Suasana sore makin membuat romantis suasana. Angin pantai terasa lebih kuat. Joe kemudian membalutkan jakcket hoodie nya ke tubuh Fatimah. Fatimah merasa nyaman dan merasa tersanjung dengan perhatian Joe. Kisah mereka sudah seperti kisah romantis drama korea seperti impian mereka.
***
Akhirnya mereka melanjutkan ke sekolah SMA yang sama. Mereka pergi sama-sama. Mengerjakan PR sama-sama. Mereka menjalani bersama tanpa lagi memikirkan perbedaan diantara mereka.Â
Seperti biasa perbedaan karena agama mereka jadikan bercanda. Misalnya  pertanyaan teman Fatimah kepada nya jika nanti kalian menikah apakah Joe akan masuk agamanya.
Fatimah bercanda" Mana mau dia, dia kan anak Bapa" dan dia ceritakan sama Joe. Joe pun tertawa. Begitu juga kalo Joe ditanyakan tentang hal itu, Joe pun bercanda: Fatimah kan anak nabi. Mana mau dia! Begitulah canda mereka.
Hingga di suatu ketika diacara ulang tahun Joe, Fatimah memberikan kejutan spesial membuatkan acara dan membelikan kue ultah spesial dengan mengundang teman-teman mereka juga. Joe sangat suprise dan terkejut dengan sangat bahagia dengan perhatian Fatimah.
Ketika acara dimulai pada sesi doa tiba-tiba Fatimah merasa ada yang aneh. Ketika semua khusuk dengan doa. Dia dan semua temannya menengadahkan tangan  berdoa,  Joe berbeda sendiri, Joe mengepalkan tangannya dan diakhiri tanda salib.Â
Dada Fatimah berdesir. Dia dan Joe berbeda!
***
Joe memacu motornya ditengah hujan lebat. Air mata Joe tumpah seperti derasnya hujan. Fatimah telah pergi. Pindah sekolah. Ayahnya membawanya jauh ribuan mil dari kota Kijang setelah mengetahui hubungan Joe dan Fatimah.
Joe dan Fatimah belum mengerti tentang aturan beragama. Mereka menganggap semua agama sama. Joe menghormati agama Fatimah, selalu rela menunggui fatimah ketika sholat di mesjid raya kijang ketika menungguinya latihan karate. Begitu juga Fatimah yang selalu mengingatkan Joe untuk ke gereja sebelum mereka keluar menikmati senja pada hari Minggu.