"Saya sendiri pak. Untuk jajan, tak enak kalo minta ma emak, kami kakak beradik banyak. Emak pagi bantu-bantu di pasar dan siangnya jadi tukang cuci. "
Bapakmu?
Bapak dan emak bercerai, pak.
"Oh..maaf, trus emak kamu memperbolehkan, kamu jual koran?" selidik saya.
"Ya, tidaklah pak. Kalau Mak tahu bisa dimarah saya. "
Saya berhenti bertanya sampai disitu. Saya yakin kelak anak ini akan sukses. Saya beri dia duit Rp. 50 ribuan, saya ambil korannya dan sisanya tak saya minta.
"Untukmu, sisihkan untuk beli buku-buku sekolah oke?."
Anak itu mengangguk. "Terimakasih banyak, pak." Katanya dengan wajah sumringah.
Sulit kadang kita mengartikan kehidupan. Kita tidak bisa menilai hidup seseorang hanya dari luarnya saja. Ada cerita "perjuangan gagah perkasa" disana yang kita tidak tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H