonim)
Setelah Covid selesai. Sekolah kembali dibuka. Fatimah sangat senang sekali, sebagai anak yang periang dia merasa terkekang dengan harus dirumah setiap hari. Â
Sebentar lagi dia akan menyelesaikan pendidikan SMP-nya. Akan ada acara perpisahan. Â Teman-teman genknya dah punya gebetan. Sedang dia belum. Gara-gara covid, susah dia untuk lirik sini lirik sana nguber cowok idaman. Â Inilah saatnya, bisik hatinya. 30 hari mencari gebetan! Hahaha
***
Joe, sang ketua OSIS lagi suntuk dirumahnya. Setiap keluar tak ada sandaran. Sendirian. Sering diejek teman-temannya untuk punya gebetan. Jok belakang motor kok dianggurin! Begitu ejek kawannya.
Joe, adalah Kristiani yang taat. Tinggal dilingkungan muslim membuatnya tak banyak teman non muslim, hampir semua teman dan cewek yang dikenalnya adalah muslim. Susah juga, kalo pun ada yang non muslim, dia tidak suka. Gemuk dan Bulet! Bukan tipenya. Anjay...
***
Siang itu istirahat sekolah Joe dibawa temannya Andi ke lokal sebelah. Duduk-duduk ngerumpi dengan anak-anak lokal sebelah. Sekalian kenalan, habis karena covid 2 tahun banyak yang belum kenal dengan teman-teman SMP nya.
Joe ikut saja. Diam dan menjadi pendengar yang baik. Sesekali ikut nimbrung bila ada certia yang asyik.
Fatimah yang ada disitu yang memang hobi bercerita. Menceritakan sebuah cerita tentang kejadian lucu saat dia liburan ke Yogya kemaren.
" Aku dan keluarga libur kemaren kan berencana naik kereta api ke yogya. Sayang kami terlambat 3 menit. Â Lalu kami melihat ada kereta api dari Bandara datang.Â
Asumsi ayah kereta tersebut menuju ke Tugu Yogya. Karena takut terlambat ayah kembali membeli tiket dan kami pun langsung naik. Kereta bergerak ke Timur. Ayah Panik. Â Astaga! Teriak ayah. Keretanya ke Solo. Menuju stasiun Balapan Solo. Kita makin jauh dari Yogya! Teriak ayah. kami semua tertawa. Tertawa pahit tepatnya.Â
Semua teman-temannya tertawa atas kekonyolan cerita Fatimah. Joe  pun ikut tertawa. Lalu menimpalin.
"sama dong dengan aku. Aku kemaren mau naik pesawat ke Amerika. Eh salah naik pesawat, pesawatnya malah menuju ke neraka. " Cerita Joe Asal.Â
"Lho kok menuju neraka? tanya Fatimah.Â
"pesawatnya jatuh, semua masuk neraka karena kafir semua ! Jawab Joe enteng.
Semua pun tertawa. Â Sejak itu Fatimah dan Joe berkenalan dan menjadi teman.
***
Joe menjadi suka dengan Fatimah. Joe suka dengan cerita-cerita konyol Fatimah. Joe lalu mengatakannya kepada temannya Andi yang juga teman Fatimah, agar di comblangin. Kamu yakin? Tanya Andi. Beda Agama Lho? Â
Joe yakin, Tidak peduli walau agama berbeda. Aku sedang jatuh cinta, ndi! Mohonlah.....rayu Joe.
Akhirnya Andi menyampaikan perihal itu kepada Fatimah. Fatimah senyum-senyum saja sebab dia pun menyukai Joe. Tapi Fatimah belum berani menerima Joe. Karena perbedaan agama antara mereka. Namun Fatimah yang juga suka selalu membalas WA dari Joe dan dengan senang hati mendengarkan cerita-cerita Joe. Semakin hari mereka semakin dekat.Â
Di acara perpisahan, Joe yang jago gitar melantunkan sebuah lagu yang ditujukan untuk seseorang, yang semua orang tahu itu adalah Fatimah.
Apa yang harus aku lakukan
Untuk membuat kau mencintaiku
Segala upaya tlah kulakukan untukmu
Apa yang harus aku temukan
Untuk membuat kau menyayangiku
Inilah aku yang memilih kau untukku
Karna aku mencintaimu
Dan hatiku hanya untukmu
Tak akan menyerah
Dan takkan berhenti mencintaimu
Fatimah yang menyaksikan itu semakin jatuh cinta. Apalagi teman-temannya mengompori terus agar segera meresmikan kisah mereka.
Malam harinya Joe menghubungi Fatimah kembali dengan menyanyikan lagi Crisye "cinta" lewat pesan suara di WA.Â
Bergetar hatiku saat ku berkenalan dengannya
Kudengar dia menyebutkan nama dirinya
Sejak ku bertemu, ku telah jatuh hati padanya
Di dalam hati telah menjelma cinta
Dan bawalah daku selalu
Dalam mimpimu, di langkahmu, serta hidupmu
Genggamlah daku kini juga nanti
Harapan di hatiku
Bawalah diriku selamanya
Dan setelah itu langsung menembak Fatimah. Fatimah yang sudah klepek-klepek tak kuasa menolak. Dan resmilah mereka berpacaran.
Acara perpisahan, pantai trikoraÂ
Esoknya di acara perpisahan di sebuah pantai hutan pinus menjadi acara paling istimewa bagi mereka berdua. Selfie-selfie berdua. Duduk berdua. Pokoknya kemana saja berdua. Terasa dunia milik berdua. Joe yang jago gitar selalu menyanyikan lagu-lagu cinta untuk Fatimah. Matanya selalu ke arah Fatimah. Bucin. Kata kawan-kawannya.Â
Bucin-bucinlah.Â
Suasana sore makin membuat romantis suasana. Angin pantai terasa lebih kuat. Joe kemudian membalutkan jakcket hoodie nya ke tubuh Fatimah. Fatimah merasa nyaman dan merasa tersanjung dengan perhatian Joe. Kisah mereka sudah seperti kisah romantis drama korea seperti impian mereka.
***
Akhirnya mereka melanjutkan ke sekolah SMA yang sama. Mereka pergi sama-sama. Mengerjakan PR sama-sama. Mereka menjalani bersama tanpa lagi memikirkan perbedaan diantara mereka.Â
Seperti biasa perbedaan karena agama mereka jadikan bercanda. Misalnya  pertanyaan teman Fatimah kepada nya jika nanti kalian menikah apakah Joe akan masuk agamanya.
Fatimah bercanda" Mana mau dia, dia kan anak Bapa" dan dia ceritakan sama Joe. Joe pun tertawa. Begitu juga kalo Joe ditanyakan tentang hal itu, Joe pun bercanda: Fatimah kan anak nabi. Mana mau dia! Begitulah canda mereka.
Hingga di suatu ketika diacara ulang tahun Joe, Fatimah memberikan kejutan spesial membuatkan acara dan membelikan kue ultah spesial dengan mengundang teman-teman mereka juga. Joe sangat suprise dan terkejut dengan sangat bahagia dengan perhatian Fatimah.
Ketika acara dimulai pada sesi doa tiba-tiba Fatimah merasa ada yang aneh. Ketika semua khusuk dengan doa. Dia dan semua temannya menengadahkan tangan  berdoa,  Joe berbeda sendiri, Joe mengepalkan tangannya dan diakhiri tanda salib.Â
Dada Fatimah berdesir. Dia dan Joe berbeda!
***
Joe memacu motornya ditengah hujan lebat. Air mata Joe tumpah seperti derasnya hujan. Fatimah telah pergi. Pindah sekolah. Ayahnya membawanya jauh ribuan mil dari kota Kijang setelah mengetahui hubungan Joe dan Fatimah.
Joe dan Fatimah belum mengerti tentang aturan beragama. Mereka menganggap semua agama sama. Joe menghormati agama Fatimah, selalu rela menunggui fatimah ketika sholat di mesjid raya kijang ketika menungguinya latihan karate. Begitu juga Fatimah yang selalu mengingatkan Joe untuk ke gereja sebelum mereka keluar menikmati senja pada hari Minggu.
Ternyata untuk cinta semua tak bisa dikompromi, Â Joe menyadari bukan karena kami bukan orang yang nggak baik untuk satu sama lain, tapi karena memang Tuhan adalah nomor 1 di atas segalanya.Â
Selamat jalan Fatimah! Semoga ketika kelak bertemu lagi, kita bisa saling memahami. Kita tidak bisa bersatu dalam cinta, namun semoga bisa berteman baik dalam persahabatan. Â Bisik hati Joe.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI