Mohon tunggu...
Albert Wijaya
Albert Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Follow my Twitter : @daridebubintang

Follow my Twitter : @daridebubintang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelajaran Eksistensialisme dari Qoheleth: Berdansa di Tengah Keabsurdan Hidup

6 April 2021   12:59 Diperbarui: 6 April 2021   13:12 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : https://www.freepik.com/

Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.                 

Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi." 

(Pengkhotbah 3 : 19-21)

 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. 

(Pengkhotbah 9 :10)

Topik "afterlife" atau kehidupan setelah kematian adalah salah satu topik yang paling menarik bagi umat manusia. Manusia merupakan satu-satunya spesies yang paling banyak menginvestasikan waktu, tenaga, dan sumber dayanya untuk topik yang satu ini. Insting dan kerinduan untuk survive selama-lamanya adalah proses yang dihasilkan oleh proses evolusi melalui seleksi alam. Agama, filsafat, dan ideologi lahir sebagai usaha untuk menjawab kerinduan akan afterlife ini. Setidak-tidaknya ada 2 konsep afterlife yang paling banyak diyakini oleh sebagian besar umat manusia. Yang pertama adalah konsep surga dan neraka. Yang kedua adalah reinkarnasi.

Qoheleth mempunyai pemahaman akan afterlife yang berbeda. Bagi Qoheleth, kehidupan kita di dunia ini mungkin adalah semua yang kita punya. Bagi beberapa agama, kehidupan di dunia ini hanyalah persiapan untuk dunia yang akan datang. Kehidupan yang sejati dan sebenarnya belum dimulai. Sedangkan bagi yang meyakini reinkarnasi, kehidupan kita sekarang akan berdampak pada kelahiran kita selanjutnya di dunia ini juga. Ada banyak orang-orang yang bercerita tentang pengalaman dan penglihatan tentang surga dan neraka. Ada juga penelitian saintifik tentang reinkarnasi. Namun bukti-bukti yang ada tidak dirasa cukup bagi sains untuk menyimpulkan bahwa ada afterlife apapun itu bentuknya.

Qoheleth berkata bahwa di dunia orang mati tidak apapun. Artinya kehidupan kita sekarang adalah satu-satunya kesempatan kita. Sains modern sejauh ini sepakat dengan Qoheleth bahwa dunia material adalah satu-satunya yang ada dan kematian adalah akhir dari segala-galanya.

"Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah."

(Pengkhotbah 2 : 24)

"Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun