Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Anak: Boneka Syifa yang Hilang

14 September 2013   12:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:55 2325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syifa gadis kecil itu lagi merungut di teras rumahnya. Boneka satu-satunya yang dia miliki hilang. Dia tidak mau dibelikan yang baru. Dia maunya bonekanya itu. Seingatnya boneka itu berada bersamanya di depan Televisi ketika menonton acara lagu anak-anak. Namun ketika dia pulang dari bermain boneka itu tak lagi ditemukannya.

"Kan mama dah bilang, kalau Syifa mau pergi main, bonekanya tarok dulu di kamar , jangan tarok sembarangan....." Kata mamanya menasehati.

"iya mama.....biasanya tak pernah hilang...ditarok diruang tamu, ruang makan, ruang keluarga tak pernah hilang....mama nih yang sembunyiin, mama tadi beres-beres rumah kan...ayolaa maaa jangan bercanda...."rengek syifa.

"Eh...mama belum beres-beres rumah lho...mama kan baru pulang kerja. Yang dirumah Syifa ma mbah aja kan......?"

Mbaaaaaaaaaaaaaaaaaaah...!" Syifa berlari ke dapur sambil teriak sekuatnya panggil mbahnya. "Syifa! jangan teriak-teriak kenapa sih! " Mamanya marah.

"Ada apa cah ayu? Kata mbahnya sambil membelai rambut cucunya yang bergelayut manja di kakinya. "Mbah, boneka syifa mana? Mbah simpan dimana?

"Lho...tadi kan bersama syifa? Mbah dari tadi di dapur aja, belum lagi ke tengah rumah! Jelas mbahnya.

"Adduuh....dimana sih! Mata syifa mulai berair. Dia uring-uringan, duduk di meja makan. Lalu turun mejongkok, mengawasi bawah meja makan mencari bonekanya yang hilang. Lalu berlari ke tengah rumah, ambil kursi lalu memanjat kursi itu melihat isi lemari ruang tamu, liat ke atas lemari, dibalik televisi, semua di selidiki. Semua ruangan di telusirinya. Tapi tetap saja tidak jumpa.

"Udahlah...mama ganti yang baru! Nanti habis maghrib kita ke mall....! Ayuh, sholat dulu gih...dah azan tuh! Kata mamanya.

"Tak mau beli yang baru! Ufh.....mana sih!? rungut syifa.

"Syifa....sholat dulu, berdoa agar bonekanya ketemu.......ayuh...sholat ma mbah .." Ajaknya mbah.

Syifa ogah-ogahan, masuk ke kamar mandi lalu berwudhu.  Kemudia sholat bareng mbahnya. Setelah sholat syifa berdoa menengadahkan tangannya. Dia berdoa dengan suara jelas.

"Ya, Allah......tunjukkan boneka syifa dimana.....syifa tak mau boneka itu hilang. Aamiin...".

Setelah itu mbah, mama dan Syifa bersama-sama mencari boneka yang hilang itu. Setiap sudut rumah ditelusuri. Namun tetap juga tidak ketemu.  Syifa mulai putus asa.

"Ma, sepertinya doa syifa belum dikabulkan Tuhan" Keluhnya. Dia termenung duduk di sofa ruang tamu. Dia ingat kata papanya. Doa yang baik pasti dikabulkan Tuhan, karena Tuhan Maha Pengabul doa. Hanya saja doa itu ada yang cepat dikabulkan namun ada juga yang lambat atau  bisa saja diganti dengan yang lebih baik. Semua tergantung dari bagaimana kita mensyukuri rezki yang sudah yang kita peroleh.

"Ahaaa.....Syifa tahu! Ma.....beli boneka yuk? Katanya mengejar mamanya ke kamar.

"Tadi katanya tidak mau diganti, maunya boneka yang lama juga..." Sindir mamanya.

"Iya ma, bukan untuk syifa tapi untuk dedek Aisyah...." Kata Syifa.

"Lho, boneka syifa yang hilang kok malah belikan boneka buat dedek Aisyah?" Tanya mamanya heran.

"Heheee......anu ma...tadi siang dedek Aisyah kerumah dengan mamanya. Lalu minta boneka Syifa, Syifa nggak mau. Habis itu kan boneka kesayangan Syifa. Aisyahnya menangis ma....keras ma tangisnya. Lalu Syifa tinggal aja pergi main......hehe....syifa pelit ya ma?! Kata syifa nyengir.

"Nah, kata papa pelit itu tidak boleh, karena itu sama saja tidak mensyukuri nikmat rezki yang kita dapat" jelas Syifa. Mamanya tersenyum mengucek rambut kepala Syifa. Merekapun pergi ke mall. Membeli boneka baru dan keperluan lainnya. Sekembalinya langsung ke rumah Aisyah, tetangga sebelah rumah.

"Aisyah...maapin kakak ya....tadi tak mau pinjamin bonekanya kakak. Nih buat Aisyah.....! Kata Syifa menyerahkan boneka yang baru dibeli.

"Aduh Nak terimakasih banyak....Bu..maap ya ....jadi ngerepotin...bonekanya Syifa ada sama kami...tadi Aisyahnya tak mau diam tangisnya, jadi saya pinjam bonekanya ma mbahnya Syifa.....!" Kata ibu aisyah, lalu buru-buru ke dalam mengambil boneka Syifa.

Syifa terkejut dan tertawa kegirangan. "Hahaa..itu dia boneka syifa! "Langsung memeluk bonekanya. "Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah...."

Sesampai dirumah Syifa langsung berlari menjumpai mbahnya. "Mbah....bonekanya dah ketemu, ada sama Aisyah...tadi dipinjam mamanya."

"Oiya.....lali aku....! Kata mbahnya sambil tepok jidat sendiri. Semuapun ketawa.

Selalu ada tawa untuk mereka yang bersyukur.

Tanjung Pinang, 14 September 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun