Mohon tunggu...
Albertus Handy
Albertus Handy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Content Creator, Editor

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran AI dalam Jurnalisme Multimedia untuk Menangkal Berita Hoax

16 Oktober 2022   21:28 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:36 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Albertus Handy

Jurnalisme pada masa ketika internet belum masuk ke Indonesia, pastinya dalam proses penyampaian berita atau informasinya masih menggunakan media cetak, bahkan setelah itu menggunakan Televisi dalam bentuk audio dan visual. Namun ketika internet muncul, banyak media-media yang menggunakan internet ini untuk membuat suatu media online, contoh pioner media online pertama di Indonesia adalah Republika, dengan dibantu oleh pioner jasa internet pertama di Indonesia yaitu PT Rahajasa Media Internet (Radnet), Republika berhasil meluncurkan media online nya yang bernama Republika Online, dari sisi desain web dibantu juga oleh Radnet.

 Republika juga sudah menganut sistem konvergensi media yang didalamnya terdapat beberapa elemen seperti teks, audio, visual, dan infografis. Media online dulu sejak awal peluncurannya belum mengenal pengunggahan berita secara real time atau mengunggah berita dengan cepat dan up to date. 

Kemudian banyak media-media yang menerapkan dalam websitenya jurnalisme multimedia seperti Kompas.com, Tempo.com, Detik.com dan sebainya. Widodo (2020) Jurnalisme Multimedia merupakan suatu jurnalisme yang mengkombinasikan beberapa media seperti teks, foto, video, audio, dan juga infografis. Dalam perkembangannya jurnalisme ini semakin mudah diakses dan juga mudah untuk membuat suatu informasi.

Dengan kemudahan dalam membuat berita tersebutlah menjadikan boomerang bagi masyarakat karena, adanya kemudahan tersebut bisa saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab bisa membuat dan menyebarkan informasi atau berita palsu ke jejaring internet. 

Banyaknya penduduk Indonesia yang menggunakan internet, maka sangatlah riskan terjadi pemberitaan palsu yang beredar, menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebanyak 171,17 juta jiwa dari 264 Jiwa di tahun 2019, telah menggunakan internet dalam kegiatannya sehari-hari.

Selain kemajuan teknologi dalam bidang jurnalisme, teknologi lain juga memiliki manfaat dalam jurnalisme itu sendiri salah satunya adalah AI (Artificial Intelligence). AI sendiri adalah suatu kecerdasan buatan yang mampu mengimbangi kemampuan dari manusia, dalam penerapannya AI bisa digunakan dalam pembelajaran, pemecahan masalah, serta pengenalan pola. Hadirnya AI ini untuk jurnalisme mampu membantu beberapa bidang.

Mengenal AI

AI (Artificial Intelligence) menurut (Pasaribu & Widjaja, 2022 : 1) merupakan kecerdasan buatan yang berada dalam salah satu cabang ilmu mengenai komputer. AI memiliki kemampuan untuk bisa memecahkan masalah atau persoalan yang rumit atau sulit dengan cara kerjanya tetap dijalankan oleh manusia. Definisi lain dari kecerdasan buatan merupakan teknologi bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin komputer dapat melaksanakan pekerjaan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Cara kerja dari AI ini meniru karakteristik, analogi serta proses berpikir dari kecerdasaan manusia, dengan cara mempraktekan algoritma yang diketahui oleh komputer.

AI diciptakan oleh John McCarthy pada tahun 1956 yang menyatakan bahwa AI merupakan ilmu serta teknik dari pembuatan mesin yang cerdas khususnya dalam program komputer. AI dalam perkembangannya juga membantu kerja dari manusia bisa dalam bidang teknologi, bisnis dan yang lainnya.

 Contohnya dalam bidang teknologi dan bisnis, AI digabungkan dengan perangkat digital akan menjadikan produk tersebut jadi lebih pintar, seperti smartphone yang sering kita jumpai, contohnya yaitu Samsung, Apple, dan merek yang lainnya. Tidak hanya itu AI juga membantu menunjang keamanan dalam kendaraan seperti yang digunakan oleh merek mobil terkenal yaitu Tesla dan juga Volvo.

Dalam cara kerjanya AI untuk bisa menyamai dengan kecerdasan manusia diperlukan data yang banyak atau Big Data, seperti pada yang digunakan dalam Online Shop yaitu Bukalapak, mereka menggunakan Big Data untuk mengetahui petunjuk barang yang dicari sesuai dengan kebutuhan dari konsumen. 

Hal itu dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari konsumen, yang selanjutnya diproses, dianalisis, dan diolah sedemikian rupa untuk AI bisa tahu apa yang diinginkan oleh konsumen, selain itu Big Data ini juga memunculkan barang-barang yang disukai oleh konsumen juga.

AI dalam Jurnalisme Multimedia

Selain membantu pekerjaan manusia dalam bidang teknologi dan bisnis, AI juga bisa merambah dalam dunia jurnalisme multimedia. Widodo (2020:38) AI sudah mulai masuk dalam industri berita. Associated Press juga menjelaskan jika banyak berita yang laporannya dtulis menggunakan teknologi software AI. 

Menurut Garling, 2015 dalam (Widodo 2020:38) juga menjelaskan bahwa AI dapat membantu manusia untuk bisa mengetahui sesuatu yang penting contohnya adalah breaking news dalam informasi di media sosial seperti facebook dan juga twitter, hal tersebut di klaim oleh aplikasi Banjo. 

 Di Indonesia sendiri AI dapat membantu dalam penulisan konten berita, AI tersebut bekerja seperti robot yang mampu mengumpukan, menganalisis, merangkum berbagai konten yang ada di internet yang berguna untuk membantu tim redaksi. AI ini digunakan pertama kali oleh media Beritagar.id yang berubah menjadi Lokadata.id pada awal Desember 2019 lalu.

 (Amran, 2018) AI mampu menghasilkan berita secara otomatis, bahkan dalam peneltiannya Clewall (2015), sulit membedakan mana berita yang dibuat oleh jurnalis dan yang dibuat oleh AI, namun tentunya dari segi kualitas, konten yang dibuat oleh jurnalis asli lebih menarik dibandingkan yang dibuat oleh AI.

Selain bisa membantu tim redaksi dalam mengumpulkan, menganalisis, serta merangkum berbagai konten berita yang ada di internet, AI juga bisa menganalisis berita tersebut palsu atau berita valid. 

Seperti yang kita ketahui di era digital ini, banyak berita-berita yang sudah menggunakan media online, bahkan setiap orang bisa menuliskan beritanya, oleh karena itu dengan kemudahan tersebut AI diharapkan mampu membantu kerja dari manusia untuk bisa mendeteksi berita hoax atau tidak.

Dalam pengecekan suatu informasi, media-media biasanya menggunakan situs seperti Snopes dan  Politifact utnuk mengetahui kebenaran suatu berita, namun kelemahannya adalah memakan banyak waktu.

 Oleh sebab itu, para peneliti dari Amerika Serikat tepatnya di Massachusetts Intiture of Technology (MIT) dan dari Qatar sedang mengembangkan perangkat AI atau sistemnya yang menggunakan pembelajaran mesin. 

Dengan mengelola sistem tersebut para peneliti juga melakukan penelitian dalam sebuah situs berita, apabila situs tersebut sudah memberitakan berita palsu sebelumnya, terdapat kemungkin situs tersebut akan mempublikasikan nya lagi. 

Mereka juga berpendapat bahwa sumber dari berita palsu ini lebih sering menggunakan kata-kata serta beberapa frasa yang hyperbola, subjektif bahkan emosional, yang mampu memancing para pembaca untuk membaca atau melihat berita tersebut.

Menurut (Chairunnisa, Radityo, Wicaksono, & Ayyasy, 2021 : 179) dalam prosesnya untuk mendeteksi berita itu palsu atau tidak, AI tentunya menggunakan data base. Kemampuan dan keakuratan dari algoritma juga diperlukan untuk dapat membedakan suatu berita.

Jadi dengan hadirnya AI dalam dunia jurnalisme ini bisa membantu kita dalam menyeleksi berita yang benar atau berita palsu, dengan data base serta algoritma yang tepat ini sangatlah efektif dalam mendeteksi kebenaran berita di era yang serba digital dan mudah dalam percepatan pembagian informasi ini.

Daftar Pustaka

Ariestyani, K. (2019). MENINJAU AUTOMATED JOURNALISM: TANTANGAN DAN
PELUANG DI INDUSTRI MEDIA DI INDONESIA. Konvergensi: jurnal ilmiah ilmu
komunikasi, 1(1), 51-65.

Amran, S. O. (2018). Jurnalisme Robot dalam Media Daring Beritagar. id. Iptek-Kom, 20(2),
169-182.

Damayanti, L. P. (2017). Praktik Jurnalisme pada Situs Kurasi Berita (Studi Kasus Praktik
Jurnalisme Berbasis Teknologi Artificial Intelligence pada Situs Beritagar. id) (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Edwin, Y. (2018). Kini, AI bisa deteksi sumber hoaks. Beritagar.id. Diakses dari https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/kini-ai-bisa-deteksi-sumber-hoax

Pasaribu, M., & Widjaja, A. (2022). Artificial Intelligence: Perspektif Manajemen Strategis. Kepustakaan Populer Gramedia.

Chairunnisa, C., Radityo, H., Wicaksono, H. R., & Ayyasy, S. T. (2021). Penerapan Algoritma pada Artificial Intelligence sebagai Upaya Menangani Penyebaran Hoax. CAKRAWALA, 15(2), 174-187.

Widodo, Y. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun