Mohon tunggu...
Ulul Husna
Ulul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga yang nyambi menjadi Guru dan cerpenis

Saving the world means saving children's future

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perbedaan Sekolah Negeri dan Swasta Berdasarkan Tempat

28 Mei 2022   19:35 Diperbarui: 29 Mei 2022   19:15 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SMA favorit. (sumber: Shutterstock/Ibenk_88 via kompas.com)

Berbicara tentang perbedaan sekolah negeri dengan sekolah swasta, kita tidak bisa serta merta mengesampingkan tempat di mana sekolah tersebut berdiri.

Ada perbedaan signifikan antara sekolah-sekolah tersebut jika dibandingkan dengan tempatnya. Biasanya, tempat yang menjadi pembeda adalah antara sekolah yang berada di perkotaan dengan sekolah yang di daerah; di desa atau pinggiran kota.

1. Perbedaan Sekolah Negeri dan Swasta di Perkotaan

Jika kita melihat di daerah perkotaan, misalnya di pusat ibu kota Jakarta, maka akan sangat banyak sekolah swasta yang bahkan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan sekolah negeri; baik itu di bidang sarana prasarana, lingkungan belajar, pengajar atau guru, juga beragam prestasi.

Jika di sekolah negeri, seluruh biaya operasional dioperasikan oleh pemerintah, sehingga para siswa bisa bersekolah secara gratis---meskipun ada sebagian pungutan yang dibebankan kepada siswa.

Sedangkan untuk sekolah swasta yang didirikan oleh lembaga swasta yang secara finansial siap untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaiknya, para orang tua siswa tidak akan segan untuk mengeluarkan banyak biaya demi fasilitas juga lingkungan sekolah yang memadai.

Terkadang, fasilitas-fasilitas tersebut tidak dapat ditemui di sekolah negeri; seperti kolam renang, lapangan yang beragam fungsi, juga ruang olah raga yang lengkap.

Belum lagi sekolah swasta yang berstandar internasional, tentu akan didominasi oleh orang-orang berada, seperti para pengusaha, pun tenaga asing yang bekerja di Indonesia, yang tidak akan setengah hati menggelontorkan biaya yang besar untuk pendidikan anaknya.

Menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk setiap mata pelajaran, maka bisa dibilang sekolah-sekolah internasional ini akan lebih maju jika dibandingkan dengan sekolah negeri.

Meskipun tak melulu para siswa yang bersekolah di sekolah negeri disebut sebagai anak-anak yang kurang pintar, tetapi sarana prasarana dan tenaga pendidik yang mumpuni akan sangat berpengaruh pada prestasi setiap siswanya.

2. Perbedaan Sekolah Negeri dan Swasta di Daerah

Jika di perkotaan---khususnya Jakarta---sekolah swasta cenderung lebih baik dan lebih mahal jika dibandingkan dengan sekolah negeri, maka lain halnya perbandingan antara sekolah negeri dan swasta di daerah luar perkotaan, baik itu di desa atau di pinggiran kota.

Tak jarang, sekolah negeri menjadi pilihan favorit para orang tua untuk pendidikan anak-anaknya seperti yang disebutkan di atas tadi, jika sekolah negeri, seluruh sarana prasarananya disediakan oleh pemerintah.

Maka tak heran, pada sekolah negeri di daerah akan memaksimalkan dana dari pemerintah demi kelayakan fasilitas pembelajaran dan lingkungan sekolah, seperti UKS, laboratorium komputer atau juga perpustakaan yang memadai untuk para siswanya.

Oleh sebab itu, banyak siswa-siswa berprestasi dari daerah dicetak sekolah negeri ini. Juga para tenaga pendidik yang rata-rata adalah ASN atau Aparatur Sipil Negara yang digaji oleh pemerintah.

Sekolah tak perlu menggelontorkan biaya untuk menggaji mereka, sehingga mampu mengoptimalkan dana dari pemerintah untuk kemajuan sekolahnya.

Berbeda dengan sekolah negeri, sekolah swasta yang seluruh sarana prasarananya, baik itu fasilitas mengajar, biaya operasional, dan gaji guru, ditanggung oleh sekolah itu sendiri.

Namun, berbeda dengan sekolah swasta di perkotaan (dalam hal ini Jakarta), di daerah; desa dan pinggiran kota, sumber daya manusia yang rata-rata tingkat tataran ekonomi para wali muridnya adalah menengah ke bawah, sekolah tak bisa serta merta mengharapkan biaya operasional sekolah dibebankan kepada para orang tua siswa tersebut.

Mau tak mau sekolah harus menggratiskan seluruh biaya tersebut, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2, UU Sisdiknas Pasal 11 Ayat 2, Pasal 34 Ayat 2, dan Pasal 46 Ayat 1, yang artinya, pendidikan dasar itu gratis bagi semua warga negara Indonesia. Maka sekolah-sekolah swasta ini pun menggratiskan para siswanya untuk belajar.

Otomatis sekolah swasta ini mengandalkan dana dari pemerintah untuk memenuhi segala fasilitas dan sarana prasaranya, juga kebutuhan sekolah yang diambil dari Biaya Operasional Siswa.

Semakin banyak siswa yang diperoleh, maka akan semakin banyak pula biaya operasional yang diperoleh demi memenuhi fasilitas belajar mengajar juga sarana prasarana yang memadai.

Lalu, apa yang melatar belakangi pendirian awal sekolah swasta yang biasanya didirikan oleh yayasan-yayasan keluarga tersebut? Yaitu adalah minimnya fasilitas pendidikan, dalam hal ini sekolah, di daerah pedesaan atau pinggiran kota.

Jarak yang jauh antara sekolah dengan permukiman warga menciptakan satu gairah bagi sebagian atau sekelompok orang untuk mendirikan sekolah swasta tersebut.

Maka, meskipun dengan keterbatasan biaya, sekolah ini didirikan dengan harapan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak di desa maupun di pinggiran kota.

Maka, tak seperti sekolah swasta yang berada di perkotaan, sekolah swasta di daerah ini cenderung memiliki kualitas yang kurang baik jika dibandingkan dengan sekolah negeri.

Meskipun secara kurikulum pembelajaran tak ada bedanya dengan sekolah negeri, tetapi tentu saja fasilitas belajar dan lingkungan sekolah yang memadai akan berpengaruh bagi prestasi para siswanya.

Namun, meskipun ada perbedaan-perbedaan antara sekolah negeri dengan swasta, baik yang berada di perkotaan maupun di desa dan pinggiran kota, satu hal yang harus digaris bawahi, jika sekolah-sekolah tersebut memiliki satu tujuan yang saya, yaitu mencerdaskan anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun