berita atau informasinya masih menggunakan media cetak, bahkan setelah itu menggunakan Televisi dalam bentuk audio dan visual. Namun ketika internet muncul, banyak media-media yang menggunakan internet ini untuk membuat suatu media online, contoh pioner media online pertama di Indonesia adalah Republika, dengan dibantu oleh pioner jasa internet pertama di Indonesia yaitu PT Rahajasa Media Internet (Radnet), Republika berhasil meluncurkan media online nya yang bernama Republika Online, dari sisi desain web dibantu juga oleh Radnet.
Jurnalisme pada masa ketika internet belum masuk ke Indonesia, pastinya dalam proses penyampaian Republika juga sudah menganut sistem konvergensi media yang didalamnya terdapat beberapa elemen seperti teks, audio, visual, dan infografis. Media online dulu sejak awal peluncurannya belum mengenal pengunggahan berita secara real time atau mengunggah berita dengan cepat dan up to date.Â
Kemudian banyak media-media yang menerapkan dalam websitenya jurnalisme multimedia seperti Kompas.com, Tempo.com, Detik.com dan sebainya. Widodo (2020) Jurnalisme Multimedia merupakan suatu jurnalisme yang mengkombinasikan beberapa media seperti teks, foto, video, audio, dan juga infografis. Dalam perkembangannya jurnalisme ini semakin mudah diakses dan juga mudah untuk membuat suatu informasi.
Dengan kemudahan dalam membuat berita tersebutlah menjadikan boomerang bagi masyarakat karena, adanya kemudahan tersebut bisa saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab bisa membuat dan menyebarkan informasi atau berita palsu ke jejaring internet.Â
Banyaknya penduduk Indonesia yang menggunakan internet, maka sangatlah riskan terjadi pemberitaan palsu yang beredar, menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebanyak 171,17 juta jiwa dari 264 Jiwa di tahun 2019, telah menggunakan internet dalam kegiatannya sehari-hari.
Selain kemajuan teknologi dalam bidang jurnalisme, teknologi lain juga memiliki manfaat dalam jurnalisme itu sendiri salah satunya adalah AI (Artificial Intelligence). AI sendiri adalah suatu kecerdasan buatan yang mampu mengimbangi kemampuan dari manusia, dalam penerapannya AI bisa digunakan dalam pembelajaran, pemecahan masalah, serta pengenalan pola. Hadirnya AI ini untuk jurnalisme mampu membantu beberapa bidang.
Mengenal AI
AI (Artificial Intelligence) menurut (Pasaribu & Widjaja, 2022 : 1) merupakan kecerdasan buatan yang berada dalam salah satu cabang ilmu mengenai komputer. AI memiliki kemampuan untuk bisa memecahkan masalah atau persoalan yang rumit atau sulit dengan cara kerjanya tetap dijalankan oleh manusia. Definisi lain dari kecerdasan buatan merupakan teknologi bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin komputer dapat melaksanakan pekerjaan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Cara kerja dari AI ini meniru karakteristik, analogi serta proses berpikir dari kecerdasaan manusia, dengan cara mempraktekan algoritma yang diketahui oleh komputer.
AI diciptakan oleh John McCarthy pada tahun 1956 yang menyatakan bahwa AI merupakan ilmu serta teknik dari pembuatan mesin yang cerdas khususnya dalam program komputer. AI dalam perkembangannya juga membantu kerja dari manusia bisa dalam bidang teknologi, bisnis dan yang lainnya.
 Contohnya dalam bidang teknologi dan bisnis, AI digabungkan dengan perangkat digital akan menjadikan produk tersebut jadi lebih pintar, seperti smartphone yang sering kita jumpai, contohnya yaitu Samsung, Apple, dan merek yang lainnya. Tidak hanya itu AI juga membantu menunjang keamanan dalam kendaraan seperti yang digunakan oleh merek mobil terkenal yaitu Tesla dan juga Volvo.
Dalam cara kerjanya AI untuk bisa menyamai dengan kecerdasan manusia diperlukan data yang banyak atau Big Data, seperti pada yang digunakan dalam Online Shop yaitu Bukalapak, mereka menggunakan Big Data untuk mengetahui petunjuk barang yang dicari sesuai dengan kebutuhan dari konsumen.Â