Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Uniknya Vihara Ini yang Ramai Dikunjungi Umat Islam dari Mancanegara

20 April 2017   00:12 Diperbarui: 21 April 2017   04:00 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vihara adalah tempat ibadah umat Buddha. Tapi, uniknya vihara di negeri  ini ramai dikunjungi oleh umat Islam baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Untuk membuktikannya, penulis mengajak anda ke negeri tersebut. Namanya adalah Tanjungpinang, Ibukota Kepuluan Riau. Sebagaimana kita ketahui Provinsi Kepulauan Riau dihuni mayoritas umat Islam. Negeri ini identik dengan etnik melayu. Islam adalah agama wajib bagi orang Melayu. 

Etnik Melayu dan Islam adalah satu kesatuan yang utuh. Di negeri ini kita bisa melihat wajah Islam yang sebenarnya. Islam yang toleran dan Rahmatan Lil Alamin. Umat agama lain seperti Kristen, Buddha, Hindu dan lain-lain hidup berdampingan dengan rukun dan damai dengan pemeluk agama mayoritas. Umat Buddha misalnya, penganutnya berjumlah 6,5 % dari total penduduk Kepri. Namun umat Budha memberi warna tersendiri di Kepri. 

Di Ibu kota Kepri, Kota Tanjungpinang ada sekitar 3 (tiga) Vihara Besar yang terkenal hingga ke luar negeri yang dibangun oleh umat Buddha. Mulai dari Vihara Dharma Sasana yang berusia lebih dari 300 tahun. Di Vihara ini selain Patung buddha terdapat Patung Tangan Seribu, Patung Kera Sakti dan sebagainya. Kemudian Vihara Avalokitesvara yang merupakan Vihara terbesar di Asia Tenggara, dan yang terbaru adalah Vihara Ksitigarbha Budhisatta atau lebih dikenal dengan nama Vihara Patung Seribu.

Vihara-vihara ini selain ramai dikunjungi oleh Umat Buddha baik dari dalam maupun luar negeri untuk beribadah, juga ramai dikunjungi oleh umat Muslim baik dalam maupun mancanegera untuk berekreasi. Lho kok bisa, apa tidak dilarang? Inilah uniknya kerukunan umat di Kota Tanjungpinang dan Kepri umumnya.

Penulis baru-baru ini menyempatkan diri untuk berkunjung ke Vihara Patung Seribu yang baru saja diresmikan pada  Jum,at 10 Februari 2017 lalu oleh Gubernur Kepuluan Riau. Penulis mendapat kabar semenjak diresmikan oleh pengurusnya Vihara ini kemudian dibuka untuk umum. Penulis penasaran karena sebelumnya Vihara ini tertutup. Kalau ingin melihat-lihat harus curi-curi masuk meminta izin kepada pekerja atau penjaganya. Ketertarikan penulis adalah karena disini ada patung seribu dengan mimik wajah berbeda. 

Unik kan? Sekarang Vihara yang dibangun dengan memakan waktu kurang lebih 14 tahun ini, dibuka untuk umum mulai selasa - Minggu mulai pukul 07.00 WIB - 17.30 WIB. Selama itu ramai sekali pengunjung yang datang untuk sekedar berekreasi melihat keunikan patung-patungnya dan model bangunannya, seakan serasa di Negeri Tiongkok,, apalagi di akhir pekan, atau hari-hari libur. Bahkan pengunjung terbanyak adalah umat Islam. 

Untuk berkunjung kesini, membutuhkan waktu lebih kurang 30 menit dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang dengan menggunakan Taksi atau Travel, atau hanya 5 menit dari Bandara Raja Haji Fisabilillah. Vihara ini berada 500 m dari jalan Utama Tanjungpinang - Kota Kijang, Bintan. Sesampai di Vihara ini, anda akan diarahkan oleh petugas parkir yang parkirannya dikelola oleh masyarakat setempat.  Karena Vihara ini berada diatas bukit, maka parkirannya pun agak naik sedikit di pinggang bukit tersebut. Anda harus berhati-hati jika mengendarai kendaraan sendiri karena jalannya cukup terjal. Sewa parkirannya adalah Rp. 5000 untuk sekali parkir. 

Parkiran sebelum Gerbang Masuk Vihara (Dok. Pribadi)
Parkiran sebelum Gerbang Masuk Vihara (Dok. Pribadi)
Dari parkiran anda naik lagi ke atas dan sampai digerbang utama. Di sini anda harus membeli tiket masuk seharga Rp. 5000 per orang. Dari gerbang Utama anda langsung dihadapkan kepada Patung yang tinggi besar. Jika tujuan anda berekreasi, maka anda sudah bisa mulai langsung foto-foto dengan latar patung tersebut dan pintu gerbangnya. Kemudian anda lanjut menyusiri jalan ke arah belakang patung tersebut, yang ada terowongan batu dibelakangnya atau bisa juga anda memutar ke kiri melewati tepi gerbang. Disini anda bisa juga foto-foto dengan latar dinding batu gerbang yang tinggi. 

Gerbang Utama Vihara Patung Seribu (Dok.pribadi)
Gerbang Utama Vihara Patung Seribu (Dok.pribadi)
Berfoto didepan Patung Terbesar (Dok.pribadi)
Berfoto didepan Patung Terbesar (Dok.pribadi)
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sesampai di dalam, anda langsung dihadapkan ke sejumlah patung yang konon jumlahnya 1000 buah. Kalo penulis hitung sebenarnya jumlahnya nggak sampai segitu. Kalo tak percaya silahkan saja pergi kesini dan hitung sendiri. Hehe. Patung-patung tersebut sangat unik, karena memiliki mimik wajah-wajah yang berbeda-beda. 

Umat Buddha menyebut patung-patung tersebut sebagai arahat yaitu murid-murid Budha yang sudah mencapai tingkat kesucian tertinggi untuk mengikuti agama Buddha. Anda juga diperbolehkan untuk foto-foto di sini, hanya saja pengunjung dilarang melewati pagar-pagar yang ada. Tujuannya tentu agar patung-patung terjaga dari tindak jahil pengungjung yang mungkin saja ada. 

Seribu patung di dalam komplek Vihara (dok. pribadi)
Seribu patung di dalam komplek Vihara (dok. pribadi)
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Memutar ke arah kanan, pengunjung bisa belanja minuman dan jajanan lain di satu-satunya kedai di dalam komplek Vihara tersebut. Sambil duduk-duduk di kursi batu dan meja batu yang tersedia di depan kedai tersebut. Selain itu pengunjung bisa naik melewati tangga, di kiri kanan tangga pengunjung bisa menjumpai dua pokok bunga sakura, jika datang sekitar bulan Maret atau April anda bisa dapati bunga sakuranya lagi berbunga. 

Di atas tangga ada tempat ibadah umat Buddha, di sebelahnya ada Patung Kuning dengan kolam ikan dari batu didepannya. Di kolam itu ada ikan emas yang bermain-main berlarian, anak-anak suka sekali memandangi ikan-ikan tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari atas tempat ini, Anda dapat memandang seluruh komplek Vihara ini dengan patung seribunya. Anda bisa saja berkahayal sedang di Negeri Tiongkok atau sedang di Perguruan Shoulin. Terserah anda. Berfoto-foto disini juga sangat unik dengan pemandangan hamparan hijau dan model bangunan vihara ala Tiongkok. Jika anda ingin buang hajat atau ke toilet, jangan takut disebelah kiri ada toilet yang sangat bersih dan gratis. 

Pemandagan dari atas (Dok.pribadi)
Pemandagan dari atas (Dok.pribadi)
Ketika penulis berkunjung ke sini sangat banyak sekali Muslim wisatawan domestik yang berkunjung ditandai dengan penggunaan hijab oleh perempuannya atau berjenggot bagi laki-lakinya. Hehe. Tidak ada larangan bagi pemeluk apapun, etnis suku manapun yang datang ingin berkunjung disini. Yang dilarang disini hanyalah membawa makanan dari luar, merusak bangunan atau patung yang ada, membuang sampah sembarangan, dan tentunya tindakan-tindakan negatif dan melanggar norma lainnya. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Masyarakat sekitar yang beragama Islam bahkan adalah pengelola parkir dan penjaga keamanan Vihara ini. Pengurus Vihara yang rata-rata orang Tiongha mempercayakan keamanan Vihara ini ke masyarakat Muslim sekitar, inilah hebatnya toleransi umat beragama di Negeri Melayu ini. 

Anda tertarik untuk berkunjung? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun