Syuhaimi juga menyadari pentingnya UMKM dalam perekonomian lokal. Ia berencana untuk memberikan dukungan melalui akses ke pembiayaan, pelatihan bisnis, dan pemasaran untuk membantu UMKM tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi dan sumber lapangan kerja yang signifikan di Aceh Singkil.
Selain itu, Syuhaimi ingin memanfaatkan potensi sumber daya alam Aceh Singkil secara bertanggung jawab. Ia berencana untuk menerapkan praktik pertambangan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan dan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Syuhaimi juga mengakui pentingnya infrastruktur yang memadai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, ia berencana untuk memperbaiki dan membangun jalan, jembatan, dan fasilitas transportasi lainnya untuk memudahkan pergerakan barang dan jasa, serta meningkatkan konektivitas antar daerah.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan terpadu, Syuhaimi berharap dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, meningkatkan investasi, dan pada akhirnya, memajukan ekonomi Aceh Singkil serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Untuk mengatasi masalah pengangguran di kalangan pemuda di Aceh Singkil, Syuhaimi telah mengusulkan serangkaian inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan peluang kerja dan mendorong kewirausahaan. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan sektor agroindustri, khususnya melalui pendirian pabrik kelapa sawit yang merupakan usaha patungan putra daerah. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga menambah nilai ekonomi bagi produk pertanian lokal. Selain itu, Syuhaimi berencana untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam Aceh Singkil secara bertanggung jawab, dengan menerapkan praktik pertambangan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan demikian, kegiatan ekonomi tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Syuhaimi juga mengakui pentingnya pendidikan dan pelatihan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan industri. Ia ingin memperkuat lembaga pendidikan dan pelatihan vokasional untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. Ini akan membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, ia berencana untuk memberikan dukungan kepada UMKM melalui akses ke pembiayaan, pelatihan bisnis, dan pemasaran untuk membantu UMKM tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi dan sumber lapangan kerja yang signifikan di Aceh Singkil.
Syuhaimi juga ingin memanfaatkan potensi pariwisata Aceh Singkil dengan mempromosikan daerah sebagai destinasi wisata yang menarik. Pengembangan infrastruktur pariwisata, seperti pembangunan hotel dan fasilitas rekreasi, diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Ia juga berencana untuk mengembangkan klaster industri yang terintegrasi, yang akan memungkinkan pengolahan bahan baku lokal menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan terpadu, Syuhaimi berharap dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, meningkatkan investasi, dan pada akhirnya, memajukan ekonomi Aceh Singkil serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Di Aceh Singkil, sektor pertanian merupakan salah satu pilar penting dalam ekonomi lokal, dan ada beberapa inisiatif yang dirancang untuk memperkuat sektor ini. Salah satu program yang menonjol adalah Program Sustainable Living Village (SLV), yang merupakan kerjasama antara Apical, pengolah minyak nabati terkemuka, dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH). Program ini bertujuan untuk menciptakan model penghidupan yang berkelanjutan melalui kolaborasi dengan mitra, komunitas, dan warga desa, dengan fokus pada meningkatkan ketahanan masyarakat dan keberlanjutan penghidupan. Program SLV berfokus pada menciptakan dampak lingkungan yang positif, mengisi kesenjangan pengetahuan, dan mengurangi ketidaksetaraan melalui inisiatif utama yang disesuaikan dalam meningkatkan penghidupan, perlindungan hutan, mengemudi transformasi rantai pasokan, dan mendukung kolaborasi lanskap melalui Production, Protection, dan Inclusion (PPI) Compact.
Selain itu, ada upaya untuk menggenjot ketahanan pangan di Aceh Singkil, yang diwujudkan melalui gerakan masyarakat menanam. Gerakan ini diwujudkan dengan memberi contoh melalui gerakan menanam tanaman pangan demplot di setiap kecamatan, yang semangatnya digelorakan oleh Penjabat Bupati Aceh Singkil. Ini menunjukkan komitmen lokal untuk meningkatkan produksi pangan dan kemandirian masyarakat dalam sektor pertanian.
Pemerintah setempat juga telah menunjukkan dukungan terhadap inisiatif yang memacu pertumbuhan agroindustri dan industri kreatif, yang merupakan langkah penting dalam pemulihan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ini termasuk peningkatan kualitas pelayanan publik dan penanggulangan bencana serta pelestarian lingkungan hidup, yang semuanya memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap sektor pertanian.