Air cucian beras atau yang sering dikenal dengan istilah leri merupakan sisa air yang diperoleh dari proses pencucian beras. untuk mendapatkan air cucian beras atau leri ini sangalah mudah, karna hampir seluruh masyarakat indonesia menggunakan beras sebagai salah satu makanan pokok yang memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi dibandingkan dengan makanan pokok lainnya seperti jagung dan ubi. Tetapi ternyata air cucian beras atau leri hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang berguna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan masyarakat di desa maupun di kota.
Padahal  air cucian beras atau leri sebenarnya memiliki manfaat yang begi banyak, dimana air cucian beras atau leri sangat banyak mengandung senyawa-senyawa organik yang berguna, seperti karbohidrat yang masih bisa dimanfaatkan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju. Sangat banyak penelitian yang membahas tentang kandungan unsur hara yang yang terkandung didalam air cucian beras atau leri. Hal ini terbukti dengan adanya pembuatan bioetinol dengan menggunakan bahan baku air cucian beras atau leri, pupuk organik cair, media pertumbuhan jamur dalam budidaya jamur tiram maupun bahan baku yang lainnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh universitas muhamaddiah semarang (UNIMUS) yang menyatakan bahwa air cucian beras atau leri memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, diantaranya karbohidrat berupa pati 85-90%, lemak, protein gluten, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi. Air cucian beras atau leri mengandung vitamin seperti niacin, riboflafin, pridoksin, dan thiamin, serta mineral seperti Ca, Mg dan Fe yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur.
Kandungan air beras atau leri
Komposisi
Jumlah (%)
Kabohidrat
90
Protein
8,77
Lemak
1,09
Vitamin B 1
70
Vitamin B3
90
Vitamin B6
50
Mangan (Mn)
50
Fosfor (f)
60
Zat Besi (Fe)
50
Magnesium (Mg)
14,525
Kalium (K)
0,02
Calsium (Ca)
2,94
      Sumber : (Wardiah,2014).
Adapun manfaat dari kandungan mineral yang terkandung dalam air cucian beras atau leri sebagai berikut: 1) Mangan (Mn) memiliki fungsi sebagai salah satu komponen yang membantu memperlancar proses asimilasi pada tanaman. 2) Fosfor (F) memiliki fungsi untuk membantu proses pertumbuhan akar pada benih tanaman dan tanaman muda. 3) Zat besi (Fe) sebagai salah satu alat pernafasan pada tanaman. 4) Magnesium (Mg) memiliki peran sebagai transportasi  fosfat dalam tanaman. 5) Kalium (K) membantu memperkuat tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. 6) Calsium (Ca) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang, akar, dan biji pada pertumbuhan tanaman.Â
Proses fermentasi pada air cucian beras atau leri dapat dilakukan dengan mengumpulkan air cucian beras atau leri pada tong yang ditambahkan dengan cairan EM4 yang berfungsi sebagai pertumbuhan organisme pengurai bahan organik, maupun penyimpanan air cucian beras atau leri kedalam tong tanpa ditambahkan dengan cairan/ atau bahan pengurai lainnya.
Air cucian beras atau leri yang sudah maupun yang belum melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemupukan bagi berbagai jenis tanaman. Sehingga tanpa mengeluarkan biaya tambahan masyarakat ataupun khususnya para petani bersekala kecil maupun  besar dapat mencukupi nutrisi yang dibutuhkan tanaman dengan hanya memanfaatkan limbah rumah tangga yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja yang tanpa disadari ternyata memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan tanaman.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan kebutuhan nutrisi bagi tanaman petani tidak harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mencukupi kebutuhan hara pada tanaman, ternyata hanya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga berupa air cucian beras atau leri petani sudah dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H